Hening melingkupi sebuah ruangan. Secara perlahan kedua kelopak mata Ratih terbuka. Matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya.
Hal pertama yang ia lihat adalah ia sedang berada di ruangan yang serba putih, bahkan tak terdapat pintu ataupun jendela sekalipun.
"Iiisshhh " desis Ratih saat mencoba untuk bangkit.
Meskipun sakit mendera kakinya akibat goresan - giresan ranting pohon, ia harus keluar dari ruangan ini.
Sepertinya ruangan ini bukanlah sembarang ruangan. Terbukti dengan desain ruang ini, bahkan ruang ini sengaja dibuat tanpa pintu ataupun jendela.
Toh, dia tak ingin memusingkan itu. Yang harus ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya keluar dari ruangan ini.
Saat sedang berusaha mencari tau, tiba - tiba terdengar seseorang sedang berbicara.
"Kau sudah bangun, tuan putri? " tanya suara itu.
Ratih berusaha mencari sumber suara itu, namun nihil, ia tak bisa menemukannya.
"Apa yang sedang kau cari hmm? " tanya suara itu lagi.
"Mr. Lupin, keluarkan aku dari sini " pinta Ratih yang sudah mulai putus asa.
"Apa? Mengeluarkanmu? Hahaha itu tidak akan pernah " ujar Mr. Lupin.
"Kenapa? "
"Karena kau adalah bonekaku, mainanku, dan aku tidak akan membiarkanmu pergi "
"Aku mohon, lepaskan aku " mohon Ratih dengan air matanya yang audah membasahi pipinya.
"Memohonlah, sebanyak yang kau mau, dan aku tidak akan pernah mengeluarkanmu hahahaha " ujar Mr. Lupin.
Hening, hanya ada suara tangisan Ratih yang menggema diruangan itu. Ia bahkan tidak ingat kesalahan apa yang telah ia buat.
…………………
Siang ini Luna pergi keluar, ia pergi ke warung terdekat untuk membeli gula, ia baru ingat bahwa persediaan gula di villa hampir habis dan kemarin ia lupa untuk membelinya. Ia juga tidak mungkin menunggu Cinta atau Nawangwulan untuk membelinya, rasanya itu akan sangat merepotkan mereka.
Tanpa sengaja Luna bertemu dengan Jaka.
"Jaka? " sapa Luna.
"Eh, neng Luna, neng Luna mau kemana? " tanya Jaka.
"Aku mau ke warung " jawab Luna " oh ya, Jaka, makasih ya waktu itu udah nolongin aku, saking syoknya aku sampai lupa bilang makasih " lanjutnya.
"Iya, sama - sama atuh neng, gak papa atuh, neng"
"Oh ya, ngomong - ngomong kamu mau kemana? "
"Saya teh, mau ke perkebunan, mau bekerja "
"Oh, ya udah kalau gitu aku duluan ya, Jak "
"Mangga atuh, neng. "
Setelah itu Luna melanjutkan perjalanannya ke warung. Sepertinya Jaka orang baik, dia tidak mungkin Mr. Lupin. Jaka juga orang yang polos. Lalu, siapa sebenarnya Mr. Lupin itu?
………………………
"Sebenarnya, Mr. Lupin itu siapa sih? Dan kenapa dia neror kita semua? " tanya Alvaro kepada Rio, Leo dan Aksara.
Saat ini Rio, Alvaro, Leo dan juga Aksara sedang berada di ruang tengah. Mereka sedang memikirkan siapa yang meneror mereka dan siapa itu Mr. Lupin.
"Itu juga yang masih aku pikirin " jawab Leo.
"Apa mungkin kalau Mr. Lupin itu adalah orang yang deket sama kita semua? " tebak Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Desa Berdarah ( Completed )
Mystery / ThrillerSekelompok remaja pergi ke sebuah desa untuk berlibur. Desa yang terkenal dengan para pianisnya. Awalnya semua berjalan dengan baik - baik saja, hingga tiba - tiba pada suatu hari salah seorang pianis ditemukan meninggal dengan cara yang mengenaskan...