12 - Biarkan Dia Bahagia

225 24 2
                                    

Chapter sebelumnya...

Hantu itu pun melayangkan Ilana di udara, bersiap menjatuhkan gadis itu ke bawah. Ilana sudah berusaha melawan, namun nihil. Kekuatan hantu itu terlalu besar.

"Nggak...!" Raya berteriak.

***


Di tengah keputusasaannya, Ilana tiba-tiba melihat sebuah kilatan masa lalu.

Seorang anak lelaki nampak memperhatikan anak perempuan berbaju merah di sebuah taman kota. Anak perempuan itu sedang di foto dan tersenyum bahagia bersama Ayah dan Ibunya. Si anak lelaki yang tidak di dampingi siapapun hanya bisa menunduk sedih. Ia pun duduk di ujung perosotan yang ada di sana, sambil memainkan tanah dengan sebuah batu.

"Ma, kok dia gak main sih? Sendiri pula" ucap anak perempuan kecil tersebut, menunjuk anak lelaki yang 2 meter jauh darinya.

"Iya ya? Coba kamu samperin, ajak main, gih" ujar mamanya. Anak kecil itu pun mengangguk sambil tersenyum. Ia pun kemudian berlari kecil menghampiri anak lelaki yang sedang murung itu.

"Halo! Aku Raya. Nama kamu siapa?" Tanya anak perempuan itu berdiri di depan anak lelaki itu dengan senyum merekah.

Anak lelaki itu mendongakkan kepalanya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Raya kecil sekali lagi.

"... a... aku..." Anak lelaki itu berkata dengan ragu.
"Aku Hyunjin"

Mendengar nama anak itu, mata Raya kecil melebar.
"Kamu orang Korea ya?" Tanyanya.

Hyunjin kecil pun mengangguk dengan ragu.

"Wah.. pantesan kulit nya putih banget!"

Hyunjin kecil pun hanya bisa menggaruk tengkuknya malu.
Raya kecil mengulurkan tangannya.
"Yuk main ayunan!"

Dengan ragu, Hyunjin kecil pun menerima uluran tangan itu. Hingga akhirnya mereka menjadi sahabat sampai mereka dewasa.

Kilatan itu pun berganti latar dan waktu. Terlihat Raya dan Hyunjin yang sudah memakai seragam putih-biru. Mereka sudah SMP.

"Ray, seriusan kamu sama Hyunjin jadian?"

"Ih, apaan! Orang kita cuman sahabatan"

"Hahaha santai aja kali!"

"Kamu kali yang beneran jadian sama Chan... ya kan?"

"Hah? Beneran, den?"

"Hahahah kalian tebak aja sendiri"

"Wah, gak mau tahu! Pj ini mah"

"Hahahahaha"

Di belakang ketiga sahabat yang sedang mengobrol ria itu, seorang Hyunjin menguping dari balik tiang tembok yang ada di koridor sekolah tersebut.

"Cuman sahabat?"

Adegan pun berganti. Kini Raya terlihat sedang menangis di kamarnya. Gadis itu menulis di buku diari, sambil tetap menangis.

Ilana tidak bisa melihat apa yang Raya tulis, namun saat gadis itu membalikkan halaman diarinya ke halaman awal, barulah ia bisa melihat, ada sebuah foto yang di sisi-sisinya di hias sedemikian rupa, dan terdapat tanda 'love' di atasnya.

Itu foto Bang Chan.

Dan Raya pun kembali menangis dengan menenggelamkan wajahnya di tangannya.

***

Hantu itu tersenyum. Lebih tepatnya senyum miring.

"Hyunjin, gue mohon! Jangan lakuin itu! GUE BAKAL AMAT KECEWA KALO LO SAMPAI BERANI CELAKAIN DIA!"

Hyunjin, nama hantu itu, tertegun. Itu hal yang paling menyakitkan baginya. Lebih baik ia di benci oleh Raya, daripada ia membuat gadisnya itu kecewa dan tak mau menemuinya lagi, meski ia hantu. Ia pun melepaskan kekuatannya. Namun Ilana tetap jatuh ke bawah.

Mata Raya membelalak melihat itu. "ILANA!" Jeritnya kemudian tak sadarkan diri.

Hyunjin tertegun lalu tiba-tiba keluar dari tubuh Chan membuat lelaki itu tidak sadarkan diri. Ia pun terbang dan menyelamatkan Ilana lalu mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kembali ke atap.

***

Hyunjin berdiri di depan Raya yang sudah tak sadarkan diri.
"Maafin gue." Ucapnya penuh penyesalan.

Tak juh darinya, Ilana terbatuk-batuk lalu terbangun. Ia melirik ke arah Raya dan Chan yang sudah tak sadarkan diri. Ia juga melihat sesosok yang sedang berlutut di hadapan Raya tersebut dengan raut yang tak dapat dibaca.

"Kalo kamu cinta sama dia, pastikan dia bahagia. Pastikan dia selalu tersenyum, dan hanya melihat hal-hal yang indah. Kamu gak salah cinta sama dia. Cara kamu mencintai dia yang salah. Kamu tahu kenapa kamu tertahan di dunia ini? Karena kamu belum melihat dia bahagia. Tepatnya mengikhlaskan ia untuk bahagia. Karena yang kamu lakukan hanya memaksakan perasaan kamu, bahkan ketika kamu sudah meninggal."
Ucap Ilana pelan, namun bisa hantu itu dengar dengan jelas.

Hyunjin tertegun sambil menunduk.

"Sekarang lepaskan dia. Dia berhak bahagia. Dengan siapapun yang di cintainya" ucap Ilana melirih di akhir kalimat. Gadis itu melirik Chan yang tergeletak tak jauh darinya.

Hyunjin melirik Ilana dan membuka mulutnya.

"Ternyata lo sama kayak Raya, lo bisa melihat dan memahami kami"

Ilana tak menjawab.
"Mereka... biar aku yang urus" Ucapnya dingin.
"Kamu bisa bantu aku dengan pergi. Berikan Raya kebebasan."

Dengan berat hati dan penuh rasa bersalah, Hyunjin pun meninggalkan mereka dan menghilang.

Dengan kesusahan, Ilana mencoba berdiri lalu merogoh ponsel di saku roknya, kemudian menelepon seseorang.

"Pak Ari?..... Bisa tolong ke atap?..... Teman saya pingsan.... baik pak"

Ilana pun menutup teleponnya. Ia kembali menatap tubuh Chan yang tergeletak di hadapannya, kemudian beralih ke Raya yang juga tergeletak di sana. Tatapan nya menerawang dan terlihat sendu.

***

TBC

Gue yang nulis, gue yang baper...
Lahhh :"))

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Vote gak susah kok 😚

Yes, I Can See Them | Stray Kids Horror-fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang