29. SEMPURNA

1K 83 4
                                    

Happy Reading ...

Kallista sudah memantapkan diri untuk memulai karir barunya. Sekarang, langkah pertama yang harus ia jalankan adalah dengan melakukan perawatan diri. Mulai dari kulit wajah sampai seluruh kulit tubuhnya tanpa tersisa, helaian rambut, kuku tangan serta kakinya, lalu setelah itu barulah ke step yang betikutnya, membeli seperangkat outfit yang perempuan banget, bukan lagi semacam kaos ataupun jeans yang selama ini Kallista kenakan.

Kallista sudah berada di salah satu salon kecantikan yang banyak direkomendasi oleh para model yang pernah bekerja sama dengannya. Sebelumnya, tidak pernah sekalipun ia tergoda dengan yang sudah dianggap sebagai kebutuhan primer para wanita semacam ini. Masih belum terlambat, bukan? setidaknya sekarang Kallista ingin mengawali kebiasaan yang katanya 'menyenangkan' itu.

Tunggu, apa Kallista perlu menjalankan satu kebiasaan lagi yang tak kalah pentingnya? mengontrol asupan makanan, selain mengurangi porsi nasi juga diharuskan menjauhi kebiasaan 'mengemil'. Haruskah? padahal selama ini makan banyak adalah satu-satunya kunci ketika perasaannya sedang buruk agar kembali baik. Bisakah? berat badan ideal menjadi hal terpenting dari segala hal yang sudah disebutkan di atas. Kallista terlalu nyaman dengan sikap tak acuhnya, sampai-sampai ia baru sadar kalau menjadi wanita seutuhnya bukanlah hal yang mudah.

Kallista sedang menahan perihnya wajah yang dipencet-pencet, ditarik sana-sini. Ini bukan kali pertama, dulu ia pernah mencobainya dan langsung kapok, tak mau lagi. Tapi sekarang ia malah datang sendiri untuk menjemput kesakitan, mentang-mentang mata sudah lama tidak berair.

Menjadi cantik ternyata bukan hanya perlu mengorbankan banyak waktu dan biaya, tapi juga sakit. Kallista hampir tidak kuat menahan perihnya kulit wajah yang ditekan-tekan, ditarik sana sini, bahkan sampai dimasukkan jarum. Kallista sampai heran, apakah setelah ini ia akan menjadi cantik atau malah jadi tukang debus? mungkin ini alasan kenapa perempuan itu dikatakan kuat.

Kesulitan tidak sampai di situ, nyatanya ditengah-tengah ia yang masih merasakan cenat-cenut di wajahnya, Kallista masih saja dibuat bingung dengan deretan pakaian khas perempuan tulen yang tersedia dalam berbagai macam rupa. Mulai dari atasan, ada yang berlengan panjang, sedang, pendek, sampai pada akhirnya tanpa lengan. Lalu bawahan, mulai dari celana panjang gombrang sampai pada yang membentuk lekuk kaki, rok model rempel, model lurus atau melebar. Adapun baju kurung, satu jenis yang masih saja memiliki banyak jenis dari jenisnya.

Belum masuk tokonya saja Kallista sudah pusing duluan, terlalu bingung memilih 1 dari sekian ribu model yang ada. Kalau ada kelasnya, maka Kallista harus sekali ikut, ia perlu tahu pakaian model apa yang pas dengan proporsi tubuhnya.

Sudah berjam-jam Kallista berkeliling di dalam toko, tapi belum ada satu pun yang ia ambil, bukan tidak menarik, tapi terlalu menarik, sampai-sampai tangan Kallista dibuat gagal mendarat berkali-kali akibat matanya selalu tergoda oleh pakaian yang berada di sebelah pakaian incarannya. Dan ternyata, Kallista baru menyaksikan sendiri kalau setelan yang bisa dibilang 'kurang bahan' harganya akan selalu jauh lebih tinggi dibanding setelan yang tertutup, padahal dari segi bahan saja lebih berkualitas.

Cukup. Kallista menyerah, kakinya sangat pegal, sekarang. Namun, hampir saja bokongnya menyentuh kursi--untuk istirahat sebentar, matanya kembali menemukan sesuatu yang menyita. Apa ini sungguhan? atau Kallista akan tergoda dengan yang lainnya lagi, lalu berakhir tangan kosong lagi?

"Nggak! ini beneran." Dengan senyum melebar, ia segera menghampiri patung yang tampak berdiri tegap di depan pintu, bahkan Kallista baru menyadari keberadaannya yang padahal sudah ia lewati berkali-kali.

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang