chapter 1

2.7K 182 3
                                    

20 tahun kemudian

Tampak seorang gadis berlari terburu - buru. Dia adalah Aluna Dyah Cataleya atau yang sering disapa Luna. Dia terlambat datang ke sekolah hari ini karena tadi malam ia harus begadang demi menyelesaikan tugas - tugas sekolahnya.

'Aduh, udah ditutup lagi nih gerbang, eh itu ada pak Prapto gue minta tolong aja sama pak Prapto supaya dibukain nih pintu gerbangnya' ujar Luna dalam hati.

"Pak Prapto? Pak? Pak Prapto? " panggil Luna.

Pak Prapto yang sedang duduk di pos satpam pun akhirnya bangkit dari duduknya dan menghampiri Luna.

"Ya, ada apa? " tanya pak Prapto.

"Pak, tolong bukain gerbangnya dong, pak, please saya janji deh gak akan terlambat lagi " mohon Luna.

"Tidak bisa, dek ini sudah jadi peraturan sekolah "

"Pak, tolong dong, pak bukain, pak ya ya ya " mohon Luna sambil memasang puppy eyes nya.

Pak Prapto menghela nafasnya dengan berat. "Baiklah, akan bapak bukakan gerbangnya, tapi ingat jangan terlambat lagi " ujar pak Prapto.

"Makasih, pak, makasih banget " ujar Luna senang.

Setelah di ijinkan masuk oleh pak Prapto, Luna bergegas menuju ke kelasnya. Ia berlari di sepanjang koridor. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

"Eh, sorry - sorry aku gak sengaja " ujar Luna.

"Kalau jalan pake mata dong" ucap seseorang yang tak sengaja ditabrak oleh Luna.

"Kak Rio? Sorry kak, aku gak sengaja, aku lagi buru - buru " setelah mengucapkan kalimat itu Luna segera berlalu meninggalkan Rio sendirian di koridor.

Rio? Yup, lebih tepatnya Mario Putra Kaisar. Cowok tampan berbadan atletis namun selalu menampilkan wajah datar dan dingin.

Rio merupakan seorang detektif. Ia selalu membantu kepolisian untuk mengungkap kasus - kasus kejahatan. Terkadang Luna juga membantu Rio dalam mengungkap kejahatan.

Sesampainya Luna di kelas, Luna langsung duduk ke bangkunya, Luna bisa selamat dari hukuman hari ini karena belum ada guru yang masuk ke kelas.

..................

Bel istirahat berbunyi, murid - murid segera berhamburan ke kantin. Tak terkecuali geng 'Swag Partner'.

Geng 'Swag Partner pun segera menempati salah satu bangku yang ada di kantin. Geng 'Swag Partner' sendiri beranggotakan Mario Putra Kaisar ( sering disapa Rio), Cleo Albelva Danendra ( sering disapa Leo), Edelweis Salina Kaisar ( sering disapa Edel), Alvaro Aaron Syareza ( sering disapa Varo atau Alva), Aluna Dyah Cataleya ( sering disapa Luna), Ayana Putri Jingga ( sering disapa Ayana atau Jingga), Aksara Senja Rabani ( sering disapa Senja), Agata Lily Arundati Valerie ( sering disapa Agata). Mereka adalah sekumpulan orang - orang yang cerdas yang terkadang membantu kepolisian.

"Eh, guys, bentar lagi kan kita libur semesteran nih, gimana kalau misalkan kita liburan bareng? " usul Agata.

"Liburan kemana? Semester kemarin kan kita udah liburan bareng ke Eropa,terus yang kemarinnya lagi juga kita udah muncak + kemping, mau kemana lagi dah?" tanya Senja.

"Gimana kalau kita liburan ke Desa Mentari aja?" usul Ayana.

"Desa Mentari? dimana tuh, Ngga? " tanya Edel kepana Ayana sambil meminum minuman yang telah ia pesan.

"Desa Mentari itu ada di pinggiran kota " jawab Ayana enteng.

"Desa Mentari? jadi desanya panas gitu ya atau banyak anak yang bernama Mentari gitu?" tanya Senja polos.

