0%: pisah

4.7K 406 96
                                    

"When do you know it's time to leave?"
"When leaving hurts less than staying."

.

.

.

💫 Apa yang orang-orang pikirkan ketika pertama kali memulai sebuah hubungan romantika? Merealisasikan sebentuk perasaan ingin memiliki? Dengan bebas menyampaikan seluruh afeksi? Menunjukkan bahwa cinta butuh sebuah tompangan status?

Itu masuk akal, sebenarnya. Dalam perkara normal, orang ingin mendapatkan cinta dari orang yang mereka cintai dengan suatu kejelasan dan tidak dibagi-bagi pada oknum lain secara sembarangan. Simpelnya, ini suatu konteks spesialisasi masalah perasaan, di mana kamu hanya akan dan ingin memiliki satu sama lain masing-masingnya.

Bagi Hyunjin, cinta itu bentuk reaksi dari Phenylethamine. Dan untuk Felix, cinta adalah suatu istilah dari satu berkah pemberian Tuhan. Keduanya digabungkan, lalu terjadilah penafsiran yang indah.

Mereka pernah terlibat dalam hubungan asmara normal.

Beberapa waktu lalu.

Sebuah pengawalan yang bahagia ketika Felix mendapati Hyunjin meminta bertemu, dan dia mengajaknya berkencan sambil mengelus tengkuk grogi. Felix itu simpel, ia tidak akan menolak ajakan dari orang yang juga dia sukai. Maka acara berpergian mereka pertama kali juga menjadi ajang pernyataan cinta Hyunjin. Mereka resmi, hangat, bertahan hingga menginjak tahun kedua Universitas.

Mereka nyaris menjadi pasangan yang seolah ketika orang lain melihatnya maka akan langsung beranggapan bahwa itulah hubungan yang direstui semesta.

Tapi hal di dunia ini tentu tidak hanya stagnan di titik itu-itu saja, kan?

Felix menggantungkan masa depannya di jurusan Manajemen Bisnis sedangkan Hyunjin menetapkan Hukum Tata Negara sebagai pilihannya. Mereka menimba ilmu di gedung Fakultas yang tidak sama. Berbeda rutinitas yang mana seiring semakin tingginya tingkat maka akan bertambah pula kegiatan. Percayalah, segalanya terlihat mudah di awal. Tapi, lagi-lagi, dunia ini berputar menelan segala kerasionalitasan. Dan kamu bisa apa?

Ketika jarak yang tercipta di antara keduanya kian merenggang, dan presensi masing-masing tercuri kesibukan,semuanya mulai agak sulit dikendalikan.

Pesan masuk dari Hyunjin sudah tertimbun jauh pada aplikasi chatting milik Felix. Dan nomor Felix terkubur banyak panggilan pada dial list di ponsel Hyunjin.

Ucapan selamat pagi dan selamat tidur terlupakan, meski mereka terlelap masih dengan saling memikirkan. Memikirkan mau dibawa kemana hubungan ini?

Beberapa kali ajakan kencan tertolak bergantian dari keduanya karena terkendala masalah waktu. Dan masing-masing sampai pada keadaan terlalu lelah untuk bertatap muka lewat fitur video call ketika luang.


Hal itu berlangsung rutin tanpa bisa ditahan dengan intensitas yang meningkat setiap harinya.

Dan segalanya lepas begitu saja.

Meski tanpa gugatan yang pasti, tapi mereka tentu tidak buta dengan kenyataannya. Masing-masing sangat mengerti lebih dari siapapun.

Hyunjin berakhir memiliki gosip dengan seorang dedek gemes bernama Yang Jeongin dari jurusan yang sama. Felix sendiri rutin pergi dan pulang antar jemput bersama Kim Seungmin, anak BEM yang jelas-jelas tertarik dengan lelaki itu.

Suatu hari, ketika mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan formal untuk menjelaskan segala keadaan, keduanya saling tuding-tudingan. Tidak ada yang mengalah, tidak ada yang mau disalahkan. Manusia sekali.

Lalu, putus. Secara resmi. Tidak bisa lagi terelakkan.

Mereka berakhir disaksikan dua olahan kopi dingin di atas meja sebagai pesanan yang tidak tersentuh sama sekali.

Tapi, apa dengan istilah putus itu, mereka akan benar-benar saling melupakan?

Tapi, apa dengan istilah putus itu, mereka akan benar-benar saling melupakan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Are you ready?

RIPTIDES; hyunjin ft. felix || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang