🌹PROLOG

68 10 2
                                    

Seorang gadis berjalan menuju laboratorium Biologi ketika mendapatkan panggilan dari guru pengajar ekskul yang diikutinya. Gadis dengan keturunan Tiongkok itu memakai kacamata, berkulit putih, dan berambut pendek, terikat dengan rapi. Langkahnya tidak terlihat buru-buru, tetapi ekspresi wajahnya jelas menampilkan kecemasan.

Sampai di depan laboratorium, gadis itu menarik napas dan menghembuskannya cepat. Diketuknya pintu dan dengan perlahan mendorongnya hingga terbuka. Di dalam sana, seorang guru terlihat menoleh ke arah pintu. Sepertinya sudah menunggu kedatangannya.

Gadis itu mengangguk sopan dan berjalan memasuki laboratorium, menghampiri guru yang kini berwajah ceria.

"Kiara, selamat siang!" sapa guru tersebut. Kiara, nama gadis itu, menjawab sapaan dengan sopan. Guru itu tersenyum sembari melanjutkan, "Kemarin, ada surat lomba datang ke sekolah. Meminta beberapa perwakilan dari sekolah ini untuk mengikuti perlombaan bidang IPA dan IPS di sana."

Kiara mengangguk-angguk ketika guru itu lanjut menjelaskan. "Nah, perlombaan ini semacam Olimpiade Sains Nasional! Bedanya, lomba ini tidak di-handle oleh Dinas Pendidikan, tetapi oleh sebuah perusahaan swasta-negeri. Ibu ingin kamu mewakili sekolah ini di cabang perlombaan Biologi, ya!"

Kiara mengerjap, membulatkan matanya tak percaya. Bagaimana bisa dia ditunjuk menjadi perwakilan sekolah dalam bidang Biologi, sementara dia sendiri merasa tidak mampu di pelajaran tersebut?

Melihat kecemasan di mata muridnya, Bu Hani menjelaskan, "Tenang Kiara. Kamu sudah diperhatikan sejak awal masuk ekskul ini. Kamu murid baru di semester dua kelas 10, kan? Sebelum kamu masuk di ekskul ini, ada anak kelas 10 yang mewakili sekolah ini juga di cabang dan perlombaan yang sama. Dia meraih medali  perak di sana! Sayangnya, karena sudah mendapat medali, dia tidak diperbolehkan mengikuti perlombaan ini lagi. Jadi, dia akan mewakili sekolah ini di bidang Kimia."

Kiara mengangguk-angguk saja. Kedua orang itu menoleh ketika pintu diketuk dan dibuka, menampakkan sosok laki-laki yang familiar bagi Kiara.

Bu Hani terkekeh dan bertepuk tangan melihat kedatangan siswa itu. "Wah, Ariel! Kamu panjang umur! Ibu dan Kiara baru saja membicarakan tentang kamu!"

Siswa laki-laki yang bernama Ariel itu tersenyum sopan, menatap ke arah Kiara dan guru itu bergantian sebelum berjalan mendekat.

Bu Hani berdiri, kemudian berkata pada Kiara sambil memegang pundak Ariel. "Nah, Kiara, ini dia murid yang ibu bicarakan tadi. Kalian berdua akan sering belajar bersama, karena Ariel akan membantu kamu menyiapkan olimpiade ini. Ayo, kenalan dulu!"

Ariel dan Kiara saling bertatapan, melempar senyum dengan agak sedikit canggung.

Kadang selucu itu, dua orang yang dulunya dekat, bisa menjadi kaku hanya karena waktu.

Ariel mengulurkan tangan pada Kiara, "Hai lagi, Kiara Maharani Adyasta."

Kiara tersenyum, menyambut uluran teman lamanya. "Halo lagi juga, Ariel Resta Abimayu."

🌹LA VIE EN ROSE🌹

Sabodo teuing lah ya. WKWKWK UNTUK TETEH KIARA DAN MAS ARIEL NAMANYA AKU PINJAM YAAA😄.

Vote comment untuk part pertama boleh dong gaes😘

Next part?

La Vie En RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang