PI [22] - ANA UHIBBUKA FILLAH

62.9K 3.2K 291
                                    

Saat ini aku sedang berhadapan dengan Mas Fathan, di kasur ini, berhadapan dengan posisi tidur

Aku mengelus pipinya lembut, tersenyum padanya

"Maafin aku,Mas" Ucapku dengan tersenyum hangat, tak terasa air mataku jatuh dengan cepat.

Dia terlihat mengatur nafasnya dan memejamkan mata sebentar lalu membukanya menghadapku

"Hanya ada waktu Sembilan Bulan untukku bisa menatapmu seperti ini" jawabnya dengan mengelus rambutku lembut

"Kamu boleh mengunjungi Anak kita nanti, sangat boleh"

" Mas, walaupun Mas gak Cinta sama Lily, jika dia sudah menjadi istrimu, hargailah dia selayaknya sebagai Istri, Cintailah dia Mas" Kuelap air mataku yang berlomba lomba keluar

Sungguh, saat mendapat kabar bahwa aku Hamil adalah hal yang paling membuatku Bahagia, namun tiba tiba aku menandatangani surat Cerai

"Jangan pernah menyakiti hatinya, jangan biarkan dia mengeluarkan air mata karena perbuatanmu" Aku mengelap air mataku lagi yang berjatuhan

Mas Fathan tiba tiba memelukku hangat, dua mengecup kepalaku berulang kali

"Maafin Aku, aku salah besar membuatmu mengeluarkan air matamu" aku menggeleng cepat, mengeratkan pelukannya.

"Bukan,ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada sembilan bulan, untuk saling mengeratkan" Ucapku dengan nada bergetar, sungguh aku tak bisa membendung kesedihan ini

••••

9 Bulan Kemudian

"Allhamdulillah,kandungannya semakin kuat, Pak,Bu. Dengan adanya bayi Kembar disini membuat Kontraksi sedikit lebih sakit. Saya kasih resep penguat janin" Ucap dr.Santika, dokter spesialis Kandungan ternama

Aku dan mas Fathan tersenyum senang. Tak terasa, sebulan lagi adalah hari bahagiaku campur hari kesedihanku

Dimana saat bayiku lahir tanpa Ayah, dimana aku melahirkan lalu ditinggalkan.

Setelah kejadian mengerikan itu,  Lily selalu menghubungiku--ralat-- menghubungi Mas fathan seakan akan dia takut jika kehilangan Mas Fathan.

Kesepakatan kami--Mas Fathan dan Aku-- adalah, Bayi Perempuanku akan kutitipkan pada Mas Fathan, Lily sudah mempertimbangkannya dan menyetujuinnya. Tapi aku khawatir jika Lily berbuat jahat pada Anak Perempuanku.

Sementara ini, aku tak pernah masuk Kuliah, namun bukan berarti silaturahmiku dengan temanku putus.

•••

"Mas" Ucapku pada Mas Fathan yang sedari tadi mengetik pekerjaan di Laptopnya yang berlogo Apel silver

"Apa?" Jawabnya lembut, sejak kehamilanku dia semakin melembut, malah sering menggombal

"Pingin Rujak" Ucapku yang langsung mendapat anggukan dari Mas Fathan. Dia beranjak dari sofa dan menghampiriku, mengelus rambutku dan mengecup dahiku singkat

"Tunggu ya" ucapnya. Sungguh, dia lelaki idaman semua Wanita, termasuk aku,Istrinya.

Aku mengangguk dengan tersenyum, masih saja pipiku merona ketika dicium oleh Mas Fathan.

Masa-masa bulan Ini adalah Masa terakhirku dengannya, dimana aku nanti takbisa berpegangan dengannya,masa masa dimana nanti aku tak bisa tinggal bersamanya, tak bisa menggombaliku lagi.

Pelengkap ImankuWhere stories live. Discover now