Happy Reading 😘
*
*
*"Eh pendek, anterin gue ke Kantin yuk. " Pinta Raffa pada Davina.
"Udah minta antetin, pake ngatain lagi. " Davina ketus.
"Ya elah baperan banget dah lo. Atau lo masih marah karena gue kemarin gak cipratin aer ke-elo?" Tanya Raffa yang masih setia duduk di bangkunya bersama Davina.
"Kalo iya kenapa? " Tantang Davina.
"Oh yaudah kalo gitu gue Raffa yang ganteng ini mau mengucapkan lo seinto. Gimana? " Balas Raffa panjang kali lebar.
"Hmm, si lo seinto. " Jawab Davina dengan menggunakan bahasa yang sama seperti Raffa. "But, gue ada satu syarat buat lo? " Sambungnya cepat.
"Duh, syarat apaan dah ndek? " Raffa masih saja memeanggil Davina dengan sebutan pendek, dan hal itu membuat Davina kesal.
"Berhenti, panggil gue dengan sebutan 'pendek', gue juga ada nama. " Lagi-lagi Davina marah dan kesal oleh cowok yang duduk disampingnya sekarang.
"Oh, itu mah gampang. Eh, lo bisa bahasa spanyol dari mana? " Tanya Raffa spontan.
"Belajar sendiri, tertarik aja gue sama bahasa spanyol. " Jawabnya santai.
"Oh, yuk lah kantin laper nih gue. " Ajak Raffa pada Davina. Sambil setengah menarik tangan Davina. Davina yang melihat hal itu sontak melepaskan tangannya cepat.
"Duh, sori tangan gue suka refleks. " Santai Raffa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hmm. " Davina hanya berdehan untuk menjawab pernyataan itu.
.
.
.
Davina duduk bersama Raffa dan teman-temannya di kantin. Davina tidak makan dia hanya minum segelas jus mangga kesukaannya. Kenapa dia tidak makan? Mengingat uangnya yang nyaris habis, so beginilah keseharian Davina. Uang sakunya tidak lah cukup untuk membeli makanan di Kantin selama satu bulan. Bukan Davina yang boros, tapi memanglah uang sakunya terlalu sedikit. Tapi meskipun begitu Davina selalu bersyukur atas apa yang ia dapatkan.
"Vin lo kok gak makan? " Tanya Raffa pada Davina yang sekarang tengah mengaduk-aduk jus mangga yang ada di depannya, dan sesekali memainkan ponselnya.
"Diet. " Balas Davina santai, namun ketia melihat sisi Kantin yang lain ia merasakan dadanya mulai sesak. Ya jelas saja Davina melihat kedua Kakaknya sedang bercengkraman satu sama lain.
"Oh. Tapi 'kan elo udah kurus gitu." Raffa kembali bersuara. Dan hal itu membuat Davina sedikit kesulitan pada saat menjawabnya. Beruntung dia cepat menjawabnya.
"Ya, terserah gue dong. Badan-badan gue, kenapa lo yang sewot. " Balasnya dengan cepat untuk menutupi kebohongannya.
"Iya dah, serah lo. " Akhirnya Raffa menyudahi obrolan singkat itu.
Duh, Vina-Vina lo bisa bohong sama Raffa tapi gak bisa bohong sama gue, pasti lo sekarang lagi gak punya uang. Ucap Kanaya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA [Udah Terbit]
Teen Fiction'Cerita ini belum direvisi' Punya 'sequel' dengan judul: Devira. Ini bukan kisah manis di masa SMA. Ini juga bukan kisah cinta yang sangat susah untuk dilupa. Tapi, ini adalah kisah perjuangan seorang gadis rapuh bernama Davina. Hidupnya dipenuhi de...