Imunisasi

1.8K 191 32
                                    

"Huwaaaaaaaa....sakiiit...hiks...mama dokternya..hiks...jahaaaat!!!!"

Anak laki laki itu hampir bergetar di tempat. Ia menelan ludahnya paksa.  Tangisan shino, anak paling pendiam di kelasnya sudah cukup untuk mematahkan keberaniannya.

Mama...sasuke mau pulang.

"Sudah anak-anak, tidak sakit kok"
Guru mereka mengatakan sebuah kebohongan kepada murid-murid yang lebih percaya ekspresi kesakitan temannya ketimbang perkataan ibu guru. Anak anak sd konoha kini sedang mengantri untuk menunggu giliran disuntik oleh dokter yang menghancurkan hari menyenangkan penuh tawa mereka. Katanya sih, setelah melewati rasa sakit tanpa akhir itu mereka akan dapat coklat. Tapi sasuke mana peduli, semangatnya sudah terlanjur patah mendengar tangisan teman temannya. Lagipula ia tak suka coklat.

Ingin mundur, tapi itu pantang bagi sasuke. Kakaknya sudah menyemangatinya dari belakang sana, hinata-chan juga berdiri tepat di belakangnya. Mau taruh dimana muka gantengnya jika ia berlari menangis seperti lee.

Lagipula ada hadiah besar yang menantinya jika sasuke mampu melawati imunisasi campak ini tanpa menggigit dokternya. Ayahnya menjanjikan sepeda, ibunya menjanjikan pie tomat, dan itachi menjanjikan....'rahasia' katanya.

"Sasuke-chaaan! Ingat apa yang kakak katakan semalam!!"
Itachi menyemangati adik kesayangannya yang tremor dari belakang. Inginnya membawa pom pom milik temannya yang merupakan anggota pemandu sorak, tapi mama mikoto mengancam untuk mengutuknya jika itu terjadi.

Sasuke menoleh ke arah kakaknya, wajahnya pucat. Yang di katakan kakaknya? Memang apa yang dikatakan kakaknya?

'Laki laki itu tak takut apa pun'

itu kalimat motivasi dari kakaknya semalam. Dan itu sukses membuat rasa percaya dirinya tumbuh setinggi pohon kacang di dongeng jack dan pohon kacang semalam. Tapi kalau sudah seperti ini...

"Selanjutnya!!"

"Enggak! Kiba ngga mau!!! Mama tolong! Akamaru tolong!!! Aku bisa mati disini!! Tidaaaaak"

Lengan kiba di tarik paksa oleh si dokter yang terlihat menyeringai di mata sasuke. Lengan bajunya di gulung paksa, setelah itu si dokter meneteskan cairan anti septik di kapas untuk di usapkan di target suntikannya. Saat jarum suntik yang berisi cairan vaksin telah siap, teriakan kiba semakin histeris. Ia berteriak seolah dunianya akan berakhir saat jarum suntik itu menembus pembuluh darahnya.

"TIDAAAAAAAAK!!!"

Glek

Proses imunisasi untuk kiba berlalu dengan iringan tangisan kiba sambil mengunyah coklat. Bocah itu meminta diselimuti karena katanya ia merasa trauma. Sasuke menahan tremor dikakinya saat melihat lengan kiba yang memerah. Bagaimana ini, tinggal tiga orang lagi sebelum giliran sasuke.

"Sa-sasuke-kun, bu dokternya..s-seram ya.."
Tubuh gadis kecil itu bergetar, dan ia tak mencoba menutupinya seperti sasuke. Bibirnya terus menghitung mundur dari angka seratus sejak kiba disuntik. Itu kebiasaannya agar dirinya siap dan tidak terlalu terkejut.
Sekaligus untuk menghilangkan rasa gugupnya juga.

"I-itachi-nii datang ya?"
sasuke mengangguk. Hinata melambai pada itachi, namun ada ekspresi sedih di wajahnya saat melihat ke arah kerumunan. Mungkin karena keluarganya tak ada untuk menyemangatinya. Ayahnya sibuk, ibunya telah meninggal, dan kakaknya tak mau melewatkan sekolahnya. Maka dari itu, sasuke kecil tak boleh takut. Ia harus jadi penyemangat untuk hinata, siapalagi kalau bukan sasuke?

"Sa-sasuke-kun tidak takut disuntik?"
Heh, jangan ditanya, ya takut lah! Tapi sasuke menolak keras untuk menjadi penakut di depan hinata. Hinata tak akan menganggapnya keren jika sasuke gentar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Childhood LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang