9. Memories

1.3K 134 12
                                    

Ruang kerja Teuchi masih sama dengan yang Naruto ingat. Susunan perabotan dan sofa usang di sudut sana, masih sama letaknya. Sofa coklat bermotif beruang adalah satu-satunya benda yang mengingatkan masa kecil Naruto.

Sewaktu Naruto masih kecil, dia dan Hinata sering mampir ke kedai ini. Pasalnya, Taman Kanak-Kanak Sukira berada tepat di sebelah kedai ini. Lagipula Teuchi adalah sahabat kakek Naruto. Beliaulah yang sering membawa Naruto dan Hinata berkunjung kemari. Mereka akan mendapatkan makan siang gratis disini asalkan mau bernyanyi di depan para pelanggan ramen yang sedang makan. Terkadang juga keberadaan mereka dimanfaatkan untuk menarik perhatian para pejalan kaki agar mampir ke kedai ramen tersebut. Atau jika mereka sedang tidak mood bernyanyi, kedua bocah cilik itu akan tidur siang di sofa usang tersebut.

Naruto dan Hinata akan kembali ke rumah masing-masing pada sore hari. Jika orang tua Hinata belum pulang ke rumah, maka gadis cilik itu akan bermain di mansion Uzumaki hingga sang ayah atau ibu menjemputnya. Semua kenangan kecil Naruto tak akan jauh-jauh dari sosok Hinata. Begitu pun Hinata sendiri.

"Teringat masa kecil?" Naruto tersentak ketika suara Teuchi memecah lamunannya. Pria tampan itu menatap wajah penuh kerutan sosok pria di hadapannya dengan pancaran lembut. "Aku tak bisa membuang sofa itu. Terlalu banyak kenangannya." Teuchi terkekeh, "Kau ingat saat mengompol di sofa itu? Rambut Hinata bau pesing karenamu."

Naruto menyunggingkan senyum kecil. Dia masih ingat kisah bodoh itu. Saat kecil Naruto sering pipis di celana. Kalau sedang tidur malam maupun siang. Terkadang Teuchi memakaikan popok pada Naruto agar tidak pipis di sofa lagi. "Itu memalukan!" ujar Naruto lalu duduk di bangku yang ada di dekat jendela.

"Teuchi-jii, ceritakan apa yang terjadi pada Tousan!" ujar Naruto sambil memejamkan matanya sejenak.

Pria tua itu menghela napas panjang. "Sejak perceraian orang tuamu, Minato frustasi. Dia terlalu banyak berpikir hingga mencapai level depresi. Emosinya tidak stabil. Beberapa kali Minato melakukan percobaan bunuh diri, hingga usaha terakhir sewaktu dia meminum dua puluh butir obat sekaligus. Saat itu dia hampir meninggal, bahkan kondisinya telah koma. Minato dipindahkan ke Amerika demi menutupi keadaannya dari media dan dirimu. Sebulan lebih dia berbaring di rumah sakit. Keberadaan disembunyikan dari siapa pun. Sampai ketika dia siuman, Minato kembali depresi lantaran tak bisa menerima kenyataan jika harus berpisah dengan Kushina. Aku dan Jiraiya memilih untuk meminta bantuan psikiater untuk menyembuhkan Minato. Awalnya Tousanmu memilih untuk bungkam dan menyendiri. Namun lambat laun dia mau berbagi keresahan sampai akhirnya kondisi Minato pulih seperti semula. Aku tak pernah lagi menemui Minato, terakhir kali kami bertemu saat menghadiri upacara penguburan Jiraiya," ujar Teuchi panjang lebar.

"Tetapi ... Otousan tampak baik-baik saja saat itu," gumam Naruto lirih. Dia masih tak bisa mempercayai kisah menyedihkan sang ayah.

"Saat itu, tak ada yang menyinggung tentang Kushina. Jika ada, dia pasti kembali berteriak-teriak. Apalagi waktu itu, Minato masih terpukul karena ditinggal mati sang ayah," sahut Teuchi sembari menghembuskan napas kuat-kuat.

Naruto terdiam sejenak. Dia berpikir tentang obrolan panjang antara dirinya dan sang ayah tadi malam. Topik mereka tentu berhubungan dengan Kushina. Selama mengobrol tak ada lagi mimik penyesalan di wajah ayahnya. Meski ada raut pasrah, namun bukan berarti Naruto bisa mengartikan bahwa sang ayah masih larut dalam lara. "Tapi Tousan tampak baik-baik saja. Kemarin kami mengobrol tentang wanita itu dan tak ada hal apa pun yang dialami Tousan. Dia tidak teriak atau depresi."

Senyum kecil tersungging di bibir pucat Teuchi. Ada kelegaan di hatinya saat mengetahui keadaan putra sahabatnya sudah membaik. "Itu artinya Tousanmu sudah sembuh," ujarnya. "Aku sudah berjanji pada mendiang jiisanmu agar menjaga Minato dan dirimu, Naruto."

Blessing in DiguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang