Part 14

71 6 0
                                    


"Perjanjian apa Reen?"

"Perjanjian antara anak perempuan dengan ibunya. Azek!"

"Pret! Serius ih apaan? Penasaran."

"Ituuu. Reen sama mama bikin perjanjian. Reen bakal setuju mama jadi maniak kerja kalo mama mau Reen atur kesehatannya. Salah satunya ya ini, Reen ngga ngebolehin mama tidur lewat dari jam 9 dan bangun kurang dari jam 3."

"Bagus deh. Ternyata Reen berbakti sama orang tua. Hehehee."

"Iya dong. Emangnya Galang?"

Galang senyum kecut. "Emang iya. Galang kurang berbakti sama orang tua. Tapi Galang nggak mau berbakti sama si tg itu-"

"Hush, Galang! Ngga boleh ngomong kaya gitu!"

"Tapi kenyataannya gitu Reen. Dia nikahin papa cuma buat ngabisin uang papa doang. Buat beli barang-barang yang nggak penting tau nggak?!"

"Tapi dia tetep orang tua Lang. Kalo Galang ngga mau berbakti sama dia, paling enggak Galang harus menghormati dia."

"Apa Galang juga harus berbakti sama papa? Reen tau sendiri kan papa gimana?"

"Tapi dia tetep papanya Galang. Dia sumber kehidupan Galang. Dia yang ngasih uang ke Galang, dia yang ngasih Galang makan, dia yang biayain semua kehidupan Galang."

"Tapi papa ngga peduliin Galang. Ngapain Galang peduliin dia? Galang sayang dia, tadi dia sayang Galang nggak? Enggak!"

"Mungkin ngga dia tunjukin Lang. Galang ngga benci dia kan?"

Galang diem sebentar sebelum akhirnya jawab pertanyaan gue. "Belum."

"Jangan Lang. Dosa. Ngga baik benci sama orang tua."

"Menyayangi seseorang yang salah juga ngga baik kan?"

Gue bingung mau jawab apa. Emang iya sih menyayangi seseorang juga ngga baik. "Okelah mending kita ganti topik ya." Gue pindah duduk ke sebelah Galang. "Mau bahas apa nih kita?"

"Hubungan kita aja gimana? Biar kayak best couple best couple gitu."

"Oke. Jadi? Hubungan kita gimana?"

"Baik. Malahan lebih baik dari sebelumnya."

"Emang yang sebelumnya kaya gimana?"

"Gimana coba?"

"Mmm,, awal awal kita ketemu, Reen inget banget waktu itu kita ngga saling sapa. Tuker senyum juga enggak. Kita tuh saling buang muka setiap papasan."

"Sebenernya Galang mau nyapa Reen. Tapi ngga enak juga. Kadang pas Galang sendiri, Reen lagi sama temen. Giliran Reen sendiri, Galangnya yang lagi sama temen. Ngga enak aja gitu."

Gue ngerutin dahi. "Ko sama sih Lang? Reen juga kaya gitu."

"Ya ampun. Kata orang kalo ada seorang cewek dan seorang cowok yang samaan kaya gitu namanya jodoh. Apa jangan jangan kita jodoh?"

"Galang mau banget jodoh sama Reen?"

"Emang Reen ngga mau?"

"Enggak! Hahahaa."

"Kenapa? Galang kan ganteng."

"Ganteng aja ngga cukup!"

"Aduh kode."

Gue ngerutin dahi lagi. "Kok Galang peka banget sih?"

"O iya dong."

"Pede banget juga."

"Itu dari lahir. Ngga bisa diganggu gugat. Eh udah ya Reen Galang pulang dulu."

"Besok besok kesini lagi ya Lang. Kalo siang Reen ngga ada temen, kalo Galang kesini kan Reen jadi ada temen."

"Emang kita mau ngapain? Main bekel? Main congklak? Main karet?"

"Emangnya dulu! Main di pinggir kolam ikan sampe berenang bareng ikan-ikannya."

"Main gambar-gambaran bukannya gambar dikertas malah gambar di kaki sama tangan."

"Main bajak laut-bajak lautan bukannya nyari harta karun malah nyari dugong."

"Main perosotan naiknya dari ujung terus turun lewat tangganya."

"Maiinn apa lagi ya? Reen udah agak-agak ga inget lupa." Gue menerawang langit-langit rumah sambil nginget-nginget permainan apa lagi yang dulu pernah gue mainin sama Galang.

"Inget nggak Reen? Dulu Reen ngegandeng Galangnya kaya gimana?"

"Inget. Kaya gini." Gue ngaitin telunjuk gue ke telunjuk Galang. Terus gue angkat telunjuk kita ke udara. "Reen sama Galang kemana mana selalu begini. Reen inget banget waktu itu pas kita ke pasar jajanan, kita gandengan juga kaya gini. Pas kita lagi beli es krim, Galang pengen beli mainan. Galang bilang-"

"Galang bilang 'Reen! Galang pengen beli mainan!'."

"Reen bilang 'nanti dulu Galang. Abis beli es krim kita beli mainan'."

"Tapi Galang udah ngga sabar. Jadi Galang bilang 'iii Galang maunya sekarang!'."

"Terus Reen bilang 'nanti dulu Galang!' terus Galang narik-narik Reen. Reen ngga mau Galang ilang, soalnya disana banyak orang. Jadi Reen ngencengin kaitan telunjuk kita."

"Terus Galang ngegigit telunjuk Reen sampe kaitannya lepas." Galang pura-pura gigit telunjuk gue yang terkait di telunjuknya. Terus Galang ngelepasin kaitannya.

"Terus Reen kesakitan, jadi Reen teriak 'aww!' sambil megangin telunjuk Reen." Gue megangin telunjuk gue sendiri.

"Terus Galang lari deh beli mainan."

"Terus-"

"Terus sejak itu Reen selalu ngetekin tangan Galang biar Galang ngga kabur lagi!"

"Heheheee. Daripada Reen lepasin terus Galang ilang atau kenapa-kenapa gimana?"

"Ngga gimana-gimana. Lagian ngga ada yang mau nyulik Galang kali. Udah ya Galang pulang. Ntar dicariin. Dadah Reen!"

"Daah!" Gue dadah-dadah ke Galang. "Jangan lupa besok setengah tujuh aja ya!"

"Ngapain?"

"Kan berangkat bareeng."

"Reen mau berangkat sama Galang?"

"Mau."

"Yakin?"

"Yakin."

"Serius?"

"Iyaaa ih!"

"Iya nanti Galang jemput. Agak telat ga papa ya."

"Asal jangan telat-telat banget."

"Okee."


*****

Sampai ketemu besok *kalo inget...maaf part ini agak pendek, author no comment deh (wkwkwkk), kalian aja yang commment

Mantan Rasa Pacar(Tamat)Where stories live. Discover now