56

3.4K 283 64
                                    

3 April 2019

Sudah genap seminggu sudah Shania mendiamkan Beby. Pesan yang Beby kirimkan tak kunjung mendapatkan balasan. Dan ketika ia mencoba menelepon Shania, justru panggilannya itu direject. Shania benar-benar menjauhinya.

Dan hari ini adalah hari pernikahan Jeje dengan tunangannya. Shania serta Kinal mendapat tugas dari Jeje untuk menjadi bridesmaid-nya untuk satu hari ini. Jadilah Beby tak bisa menghubungi Shania sama sekali. Ia hanya bisa melihat gadis jangkungnya itu dari beberapa postingan instastory Shania saja.

Acara pemberkatan telah selesai. Dan mereka sudah meluncur ke lokasi resepsi. Kinal sadar jika sedari tadi Shania tampak diam. Tak seperti biasanya yang selalu cerewet. Ia bisa menebak jika gadis jangkung di sebelahnya ini sedang ada masalah dan tentunya dengan siapa lagi kalau bukan dengan Beby Chaesara.

"Diem mulu lo." Bisik Kinal karena tak ingin didengar orang.

Shania menoleh sebentar. Ia hanya meliriknya sekilas lalu sibuk memperhatikan Jeje yang kembali di rias untuk acara resepsi.

"Ribut lagi?" Bisik Kinal sekali lagi. Bukannya menjawab, Shania justru menyumpal telinganya dengan headset. Namun dengan cepat Kinal menghentikannya. "Lo kenapa sih? Ribut sama Beby, gue yang dicuekin. Ngomong kek. Orang bisu aja pengen bisa didengerin, lah elu? Punya suara malah diem mulu." Oceh Kinal yang sudah sebal pada Shania.

"Lo bisa diem nggak? Berisik." Kata Shania mengalihkan pandangannya lagi.

Kinal pun memilih diam. Ia mencoba membuka ponselnya dan tiba-tiba otaknya memiliki ide. Dibukanya aplikasi Instagram dan mencoba melihat instastory milik Beby. Ternyata Beby hanya membuat boomerang dengan pakaian berwarna hitam. Sepertinya Beby sedang dalam perjalanan menuju ke tempat resepsi.

"Shan, Beby datengnya sama siapa?" Tanya Kinal.

"Tau."

"Lo nggak tau? Payah. Di instastory Beby, dia pergi ke sini sama Elaine loh."

Mendengar itu, Shania langsung menoleh penuh pada Kinal. Wajahnya pun tampak terkejut. "Yang bener lo?" Ucap Shania cepat. Dan Kinal mengangguk yakin.

Sesaat kemudian, Shania sudah mengambil ponselnya dan membuka akun Instagramnya. Dan ketika ia lihat instastory Beby, kepalanya langsung menoleh pada Kinal yang sudah menahan tawa.

"HAHAHA gitu doang langsung panik lo." Tawa Kinal tak bisa ia tahan. Apa lagi melihat ekspresi wajah Shania yang panik. Sungguh lucu menurutnya. "Makanya, kalo kangen itu bilang, nggak usah sok ngambek." Kata Kinal setelah meredakan tawanya.

"Gue itu nggak ngambek ya, sama dia."

"Terus? Lo kenapa?"

"Ya siapa suruh dia bohongin gue. Giliran gue kasih pilihan dia jauhin Shani atau gue yang jauhin dia, dia malah balik tanya."

"Emang dia nanya apa?"

Shania diam sejenak. Matanya bergerak kiri-kanan dan perlahan menoleh pada Kinal. Ia takut kalau Kinal mendukung ucapan Beby.

"Apaan?" Desak Kinal.

"Dia nanya ke gue, kalo dia nyuruh gue jauhin Saktia, gue bisa atau enggak. Dan dia bilang," Shania menghela nafasnya pelan sebelum mengakhiri ucapannya. "Kalo gue nggak bisa jauhin Saktia. Kalo dia tau gue nggak bisa jauhin Saktia, ngapain dia tanya lagi. Saktia temen gue kok." Ucapnya cemberut.

Kinal menggeleng pelan. Ia tak mengerti dengan jalan pikiran Shania selama ini.

"Shan, apa bedanya Shani sama Saktia? Nggak ada bedanya. Shani sama Saktia, sama-sama suka sama kalian berdua. Dan mereka temen kalian. Jadi nggak ada bedanya." Shania diam mendengar penjelasan Kinal. Apa yang Kinal katakan memang benar. Tapi ia tidak suka jika Beby didekati oleh Shani. "Jangan kebiasaan lo kayak gini. Kalo Beby ilfeel sama lo, terus dia kepincut Shani karena Shani lebih baik dari lo, gimana?"

Story Of LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora