Redup

84 4 0
                                    

Detik demi detik saat mentari menjulang keatas tepat pada ubun ubun kepala, membakar semua pori pori hingga keluar butiran butiran penyesalan yg terus ada di dalam dermis, mengalir setiap gerak tentang bagaimana aku bisa melupakan semua tentang mu. Tentang bagaimana siang yang biasanya ku temukan dirimu tersenyum indah dengan suara merdumu di samping kelas saat itu. Walaupun sekarang raut wajahmu berbeda saat bertatap muka, namun indah bola matamu akan tetap sama, biarpun yang pertama kali tertangkap Korneamu adalah indah cahaya wajahnya, yang selalu memberikan warna di hidupmu Satu tuju pada irismu, lensa matamu yang terfokus pada indah senyum selain diriku dan dan aku ada dimatamu namun hanya ada di dalam retinamu, yang hanya kau tangkap bayangnya saja. Bagaimana mungkin semuanya telah berbeda, kini Awan telah berpihak di lain sisi menopang semua sinar memberikanmu teduh atas pancar hadirku yang tiap kali menemanimu. Namun kupercaya semuanya akan terlintas dan baik baik saja, panas mungkin hati akan ku uapkan air dalam awan yg melindungimu untuk membuat mendung dan turun hujan agar kau tau sakit yg kurasa, air yg mengalir menetes di kedua pipiku dengan sangat bijaksana. walau gerimis kan lama, deras kan sebentar, reda bukan berarti baik baik saja.

Putaran WaktuWhere stories live. Discover now