Part 22

72 7 0
                                    



Maureen POV

"Mam,,"

"Apa Reen?"

"Reen mau tanya sesuatu sama mama. Tapi mama janji ya jangan marah?"

"Tergantung lah."

"Yahh kalo gitu Reen ga jadi nanya deh."

"Ya udah iya. Mama usahain ngga marah."

"Janji?"

Gue ngulurin kelingking gue ke mama. Dan mama mengaitkan kelingkingnya ke kelingking gue.

"Janji."

"Jadi sebenernya,, Reen mau tanya,, apa keluarga kita bisa kembali seperti dulu lagi?"

Gue memperhatikan mama dan raut wajahnya. Awalnya masih ada segaris lengkungan di bibir mama, tapi setelah gue nanya garis lengkung itu hilang.

"Mam?"

"Kenapa nanya kayak gitu?"

"Reen cuma mau punya keluarga yang lengkap dan bahagia lagi. Kaya dulu."

"Apa selama Reen tinggal sama mama Reen ngga bahagia?"

"Bukan gitu mam. Reen bahagia banget kok tinggal sama mama. Tapi keluarga kita ngga lengkap. Reen cuma pengen lebih bahagia lagi aja sama kelengkapan keluarga kita."

"Sekarang,, dengan papa yang Reen tau sendiri sikapnya berubah kayak gimana,, apa Reen masih yakin keluarga kita bisa kayak dulu?"

Enggak. Sebenernya gue ngga yakin. "Tapi kita bisa berusaha."

"Reen tau? Guci yang pecah, walaupun udah di susun dan di lem sedemikian rupa, tetep aja ngga akan mulus seperti pertama kali beli. Sama kayak keluarga kita. Walaupun sudah diperbaiki, ngga akan bisa kembali seperti semula lagi."

"Tapi guci itu masih bisa dipake mam. Guci itu masih berguna. Keluarga kita mungkin ngga akan kembali seperti semula, tapi setidaknya kita masih bisa ngerasain keutuhan keluarga kita kan?"

"Papa udah bukan papa yang dulu Reen. Dia bukan sosok yang hangat lagi. Dia bukan sosok yang lembut lagi. Dia bukan sosok yang baik lagi."

"Mama tau darimana?" Gue naikin satu alis gue.

"Y-yaa,, feeling mama aja sih." Kata mama sambil ngeliatin tangannya. Mama itu sama kayak Galang. Kalo lagi bohong ngga pernah natap mata gue.

"Mama bohong ya?"

"Enggak. Kata siapa? Reen tau darimana mama bohong?"

"Yaa ada lah. Pokonya Reen tau mama lagi bohongin Reen. Mama ngga ada niatan ngasih tau Reen yang sebenernya gitu? Mama udah ketangkep basah loh kalo mama bohong."

Mama menghebuskan napasnya kasar. "Mungkin kamu emang perlu tau. Kemaren papa ngajak ketemu."

"Oh ya? Ngapain?"

"Dia ~ini agak aneh sih tapi dia curhat sama mama tentang kehidupan barunya. Dia cerita tentang istri barunya yang ternyata cuma ngincer hartanya doang. Dia cerita tentang dia yang nyulik Arga supaya Reen mau ketemu dia dan dia marahin Reen karna dia pikir Reen yang bikin Galang mulai berani sama dia, dan dia bilang dia nyesel. Dia juga cerita tentang Galang yang jarang komunikasi sama dia, sering keluar rumah, sering pulang malem. Dia bilang Galang berubah belakangan ini."

"Tapi Reen ngga ngerasa Galang berubah kok."

"Mungkin Galang berubah di depan dia aja. Karna papanya juga udah berubah kan?"

"Mungkin papa mau balikan mam."

Mama terkekeh. "Reen ada-ada aja deh! Papa tuh cuma lagi butuh seseorang buat curhat."

Mantan Rasa Pacar(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang