40%: ombak

1.5K 237 107
                                    

💫 Mengenal Felix membuat Hyunjin mengimitasi banyak hal secara permanen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫 Mengenal Felix membuat Hyunjin mengimitasi banyak hal secara permanen.

Salah satunya mungkin perihal berpikir panjang. Felix sangat jago berpikir, karena dia pintar tentu saja.

Jika Hyunjin, ia adalah tipikal yang tidak sering berpikir, dan sekalinya berpikir itu malah cuma untuk galau-galauan.

Pertemuan mereka kemarin memaksa otak Hyunjin untuk bergerak setelah lama membeku akibat keegoisan. Ia mencerna segala penampakan yang ada, juga meresapi hadirnya perasaan.
Felix masih sama. Masih sangat baik, masih sangat cemerlang, masih sangat bertanggungjawab. Hanya satu yang berubah yaitu perlakuannya pada Hyunjin. Satu perubahan dari Felix membuatnya tampak begitu berbeda di mata Hyunjin. Entah mungkin karena baru kini ia merasa diabaikan secara nyata, sedang sebelumnya mereka berdua sama-sama asik melarikan diri.

Hyunjin sempat berpikir mereka akan berubah jadi kemusuhan setelah tidak lagi memiliki hubungan, lalu Hyunjin sadar di sini Felix terlalu realistis untuk menjelma jadi figur kekanakan seperti itu. Sedang Hyunjin pun tak berniat masuk ke dalam pusaran yang berbentrok. Tapi seringnya, bagi mereka yang habis putus, bukankah pertengkaran sudah seperti hal yang wajar? Tidak peduli bagi mereka yang gampang berkata pisah secara damai, tapi kan hati siapa tahu?

Melihat orang yang pernah singgah di hati dan kamu puja setengah mati tapi kini bisa bebas bergandengan dengan siapa saja, bukankah itu sulit?
Belum lagi dengan perasaan seperti habis mencampakkan dan dicampakkan.

''... Hari ini 'kamu segalanya', besok 'kamu siapa?'..."

Omongan Felix yang berputar-putar di kepala Hyunjin sejak semalam senantiasa menarik spekulasi Hyunjin hingga semakin panjang. Bukankah kalimat itu seperti menyindir mereka? Hyunjin dan Felix kini dengan perasaan terasing masing-masing?

Tapi cara Felix memperlakukannya kemarin tidak membuat Hyunjin merasa dingin. Sedangkan rasa mereka sudah hancur dan mati. Tapi bohong jika Hyunjin tidak merasa Felix seperti orang lain baginya kini. Namun kehangatan alami yang Felix pancarkan dari dalam diri terasa mematahkan segalanya. Itu yang Hyunjin pikirkan. Pusing.

"Sumpah, ya, nambah-nambahin beban pikiran gue aja!" teriak Hyunjin frustasi selevel dikasih kuis dadakan lisan pasal pemberlakuan Undang-Undang. Anak Hukum kuis-nya selingkup negara, dong.

Changbin hampir tersedak kuah panas dari mangkuk mie instan kemasan yang dipegang tangan kanan. Hyunjin yang barusan menggebrak meja kini lemas kembali bertumpu lengan yang berlipat untuk menyangga kepala. Melihat wajah sok putus asa begitu memicu niat dalam diri Changbin untuk mengguyurnya dengan sisa mie instan yang masih mengepulkan uap panas.

"Nyelo lah, asu!"

Hyunjin meringis. "Maaf, bang."

Meski kesal sampai mentok di ubun-ubun, namun Changbin tetap merasa harus menjaga tabiatnya yang baik hati.

RIPTIDES; hyunjin ft. felix || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang