Satu

45.1K 2.6K 68
                                    

Enjoy guys!
Jangan lupa vote dan comment😘

.

.

***

"Aku pulang."

Pria tampan berusia 28 tahun itu memasuki bangunan megah yang dulu turut menghiasi masa kecilnya. Rumah yang kini hanya ditempati orang tuanya dengan beberapa pelayan itu tampak masih sama walau sudah beberapa tahun terlewati.

Seorang wanita paruh baya dengan seragamnya menyambut kedatangan pria tampan itu.


"Selamat datang, Tuan muda." sambut nya ramah seraya membungkuk sopan sebagai tanda hormat. Layaknya sikap yang patut ia lakukan pada majikannya.

"Bibi, sudah berapa kali kukatakan. Panggil aku seperti Ibu dan yang lain memanggilku. Bukankah aku sudah menganggap mu seperti Ibuku sendiri."

Wanita paruh baya itu tersenyum lembut. Dia sudah sering mendengar itu. Majikan mudanya itu selalu menyuruhnya untuk bersikap biasa saja. Tapi dia selalu tidak mendengarkannya karena merasa tidak pantas. Dia hanya seorang pelayan yang mencari makan dengan mengurus rumah megah ini dan majikannya yang sudah dewasa itu sejak ia masih bayi.

"Bibi."

"Iya Taehyung. Masuklah," Bibi itu tersenyum dan mengantarkan Taehyung sampai ke meja makan. Dimana disana sudah duduk dua wanita yang sangat di cintainya.

"Aku datang Bu, Nenek." salam Taehyung sopan. Dua wanita itu tersenyum. Mempersilakan pewaris tunggal dari perusahaan Kim Group itu duduk untuk bersantap siang bersama.
















Makan siang kali ini terlihat berbeda bagi Taehyung. Tidak biasanya dua wanita itu tetap diam. Bahkan ketika Ibunya menelpon tadi dia sudah bisa menebak apa yang akan mereka bahas.

Calon Istri.

Topik ini adalah topik yang selalu dibahas Ibu dan Neneknya. Setiap mereka memintanya untuk datang mereka selalu menceritakan profil seorang wanita yang telah mereka pilih. Tapi sejauh ini Taehyung selalu menolak apa yang di tawarkan kepadanya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan para wanita itu. Semuanya cantik, pintar dan berasal dari keluarga yang terhormat. Hanya saja dia merasa belum ada yang cocok untuknya.

"Jadi, kalian menyerah?" tanya Taehyung menggoda. Dua wanita anggun itu menggeleng kompak, membuat Taehyung mengangkat sebelah alisnya.

"Kami masih punya satu lagi. Dan kami yakin, kau tidak akan menolaknya," ucap Nenek Taehyung yakin.

Taehyung meletakan sendok nya untuk menatap keduanya, "Benarkah?" respon Taehyung. Sebenarnya dia bukannya tertarik. Lebih kepada menghargai keduanya. Walau bagaimana pun dua orang yang kini dihadapannya adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya.

"Iya, kakekmu sendiri yang memilihnya"

Taehyung tersenyum mendapat jawaban dari Ibunya. Tidak biasanya kakeknya ikut campur urusan pribadinya.

"Dia anak dari rekan bisnis keluarga kita. Kakekmu mengenalnya dengan baik, kami juga sudah bertemu beberapa kali dengannya. Dia gadis yang cantik, baik, pintar, sopan, menghormati orang tua dan dari garis keturunan yang terhormat."

Taehyung hanya mengangguk menanggapi pujian sang Ibu yang menurutnya agak berlebihan itu.

"Kau tahu, mata kakekmu tidak akan salah dalam menilai wanita. Kami sudah tau seperti apa kepribadiannya, garis keturunannya dan setiap inchi tentang tubuhnya. Dia memiliki kecerdasan yang tinggi, hati yang baik juga lembut dan tidak memiliki riwayat penyakit yang serius. Dia satu-satunya gadis yang cocok mendampingimu serta melahirkan keturunan keluarga Kim. Sempurna."

Taehyung lagi-lagi hanya bisa tersenyum melihat Neneknya yang begitu bersemangat.


"Tapi sepertinya aku belum berencana untuk menikah"

"APA KATAMU?!" pekik keduanya tidak terima.

"Pokoknya tidak bisa. Tidak ada penolakan bagi gadis sepertinya. Astaga Taehyung, mendengar profilnya saja para pria di luar sana akan langsung menerimanya tanpa harus berpikir ulang," gemas Ibu Taehyung.

"Kami yang perempuan saja jatuh cinta padanya, apalagi pria sepertimu," tambah sang Nenek.

"Begitukah? Siapa namanya?" Taehyung kembali menanggapi sebelum keduanya makin emosi.

"Namanya—"



.

.

To be continue

Hehehee😁 gimana?

you are mine | taennie ✔Where stories live. Discover now