S e x 💦

17.2K 1.3K 383
                                    

____

Yedam tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi ini. Tangannya dengan lihai menata nasi goreng yang baru selesai di buatnya, ke dalam sebuah mangkuk bergambar koala. Yedam berjalan menghampiri meja makan, lalu meletakkan mangkuk itu di atas kepala Junkyu yang saat ini tengah menyenderkan kepala nya di atas meja.

Yedam menggeleng, padahal ayam sudah berkokok sejak tiga jam yang lalu. Tapi, Junkyu masih saja terlihat lesu dan tidak bersemangat.

"Kyu, sarapan! Udah siang ini, mau berangkat jam berapa?!" Teriak Yedam, diiringi pukulan ringan pada bahu si manis. Membuat sang empu sedikit terusik dari tidur singkatnya itu.

Junkyu mengangkat kepalanya dengan malas, matanya masih terpejam namun hidungnya tidak berhenti mencium bau nasi goreng yang menyeruak. Sensor laparnya mulai terketuk untuk mengambil sendok di samping mangkuk yang disediakan Yedam.

"Makan itu melek, Kyu. Buruan keburu telat nanti riweh!" Celoteh Yedam, kembali menyibukkan dirinya menuang jus wortel pada gelas tanggung.

Junkyu menghela napas, membuka matanya perlahan. Kemudian mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. "Santai aja sih, orang Jihoon sama Hyunsuk juga belum turun." Racaunya sedikit tidak jelas.

"Belum turun gundulmu! Mereka udah berangkat dari tadi. Masuk pagi, bajul!" Sarkas Yedam, menghampiri Junkyu untuk meletakkan jus wortel kesukaannya.

Kemarin Junkyu mengeluh, kalau matanya sedikit buram dan tidak jelas melihat tulisan yang jauh. Akibatnya, ia harus memaksa fokusnya sehingga membuat kepalanya menjadi pusing. Hal ini tentu saja mengganggu aktivitas belajar Junkyu. Sebelumnya memang Junkyu pernah didiagnosis minus oleh dokter dan harus mengenakan kacamata khusus rabun jauh. Namun karena Junkyu tidak mau memakai kacamata, alhasil ia rutin meminum jus wortel setiap hari. Dan benar-benar berefek. Hanya saja sekarang Junkyu menjadi malas mengkonsumsi jus wortel lagi.

"Makasih ya sayang." Junkyu dengan cepat menyambar jus wortel itu. Membuat Yedam menggeleng tidak maklum.

"Lo nanti bareng Naruto, kan?" Perkataan Yedam sontak membuat Junkyu tersedak.

"Pelan-pelan, bocah!" Yedam menepuk punggung Junkyu.

"Ya lagian bikin kaget aja. Engga ah ngapain bareng dia, bareng lo nanti."

"Kenapa? Berantem lagi lo sama Hokage?"

Mata Junkyu mengedar, mengamati perkakas dapur satu persatu. Mengabaikan pertanyaan Yedam, yang sudah sangat ia hafal setiap kali dirinya dan Haruto bertengkar. Layaknya sudah menjadi lazim Haruto dan Junkyu bertengkar.

Junkyu mengunyah nasi gorengnya sembari terfokus pada pintu yang menghubungkan dapur dan ruang tv. Kos-kosan Berlian ini memang hanya dihuni empat orang saja. Namun, kegaduhannya mengalahkan dua puluh orang. Tidak jauh berbeda dari kontrakan, di kos-kos an ini menyediakan berbagai fasilitas seperti empat kamar, dapur, ruang tamu, ruang tv, ruang makan, taman belakang, garasi, serta tak lupa kamar mandi. Letaknya yang strategis dan nyaman membuat Junkyu dan kawan-kawan betah tinggal di sini. Hanya saja sekarang nampak sepi karena dua pembuat onar sedang tidak ada di kos.

"Kenapa ish? Kemaren juga pulang malem banget bukannya izin dulu?!" Tanya Yedam menginterupsi. Dibalas gelengan oleh Junkyu. Untuk saat ini memang dirinya tidak ingin banyak berkomentar perihal kemarin.


____



Junkyu membanting asal ponselnya. Untung saja segera ditangkap oleh Asahi.

"Pliss ya, Kyu. Berasa banyak duit banget lo!" Ujar Asahi memberikan ponselnya.

Junkyu hanya mencebikan bibirnya, kesal. Harinya menjadi buruk seketika akibat ulah sang pengirim pesan. Rencana nya jadi gagal total, menjauhi Haruto sementara. Lelaki itu justru mengajaknya pulang bersama. Ralat bukan mengajak, melainkan memaksa.

Friend With Benefits - HARUKYU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang