PART 36

1.3K 54 0
                                    

Budayakan Vote!

Btw dimulmed Elena dengan gaun nya yang mempesona menurutnya.

Udahlah ya cekidot 👇👇👇👇

*****************************

   Suara riuh dilantai utama, tak membuat Elena bergeming dari ranjangnya. Wanita itu lebih memilih duduk diam dikamar dengan piama navy bermotif bintang-bintang kecil, daripada harus berbaur dengan orang-orang yang kebanyakan tidak ia kenal. Lagipula ini juga salah satu aksi ngambeknya.

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Elena menarik selimut, membungkus seluruh tubuhnya.

"Elena," sapaan bariton itu tak mampu membuat Elena bergeming dari posisi meringkuk dengan selimut tebal membungkus tubuhnya.

Kasurnya agak terguncang, yang Elena tebak karena Saga duduk ditepi ranjangnya. 

"Hei bangunlah! Aku tau kau belum tidur," bujuk Saga lagi namun Elena masih tak mengindahkan bujukan itu.

"Ayolah! Kau tak mau melihat betapa tampannya Toni hari ini?" Goda Saga kali ini.

"Dia tidak pernah tampan!" Ketus Elena, menarik kedua sudut bibir Saga.

"Kau harus lihat betapa tampannya dia hari ini dan itu karena Tiara yang—"

"Beauty dan Toni yang the Beast!" sambar Elena cepat, wanita itu menyingkap selimutnya, ia tak tahan dengan kakaknya yang terus menggodanya. Dan lagi ia tak mau mati konyol didalam selimut tebal itu.

Saga menatapnya dengan tatapan geli, ada rasa syukur disenyum pria itu.

"Ayo turun Toni mencarimu," Saga akan menarik tangan Elena, tapi wanita itu menarik dan melipat tangannya di dada.

"Kak Saga mau membantu ku?" Tanya Elena seserius mungkin. Saga hanya menaikkan sebelah alisnya, seakan menanyakan maksud Elena.

"Bantu aku membawa Tiara kabur." Sedetik kemudian Saga menarik kepala Elena, mengapitnya diantara lengan dan dadanya.

"I'm so serious! Lepas kak!" Rengek Elena, karena kini wajahnya berhadapan langsung dengan ketiak kakaknya, walaupun kakaknya itu harum tapi tetap saja.

"Kamu kenapa sih nggak suka banget liat Toni bahagia?" Tanya Saga jenaka. Oh.. Saga sangat ingin mengganggu Elena saat ini.

"Bukannya aku nggak suka kak, tapi.. Tiara lah yang buat aku nggak rela Toni bahagia!" Sangkal Elena saat Saga sudah melepaskannya.

"Dan kakak nggak tau gimana Toni selama ini," sambung Elena. 

"Kak tau segalanya tentang Toni, club, minum dan wanita," Elena menatap lekat-lekat kakaknya. Dia tak tau kalau kakaknya tau segalanya tentang Toni. Selama ini Saga bersikap acuh terhadap Toni. 

"Dan kakak tau kalian membuat perlombaan konyol sewaktu di Garden Cafe, dengan kartu Kredit Toni sebagai jaminan," Saga terkekeh setelah menyelesaikan ucapannya. 

"Kakak tau?" Tanya Elena meyakinkan.

"Of Course! Aku seorang kakak yang tidak ingin adik-adiknya terjerembab di kubangan penyesalan, sehingga aku harus terus memantau perilaku kalian saat jauh dariku,"

"Dan.. Toni yang sekarang bukankah Toni yang dulu Elena, percayalah dia telah berubah ia jarang ke Club dan yang paling membanggakan dia tak lagi bermain dengan jalang di club, itu semua karena Tiara, wanita itu menyita semua perhatian Toni,"

"Terkadang kenyataan tak seburuk yang kita pikirkan," ucap Saga menutup pembicaraan panjang mereka.

"Turunlah kami semua menunggumu, dan Toni memaksa menunda acaranya sebelum kau turun bergabung," Elena masih bergeming, dalam pikirannya sendiri.

"Katakan pada Toni tidak usah menungguku kak, aku lelah,"  Elena kembali menarik selimutnya, sehingga membuat Saga hanya bisa Menghela nafas pasrah, namun detik selanjutnya seringai Saga muncul ada satu hal yang dia yakin akan berhasil membujuk Elena turun. Pria itu berjalan menuju pintu setelah merapikan setelan jasnya.

"Baiklah kalau kau lelah, tapi ada satu hal yang harus kau ketahui Elena, bahwa aku tau segalanya tentang adik-adik ku," Saga menekankan kata segalanya, sehingga membuat dahi Elena berkerut dibalik selimutnya.

"Aku bahkan tau apa yang terjadi diantara kau dan Gavin di apartemen saat dia baru menginjakkan kakinya disini," selanjutnya Elena menyingkap selimutnya matanya terbelalak menatap pintu yang sudah kembali tertutup rapat.

"What the...!" Teriak Elena yang langsung lompat dari ranjangnya. Namun baru mencapai gagang pintu, kesadaran menghantam bahwa ia hanya memakai piyama.

"Sial! tidak mungkin aku turun dengan kondisi seperti ini!" Gerutunya yang langsung berbalik menuju lemari menarik salah satu hanya sebatas asal.

***

  Gaun hitam berpotongan sederhana menutupi tubuh ramping Elena. Dengan tergesa ia menuju tangga, namun seketika langkahnya memelan saat matanya menangkap sekumpulan orang-orang berpakaian formal dan rapi.

"Sial! Apa sekarang dia harus bersikap manis?" Gerutu Elena sambil merapikan sedikit pakaiannya.

Wanita itu melangkah anggun turun dari tangga, tak ada yang menyadari langkahnya sebelum suara dari pembawa acara membuatnya jadi pusat perhatian.

"Oh.. mari kita sambut Elena Zevanya, putri keluarga Wirawan." Deg. Langkah Elena sedikit tersendat saat kata putri keluarga Wirawan dikumandangkan oleh pembawa acara. Oh yang benar saja! Elena tidak pernah lagi menggunakan nama itu dibelakang namanya sajak penolakan itu. Dan mungkin itu awal dari kebencian Rina terhadap dirinya.


*****************************

Tbc!

Ane balik lagi pemirsah, dengan membawa Elena ikut sertah 😁

Jangan lupa vote+comment nya 😚

My Bad Girl (End)Where stories live. Discover now