"Bukan, sebenernya itu nama orang sih, emang sedikit aneh sih, nama orang Mentari tapi denger - denger nama itu adalah nama salah seorang pianis yang meninggalnya gak wajar sih " jawab Ayana.

"Oh iya aku tau, desa itu kan tempat para pianis terkenal kan? " Luna yang sejak tadi diam memperhatikan pun akhirnya ikut nimbrung.

"Ho'oh kalau itu aku juga pernah denger, denger - denger ya desa itu dijuluki 'Desa Berdarah' sama penduduk sekitar karena pernah terjadi fenomena hujan darah di desa itu " ujar Varo.

"Serem " kata Leo sambil bergidik ngeri.

"Jadi gimana, kalian setuju gak kita liburan di desa itu?" tanya Ayana antusias.

"Gak, gak aku mah ogah mending ke tempat lain aja deh " tolak Leo.

"Dasar penakut " cibir Rio kepada Leo sambil melempar bungkusan permen yang tadi ia beli.

"Aduh, kak Leo ayolah kapan lagi kita bisa liburan ke desa itu kalau bukan sekarang?" ujar Agata.

"Eee...ya udah deh iya, puas kan kalian? "

"Nah gitu dong, bro " ucap Varo sambil menepuk bahu Leo.

"Ya udah, besok hari Minggu kita kumpul dirumah Luna, oke kita berangkat ke desa itu " senang Edel.

"Lah kok dirumah aku? " protes Luna.

"Kan rumah kamu yang luas dan kamu lupa di rumah kamu tuh ada rumah pohon, markas kita? " jawab Edel.

"Iya juga sih " ucap Luna.

"Oke, berarti besok Minggu kita kumpul di rumah Luna, dan buat kamu Leo, awas kamu kalau gak datang " ujar Rio.

"Iya, nanti aku juga bakal minta tolong sama bokap buat nyariin tempat penginapan deh buat kita " kata Luna.

Bel istirahat telah usai berbunyi, mereka segera bergegas menuju ke kelas mereka masing - masing. Rio, Leo, dan Senja adalah kelas 12 IPA 1 sedangkan Varo, Ayana, Agata, Edel dan Luna adalah kelas 11 IPA 3. Mereka saling kenal dan bisa akrab hingga sekarang karena Edel yang merupakan adik dari Rio.

...............

Luna sedang duduk termenung ditaman belakang rumahnya yang sangat luas. Papa Luna yang melihat Luna sendirian ditaman pun segera menghampiri anak semata wayangnya itu.

"Kamu ngapain sih disitu sendiri? Melamun pula " tanya papa Luna.

"Eh, papa. Papa udah pulang? Papa kapan pulang? Terus mama mana, pa? " tanya Luna beruntun.

"Barusan aja papa pulang, mama kamu katanya masih ada pekerjaan katanya, masih ada beberapa jenazah yang harus mama kamu otopsi, jadi kemungkinan bakal pulang larut " ucap papa Luna.

Papa Luna bekerja diperusahaan milik mendiang kakeknya sebagai CEO, sedangkan mama Luna sendiri adalah seorang dokter yang sekarang bertugas sebagai dokter otopsi disalah satu kantor polisi.

"Kamu kenapa sih kok melamun gitu? " tanya papa Luna sambil mengelus Puncak kepala Luna.

"Jadi gini, pa Luna sama temen - temen Luna mau ngadain liburan ke Desa Mentari, papa bisa gak bantuin cari penginapan disana? "

"Wah, kebetulan papa punya Villa didesa itu, kalau kalian mau kalian bisa tinggal disana dan nanti papa akan hubungi Mang Ujang buat siapin tempatnya buat kalian, gimana? "

"Beneran, pa? Makasih,pa Luna sayang sama papa " ujar Luna sambil memeluk papanya.

"Iya, sayang sama - sama, papa jyga yang sama kamu " membalas pelukan Luna.

"Ya yah kalau gitu Luna mau kasih tau temen - temen dulu ya, pa " ujar Luna sembari masuk ke dalam rumah dan segera pergi ke kamarnya untuk memberitahukan teman - temannya itu.

Sedangkan papa Luna hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Putri nya itu.

Misteri Desa Berdarah ( Completed )Where stories live. Discover now