13. DAYA

1.6K 106 7
                                    

Happy Reading . . .

"Kenapa sih, kok senyum-senyum sendiri?" Kesya menatap curiga suaminya, "mikirin siapa?!"

Rangga berdecak, "inget umur, udah nggak cocok cemburu."

"Maksudmu, aku udah tua dan ..."

"Pssstt!" Rangga menyentuh bibir Sang Istri dengan jari telunjuknya, membuat wanita itu diam. "Maksudku umur pernikahan kita, Sayang. Udah mau 20 tahun, masih aja kepikiran yang nggak-nggak?"

Kesya mengulum bibirnya, apa yang dikatakan Sang Suami memang benar adanya.

"Aku cuma nggak nyangka aja, anak gadis kita sudah tumbuh besar."

"Tapi mama bingung, kenapa Alysa nggak pernah bawa pacarnya ke rumah, ya?"

"Pacar?" Rangga mencebikkan bibirnya, "Alysa masih belum cukup umur buat pacaran."

Mendengar itu sontak membuat Kesya terkikik geli, suaminya ini sering sekali terlihat cemburu pada anaknya sendiri. "Kamu mau emang, Alysa disangka nggak laku sama temen-temennya gegara nggak punya pacar?"

"Mana ada?! yang ada itu karena Alysa jual mahal, lagian laki-laki baik itu susah ditemukan."

"Dasar kolot!" delik Kesya, "gini nih kalau waktu mudanya nggak gaul, makanya nggak bisa baca dunia pertemanan anaknya sendiri."

"Emang begitu, ya?"

Kesya mengangguk, "makanya dulu aku nggak pernah tuh nggak punya pacar. Putus sekarang, besok udah punya pacar baru."

"Kenapa jadi ngomongin masa lalu kamu?"

"Buat contoh, kan."

"Terus aja bahas.. sampai mantan-mantan kamu pada panas tuh tekinganya gegara kamh omongin." Rangga memutar matanya malas, "penting banget kali ngebahas yang nggak psrlu dibahas."

Wajah cerah Rangga kini berubah muram. Meski awalnya Kesya sengaja untuk menggodanya saja, tapi setelah berhasil nyatanya Kesya tidak menyukai ekspresi kesal Sang Suami, dan pada akhirnya tetap Kesya bersusahpayah sendiri untuk mengembalikan senyum yang pudar itu.

"Jadi, apa kita harus carikan pacar buat Alysa?" ucap Kesya, mendekati pria yang tengah membelakanginya.

Hening.

"Kamu benar. Alysa udah besar, Arion juga. Jadi nanti kita bakal kesepian." Tangan Kesya melingkar pada perut suaminya yang tak serata saat 10 tahun lalu. "Gimana kalau.."

"Kita bikin lagi?" sambung Rangga, memutar tubuhnya.

Kesya menyipitkan matanya, kalau masalah seperti ini memang suaminya selalu bergerak cepat. "Kita tidur. Itu yang mau aku bilang."

"Tapi aku belum ngantuk." Rangga mengelus pundak Sang Istri lembut, "dan biar bisa tidur, biasanya harus capek dulu."

Tanpa menunggu jawaban lagi, Rangga sudah mengangkat Kesya, mendudukannya di meja rias, membuat beberapa barang di sana berhamburan ke lantai. Namun Kesya sama sekali tak berkomentar, toh memang ini yang sedang ia tawarkan pada Sang Suami. Wajah keduanya sudah hampir tidak berjarak, hembusan napas pun sudah saling menyentuh kulit.

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang