55 - ENDING

31.2K 778 92
                                    

Fela mengernyit. "Memangnya cinta lo ke pendam?" Tanya fela memancing.

Rega melihat fela dengan sedikit sebal. "Iya. Gak bisa gue keluarin. Makanya ke pendam!"

Fela tersenyum tipis. "Emangnya cinta lo itu buat siapa?"

Rega berdiri. Menatap fela dengan heran. Fela itu memang benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu saja. Rega jadi kesal dibuatnya. "Lo!" Ucap rega dengan geram namun tertahan.

Fela mengulum bibirnya agar berhenti tersenyum. Ia melihat kearah lain selain kearah rega. "Gue benaran engga tau ya, soalnya gue cuman tau kalau lo itu suka gue bukan cinta." Ujarnya.

Rega bingung. "Emang kalau suka engga cinta ya?" tanya rega dengan polos.

Fela menggedikkan bahunya acuh. "Mana gue tau! yang suka kan e-lo!"

Rega berpikir sebentar. "Kayaknya suka itu berarti juga cinta." Ujarnya pelan, "Artinya memang benar kalau cinta gue terpendam."

"Keluarin aja gapapa." Fela berkata sambil tersenyum, lalu pergi begitu saja. Sementara rega masih bingung dengan perkataan fela barusan.

                               ****

Mama

Tentuin aja tanggal cerainya kamu. Biar diurus. Mama tau, diselingkuhin itu engga enak.

Soalnya pas esde mama pernah diselingkuhin 😥 Makanya sejak saat itu mama trauma pacaran 😓 makanya mama langsung aja nikah sama papa kamu 😍

Kamu juga jangan tinggal di apartemen lagi sama fela, mending balik kerumah. Malam nanti mama jemput ya. Mama gak mau bolehin kamu tinggal sama fela.

Rega menatap malas layar handphone nya yang sedang menunjukkan Chat dari mama tersayangnya. Yang isi chatnya bisa saja membuat layar handphone itu retak seribu akibat hantaman tatapan rega.

Tapi untung handphone itu terselamatkan oleh pikiran rega yang masih bisa berpikir bahwa beli handphone baru itu mahal. Rega kan gak punya duit. Belum kerja.

Rega mematikan handphonenya dan melemparkannya ketempat tidur. Rega menggeleng. "Blokir jangan?" Tanyanya bermonolog. "Jangan ah. Ntar kalau ngirim duit gue nggak tau lagi. Hihi."

"Rega...." Fela memanggil dengan ceria yang kepalanya muncul dari balik pintu yang terbuka sedikit.

Rega berbalik. "Ha?"

Fela tersenyum lalu memasukkan semua badannya ke dalam. "Izin keluar ya? Mau ketemu Daniel."

Rega mengernyit heran karena tidak biasanya fela meminta izin jika ingin pergi keluar. "Pergi ya pergi aja. Kenapa segala pake minta izin?"

Fela tersenyum. "Mau belajar jadi istri yang baik. Kan bentar lagi cerai. Jadi besok lo ingat kalau gue pernah jadi istri yang baik."

Rega berdecih. "Lo tetap istri yang jahat dalam ingatan gue."

Fela memajukan bibirnya. "Seterah lo deh. Suka-suka jantung lo." Acuh fela. "Anterin gue dong." Pinta fela.

"Males," Jawab rega ringan tanpa beban dan tanpa berpikir duakali.

Fela cemberut, bibirnya semakin maju. "Antar napa. Gue lagi malas ngeluarin ongkos nih."

"Dimana ada suami nganterin istrinya buat jalan sama cowok lain?" tanya rega menyindir.

Fela tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya. "Kita buat disini. Dijakarta!"

Wajah rega berubah masam. Berdebat dengan fela seperti berdebat dengan pengacara yang sudah sangat handal sementara kita hanya rakyat biasa yang sama sekali tidak memahami politik maupun apapun.

NIKAH MUDA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang