24. Mencintaimu

13K 503 6
                                    

Ana PoV

Hari sudah pagi mas Rahman mengajakku berlari pagi. Menimati indahnya sunrise di pagi hari. Seperti biasa pakaian ku tetap memakai gamis panjang warna maroon. Dengan jilbab panjang sampai bawah.

Aku tak menyangka mas Rahman membelikan gamis gamis baru dan bagus bagus. Selera suamiku memang bagus.

"Lihatlah matahari itu sama sepertimu sayang".

"Kok bisa? sama sama cantik ya?".

"Ahahaa enggak lah".

"Lah terus?".

"Sama sama sumber kebahagiaan yang setiap saat aku syukuri".

Aku menatapnya tak percaya dia bisa berkata begitu.

"Gak kesambet nih?". Tanyaku

"Enggak lah yang"

"Kirain. Tumben banget soalnya mas bilang gitu".

"Emang gaboleh gitu kalau sama istri sendiri". Tanya nya padaku masih menatap mataku.

"Boleh kok. Yang gak boleh sama istri orang ahahahaa".

Mas Rahman tertawa sambil memelukku.

"Dasar cemburuan".

"Biarin daripada kamu possesive". Ledekku.

"Enggak ya mas gak gitu".

"Maca ci?". Aku menggodanya dengan mengecilkan suaraku.

"Ututuu.. iya cayangnya akoeh". Kata kata mas Rahman membuat ku tertawa sekaligus geli.

"Mas ihhh.. geli aku jangan gitu ngomongnya". Protesku

"Kenapa si sayang?".

Aku tak menjawab hanya menatap indah mentari pagi ini dengan orang yang tercinta. Semoga saja aku akan tetap merasakan indahnya kebersamaan bersamanya.

Aku tak akan pernah egois aku ingin selalu mengerti, memahami, dan mencintai suamiku. Ini baru hari ke 2 semoga hari ini tidak berlalu cepat. Agar aku selalu bisa bersamanya. Dipelukanya dan menatap senyum indah di bibirnya.

***

Rahman Pov.

Aku tau tatapan matanya karena merasa bahagia. Aku harap aku telah jatuh cinta dan tak akan kehilangannya. Aku harap aku selalu melihat tertawanya dan sifat manjanya. Aku ingin bersamanya walaupun nantinya akan banyak rintangan yang akan ku hadapi.

Semoga saja ini bukan terakhir aku melihat senyumnya.

"Jangan berhenti tersenyum". Ucapku.

"Kenapa?".

"Aku takut tak bisa melihatnya lagi". Entah kata dari mana yang jelas aku ingin selalu melihatnya tersenyum.

"Aku akan tetap tersenyum. Apapun ujiannya apapun kejadiannya karena aku gamau mas sedih".  jelasnya membuatku terharu.

"Bernarkah? Apakah kamu tidak berbohong". Yakinku padanya.

"Mengapa aku harus bersedih sedangkan mas begitu menyayangiku". 

Kupeluk tubuh nya di pinggir pantai dengan suasana yang sunyi hanya ombak dan angin yang menjadi saksi diantara kami.

"Jangan pernah tinggalin aku mas". Ujarnya padaku.

"Tentu. Aku mencintaimu sayang". Ucapku penuh keseriusan.

"I love you more". Jawabnya padaku.

"Jangan bersedih untukku sayang. Aku tak ingin senyum indahmu hilang".

"Baiklah apapun demi kamu".

Aku mencium kepalanya dan kami kembali ke penginapan. Karena tidak tahan udara dingin yang menerpa. Angin kencang yang membawa udara dingin dan kencangnya ombak.

Aku merasa akan kehilangan senyumnya. Kini baru ku sadari membangun cinta itu lebih indah daripada jatuh cinta. Setidaknya aku tidak akan jatuh dan kehilangan harapan. Bersamanya ku tahu bahwa kehangangatan sikapnya meluluhkan hatiku. Hanya dalam satu tatapan bisa mencairkan es dalam diriku.

"Mas aku bosen liat tv terus".

"Terus kita mau ngapain sayang?". Tanyaku padanya.

"Aku mau makan deh. Beliin makanan sama camilan ya mas sekalian es kelapa nya".

"Siap bu bos". Aku pun membelikan istriku pesanannya.

Kini aku membawa ayam bakar dan es kelapa muda. Tak lupa camilan kita ada es krim, siomay, roti bakar dan banyak lagi. Aku meminta bantuan pelayan untuk membawakan sisanya.

"Udah datang sayang". Ana kaget melihat banyak makanan yang ku bawa untuknya.

"Wahhh ... enak ihh mana es nya keliatan seger banget".

Ana merebut es nya akupun langsung mengingatkan nya.

"Bismillah dulu sayang". Ana pun tak jadi meminumnya.

"Hehe ... iya mas maaf bismillahirohmanirrohim".

Kulihat istriku membuka laptopnya dan menonton ayat ayat cinta 2. Entah berapa kali ia sering sekali menonton film itu.

Dan kalian pasti tau sudah pasti dia baper dan menangis terisak isak.

"Huaaaa... hikss... mas liat mereka bisa bersama padahal sudah terpisah dan mengalami banyak ujian hidup. Kenapa tegar sekali melihat suaminya menikah lagi". Ucapnya sambil menangis dan dengan kesal.

"Kebiasaan bapernya deh". Ucapku mengelus kepalanya yang kini tidak memakai jilbab." Sudah sayang jangan dibawa perasaan mulu mending liatin mas sini ututuuuu.. sayangku". Ucapku membuatnya tertawa.

"Ihhh kebiasaan deh".

"Hehee ketawa dong jangan nangis mulu jelek kan jadinya tambah jelek plus plus tau gak". Godaku padanya.

"Emang aku jelek.. puas". Ana sangat kesal sekali.

"Ahahhaaa sadar diri akhirnya". Aku tertawa keras sekali. "Enggak enggak sayang istriku tuh cantik banget buktinya aku bisa jatuh cinta". Tambahku.

"Gombal". Jawabnya ketus.

Aku hanya bisa menggodanya agar dia tidak marah. Sekali kali ku peluk ku ajak tertawa. Bahagianya hari hari ku bersamanya.

Alhamdulilah udah dulu ya terus dukung cerita aku. Terimakasih untuk vote comment nya. Jangan lupa baca cerita baru aku.

Imam SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang