Prolog

899 99 14
                                    

"Arthit!" suara keras memanggilnya, membuat lelaki bertubuh mungil namun tinggi menoleh tersentak.

Wajahnya kebingungan.

"Tukar shift denganku ya? Ya? Ya???" rayu orang yang memanggil nya.

Arthit--lelaki bertubuh mungil itu menghela napas,"Shift-mu pagi, ngomong-ngomong."

"Hari minggu kok! Kau pasti bisa bertukar shift kan denganku? Ayolah! Aku ingin pergi ngedate dengan Rome,"

Arthit memandang temannya. Nama temannya ini Bright. Teman dari SMP yang tidak jelas dan selalu bisa membuat Arthit naik pitam.

Arthit mohon, jangan membuat seolah Arthit adalah orang yang baik--nyatanya tidak.

"Sepertinya tii---"

"Tidakkk! Kau harus bisa, harus bisa!" Kukuh Bright. Matanya seolah memberi Arthit ancaman untuk melakukan apa yang Bright inginkan.

Arthit-- seorang mahasiswa semester 5 yang tengah melakukan part time untuk melanjutkan sekolah dan hidupnya.

"Jangan bercanda, Bright. Kalau pagi aku lebih memilih tidur di kos. Ogah keluar. Lagipula tugas kuliahku tidak bisa ditunda!" Arthit mencoba memberi pengertian.

Di depannya ada Bright yang terus membujuknya. Bukan bagaimana, bertukar shift kerja bagi Arthit boleh-boleh saja, namun, bukankah harus melihat waktu dan kondisi juga?

Lagipula, hal terpenting yang membuat Arthit tidak ingin menggantikan temannya itu karena kondisi fisiknya sendiri. Dirinya adalah seorang Omega.

Apa? Omega? Ya, Nyatanya, di dunia yang kejam ini, bukan hanya dimenangkan oleh ber-uang saja. Kenyataan bahwa bila ia seorang Alpha dan memiliki banyak uang; dia adalah penguasa dunia yang sebenarnya.

Alpha, Beta dan strata yang terakhir adalah Omega.

Bila Alpha adalah orang terkuat dan biasanya memiliki segalanya, Beta adalah strata yang selalu dibawah Alpha. Kemampuan nya tinggi, namun tak setinggi Alpha. Beta juga adalah strata yang paling banyak populasinya di dunia ini. Dan, yang terakhir adalah Omega. Biasanya, seorang Omega memiliki tubuh yang lemah dan memiliki siklus heat yang dapat menganggu pekerjaan; itulah mengapa juga, Omega yang memilih bekerja begitu jarang. Pheromones Omega, pada dasarnya hanya memikat para Alpha, Beta tidak terpengaruh sama sekali. Omega memang dapat hamil apabila ia melakukan hubungan badan dengan seorang Alpha ketika head. Beta? Beta mampu, apabila ia menemukan pasangan Alpha; hanya Alpha yang dapat membuahi seorang beta, itupun apabila cocok dengan Beta itu sendiri.

Di dunia ini, lazimnya seorang Alpha berpasangan dengan Omega, sedangkan Beta bersama dengan sesamanya. Namun, ini kembali kepada mate dan bagaimana alur kehidupan membawa masing-masing.

Arthit sendiri, telah menerima dirinya seorang Omega semenjak hasil tes miliknya keluar. Tiada penyesalan. Hanya merasa; Mengapa Omega begitu lemah? Dirinya lelaki. Bukan karena dirinya seorang Omega, itu dapat menghapus kenyataan kalau dirinya seorang lelaki, bukan?

"Ai'Arthiitt! Astaga, kau tidak mendengarkan ku???" Bright berteriak tidak terima. Ruang ganti pakaian tempatnya bekerja menggema untuk sesaat.

"Tapi kau shift mu itu pagi, Ai'Bright. Mengerti lah juga dengan kondisiku," gerutu Arthit. Temannya Bright adalah seorang Beta. Bright sesungguhnya sahabat yang cukup mengenal Arthit, namun, sikap egois Bright terkadang membuat Arthit meradang sendiri.

"Hanya sehari,kan, Ai'Kit? Sudahlah. Terima saja. Atau kau mau membaginya dengan ku nanti?" Suara bass terdengar, Arthit menengok dan melihat sahabat Alpha-nya berdiri tidak jauh di belakanganya.

Knott, seorang Alpha sekaligus pemilik tempat Bright dan Arthit bekerja.

"Tuh! Bos saja mau membantu ku! Ayolah, demi aku mendekati Ai'Rome," bujuk Bright lagi.

Arthit menghela napas dan tidak mampu lagi menolak bila sang bos sudah berkata.

"Ya-ya. Tapi aku hanya dapat bekerja setengahnya saja. Setidaknya dari pukul 7 sampai 12. Setengahnya lagi, Bos yang harus menjaga." Balas Arthit dengan cemberut. Dirinya harus bersiap-siap merasa lelah berkepanjangan nanti.

"Nanti pulang lah pukul 12 malam. Tidak udah sampai pagi. Jam 7 pagi datang lah dan buka toko, mengerti?" Knott memberitahu.

"YEY!" Bright tidak mampu menyembunyikan kesenangannya.
Knott memang bos terbaik.

Arthit menghela napas untuk kesekian kalinya dan segera merapikan baju yang tengah ia pakai, "Baiklah, aku jaga toko dulu,"

Knott dan Bright mengangguk dan melihat Arthit yang keluar dari ruang ganti. Bright pun ikut ijin pulang karena shift nya telah usai.

.

Keesokan nya, seperti apa yang Arthit katakan. Menjaga pagi adalah hal yang paling dirinya benci. Pulang pukul 12 malam seperti yang dikatakan oleh bos-nya bukan solusi. Nyatanya, dirinya masih merasa lelah dan mengantuk karena harus menjaga shift pagi. Keesokan nya dia masih harus ada kelas yang menanti.

Astaga. Mengapa dirinya harus mempunyai teman macam Bright?

Kling

Arthit mendongak kan kepalanya dan akan berkata, "Selamat datang,"

Seorang lelaki berpakaian serba menyilaukan mata telah masuk ke toko.

Sebenarnya, hanya menyilaukan mata Arthit--lagi, sepertinya Arthit mengenali lelaki itu. Siapa? Ah terserah.

Lelaki itu hanya membeli minum dan makanan ringan. Tangannya mengambil dompet yang berada di saku celananya.

Arthit mengambil makan dan minuman itu dan mengatakan nominal yang harus di bayar.

Setelah melihat dengan dekat, Arthit jadi tau siapa yang berada di depannya ini.

Moon universitas. Kongpob.

Walau Arthit bukan anggota ospek atau apalah itu, Arthit tidaklah kekurangan informasi sampai tidak tau siapa yang di depannya ini.

Mungkin, Kongpob tidak tau siapa Arthit. Tapi, Arthit tau siapa Kongpob.

Kongpob memberikan uang miliknya, Arthit menerimanya dan segera memberikan struk pembayaran, kembalian dan kantong plastik berisi belian nya.

Tanpa berkata apa-apa, Kongpob pergi begitu saja.

Arthit masih memandangnya. Membatin dalam hati, bukan kah menyenangkan? Dari kau yang seorang Alpha lalu kau juga seorang moon universitas. Lengkap sudah. Tapi, lebih dari ke-irian itu, Arthit paling tidak menyukai satu hal fakta yang ia temukan ketika bertemu dengan Kongpob untuk pertama kalinya.

Aroma. Arthit tidak mengerti mengapa aroma Kongpob bisa begitu memikat penciuman nya.  Aroma yang seperti aroma hujan bercampur dengan tanah. Begitu menyejukkan dan menenangkan sebenarnya untuk Arthit. Rasa kehangatan juga dapat Arthit rasakan dari aroma Kongpob.

Itu semua sesuatu hal yang bukan Arthit sukai.

Sepertinya hanya dia yang dapat mencium aroma memikat itu. Kongpob tidak tau. Jelas terpampang karena sering kali Kongpob hanya melewatinya tanpa berkata apa-apa.

Bagus kalau begitu.

Sejujurnya, Arthit juga tidak mau repot karena hal mate.

Tidak-tidak. Arthit bisa pusing.

Melihat sekeliling nya untuk menyegarkan pikiran, toko sepi. Membuat Arthit berpikir memang ini masih pukul setengah 8 pagi. Hanya orang sinting yang datang pagi-pagi.

TBC

Holaaa.. saya kembali dengan membuat cerita baru... Omegavers gitu. Efek saya terlalu baca banyak manga (komik) omegavers. Huhu.

Gimana menurut kalian? Lanjut? Or tydac?

Comment and vote ya! Hehe ^^

Please, Go Away!Where stories live. Discover now