1. Am I Fascinated?

10.8K 624 76
                                    

"Jadian yuk?"

Mulutku terbuka, sekitar dua sentimeter lebih lebar dari seharusnya. Cowok di kursi pengemudi ini baru aja ngajak pacaran atau gimana?

"Bercanda?" Tanyaku heran karena ini sangat tiba-tiba dan sejujurnya aku belum siap menjalin hubungan lagi dengan siapapun.

"Iyaa bercanda. Tapi serius– eh nggak deng."

"Yang bener napa njay"

Jaemin tertawa, mungkin menertawai kebodohanku karena percaya pada omongannya. Dia membelokkan setir ke kanan, setelah itu menatapku beberapa detik.

"Kamu masih galau abis putus sama si Hyunjin?"

"Dih ngapain cowok kayak gitu digalauin."

"Oh jadi udah move on nih ye"

Kalau saja dia tidak sedang menyetir mungkin sudah kuhabisi detik ini juga.

"Ya bisa dibilang begitu lah"

"Jangan bete gitu dong." Jaemin mengacak rambutku pelan sambil tertawa. Tapi api sudah terlanjur menyala setelah dia membuatku kesal.

Aku dan Hyunjin baru saja putus. Tepatnya dua bulan yang lalu berlokasi di parkiran kampus setelah kita berangkat bersama.

Hyunjin bilang dia bosan dengan hubungan yang kami jalin. Sejujurnya aku juga sudah bosan, jadi saat itu adalah waktu yang tepat bagi kami untuk mengakhiri hubungan.

Tapi dugaanku benar. Selain bosan, kurasa dia sudah menemukan perempuan baru yang lebih 'wah' dariku. Cantik, populer, dan kaya. Kabarnya dia dan Hwang Yeji berpacaran dua hari setelah putus denganku.

Lazim lah, hati ini juga kebal kok, terhitung sudah beberapa kali aku memergokinya dengan perempuan lain saat kami masih berstatus pacaran.

"Jadi kita mau kemana anjer daritadi bolak balik bolak balik kampus. Bosen tau!"

"Lah ini kan mau ke halte kampus jemput anak-anak, masih muda udah pikun lo"

Jaemin cukup menyebalkan, tapi herannya aku betah berteman dengannya sejak kami masih menjadi maba. Menurutku dia baik. Ramah, sering tersenyum, pintar dan visualnya di atas rata-rata. Tapi terkadang mengganggu, egois, dan kata Jeno sih dia mudah cemburu.

"Lah yaudah gausah ngatain"

"Gak pengen ngatain tapi kamu-nya minta dikatain."

Akhirnya aku dapat menggunakan tangan cantik ini untuk menjitak kepala jaemin kemudian bersandar kembali ke jok mobil. Tapi mataku menangkap sebuah gerombolan yang tidak jauh dari mobil.

"Stop Jaem woy stop! Itu Haechan, Jeno sama yang lain!"

Jaemin menginjak rem dengan lembut di depan halte kampus. Tidak perlu turun, lima temanku itu langsung membuka pintu mobil dan berebut masuk ke dalam seperti zombie kelaparan.

"WOY JOK MOBIL GUA JANGAN DIINJEK-INJEK!!" Teriak Jaemin, mengatur bocah-bocah yang seenaknya naik ke mobil ini.

"Bacot lo turun aja kagak mau!" Haechan melompat ke belakang tanpa menurunkan jok tengah yang paling pinggir, yang mana sebenarnya lebih mudah.

"E-eh anjir! ARGHHH!!"

Jaemin akhirnya pasrah dan ikhlas jok mobilnya diinjak-injak. Setelah Haechan, Jeno, Renjun, Siyeon, dan Heejin duduk rapi, Jaemin kembali membalikkan badannya menatap jalanan.

"Tutup Yeon pintunya!" Suruh Heejin.

Brak!

"Pelan-pelan anjㅡ" Jaemin menggeram dan itu membuatku tertawa kecil kemudian menatapnya kasihan. "Udah siap belom!?"

[✔] Me After You »jjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang