Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Prolog

96.4K 8.1K 1.4K
                                    



Aundy beranjak dari tempat duduknya. "Jadi rencananya kapan kamu ke Bandung lagi?"

"Kayaknya nggak akan."

Aundy mengernyit. "Kenapa?"

"Ada sesuatu yang harus aku kejar di sini," jawab Argan.

Aundy berdeham, seolah tidak ingin tahu lebih jelas tentang rencana Argan, ia melangkah menghampiri sandalnya yang tadi sempat dilepas di samping sofa.

"Kamu nggak penasaran apa yang mau aku kejar di sini?"

Aundy mengangkat bahu.

"Kamu."

"Kita sebaiknya kembali ke acara sebelum mereka curiga kita ngapa-ngapain, deh." Aundy sedikit membungkuk, kembali memakai sandal berhak tinggi yang tadi membuatnya pegal katanya. Ia benar-benar tidak peduli pada rencana Argan, ya?

"Nggak mau istirahat agak lama? Katanya pegel berdiri terus nyapa banyak tamu."

"Iya, sih." Aundy menggaruk pelan samping lehernya, terlihat tidak nyaman. "Tapi ya ... nggak di sini juga istirahatnya."

"Dy?"

Aundy menoleh.

"Untuk yang kedua kalinya aku tanya sama kamu," ujar Argan. Ia menatap lekat-lekat mata Aundy yang kini balas menatapnya. "Karena selama empat tahun ini aku merasa gagal untuk lupain kamu, aku mau ngejar kamu lagi ..., boleh?"

Aundy mengerjap-ngerjap beberapa saat. "Terserah kamu." Ia berdeham. "Kita kembali ke acara resepsi sekarang aja, bisa?" tanyanya tidak sabar.

"Sebentar lagi di sini, nggak bisa?" Argan masih ingin melihat Aundy lebih lama lagi, berdua lebih lama lagi.

"Nggak. Harus sekarang," tegas Aundy. Sepertinya ia tidak percaya pada Argan yang akan menepati janjinya pada Audra untuk mengembalikan Aundy ke acara resepsi dalam keadaan utuh. Aundy terlihat lebih waspada pada Argan yang sejak tadi memandangi kancing kebayanya.

Memang, jika diizinkan, sepertinya Argan sudah berniat membuat kebaya wanita itu sedikit berantakan malam ini.

Sequel Satu Atap : Garis TanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang