55. Bersahabat Lagi

2.3K 145 9
                                    

"Biarkan kita menjadi kita, tanpa ada campur tangan dari pihak ke 3."

*
*
*
*
*



Dingin nya udara menelusup melalui tirai jendela kamar Alexa, membelai tubuh Alexa dengan sejuk nya.
Alexa meregangkan tangan nya, pegal setelah berteman dengan segala macam barang nya, alias membereskan kamar nya yang sudah seperti kapal pecah.
Kebiasaan Alexa tidak meletakkan barang pada tempat nya setelah ia pakai membuat kamar hotel yang indah ini lebih mirip seperti kandang ayam.

Alexa bangkit dan mengikat rambut nya asal, membuat beberapa helaian rambutnya berantakan.
Ia menuntun langkah nya menuju bangku di tepi sungai Thames, lagi-lagi Alexa ingin sendiri dan tidak di ganggu oleh siapapun termasuk Alex. Gadis itu memegang segelas cokelat hangat yang menjadi minuman favoritnya selama di london.

Langkah Alexa berhenti, mata nya menyipit melihat sosok pemuda yang berdiri tegap menatap sungai indah di depan nya, pemuda itu tidak memakai syal dileher nya, sudah Alexa duga dia pemuda yang kehilangan akal, udara dingin seperti ini bagaimana bisa ia tidak memakai syal atau jaket di tubuh nya?

"Ekhmm.." Suara batuk Alexa membuat pemuda itu membalik arah tubuh nya.

Anggra!
Mata alexa membuka lebar melihat sosok siapa di depan nya saat ini.
Aneh, tidak biasanya Anggra tahan di udara dingin, bahkan dulu saat bermain hujan pun pemuda itu selalu mengeluh dingin dan ingin segera mengganti pakaian nya yang basah.

"Lo ngapain?" Tanya Alexa dengan tatapan datar.

Anggra tersentak, ia langsung mengulas senyum hangat, namun alexa tetap saja menatap datar.
"Nikmatin hidup, lo sendiri ngapain?"

Alexa memutar bola mata nya malas, "Lagi mau ke sini aja." Langkah nya menuju sebuah bangku di tepi sungai, gadis itu langsung duduk dan meneguk cokelat hangat nya sebelum menjadi dingin akibat terus mengobrol bersama Anggra.

Jarak mereka sekitar delapan meter, Alexa sudah duduk tenang dan Anggra masih saja berdiri menghadap ke arah sungai.
Kebisuan membentang, hanya irama napas dan langkah kaki penduduk sekitar yang terdengar.
Seketika kehengingan di antara mereka membuat Alexa merasa rindu pada Anggra yang dulu. Gadis itu menatap lamat-lamat tubuh Anggra dari belakang. Ia berharap Anggra kecil yang selalu membuat nya tertawa kembali.

Tubuh Anggra berbalik dan menatap Alexa, "Apa kabar ayah?" Tanya Anggra.

"Baik.." Lirih gadis itu. "Terus gimana kabar ayah dan ibu lo?" Lanjutnya.

Pertanyaan Alexa barusan bukan sebuah kalimat bagi Anggra melainkan sayatan luka. Pemuda itu diam, tidak berniat menjawab pertanyaan alexa.

"Indah ya?" Anggra menunjuk jembatan yang tertutup salju, biasa di sebut dengan westminster bridge.

Alexa mengangguk setuju, keindahan di kota London memang tidak di ragukan lagi.
Anggra menuntun langkah nya untuk duduk di samping Alexa, gadis itu terlihat canggung.
Binar mata nya membuat Anggra sangat ingin kembali ke masa lalu, masa dimana kedua nya bisa saling tertawa, bukan hening dan canggung seperti ini.

"Untuk apa lo kembali di hidup gue?" Tanya Alexa tiba-tiba.

Anggra membeku, tatapannya nanar. "Untuk lebih lama bertahan hidup far.." Jawab nya.

Alexa terkekeh pelan mendengar penjelasan Anggra, "Apaan dah gak ngerti gue."

"Kadang sesuatu yang gak lo tahu adalah sesuatu yang berada di dekat lo. Cuma lo gak pernah sadar aja."

Alex Alexa [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang