V_KETUA KELAS

306 17 0
                                    

HAPPY READING ⚘Warning! Yang bercetak miring itu masalalu ya manteman 😄Jangan lupa tinggalkan jejak ya manteman🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ⚘
Warning! Yang bercetak miring itu masalalu ya manteman 😄
Jangan lupa tinggalkan jejak ya manteman🍃

Yoga sudah siap dengan seragam lengkapnya, pagi ini ia tidak terlambat lagi entah kenapa padahal kemarin sore ia belajar dengan Nara sampai malam dan itu sangat menguras pikirannya, mereka terus membahas tentang kuantum yang gak ada habis-habisnya pasalnya materi itu tidak mereka kuasai, tantangan terbesar bagi mereka untuk melakukan penelitian itu.

"Bunda." Panggil Yoga saat melihat bundanya yang sedang menyiapkan makanan .

"Loh Yoga, tumben sudah siap. Kan bunda belum suruh kamu mandi biasanya kalau bunda belum teriak-teriak kamu gak akan turun." Yoga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apa yang di katakan bundanya memang benar bahkan ia lebih memilih belajar dulu dari pada mandi. Kadang kalau bundanya berteriak ia pasti turun dengan menggunakan celana trening dan kaos singlet.

Karena menurutnya kalau ia mandi dulu baru sarapan itu cape dua kali karena setelah makan ia harus sikat gigi lagi, jadi dari pada buang waktu lebih baik makan dulu trus sikat giginya sekalian mandi.

"Kamu belum ngerjain tugas ya." Tuduh bundanya.

"hah, enggak kok bun. Tugas udah Yoga selesain tadi malem bareng Nara." jawabnya sambil meminum teh hangat yang sudah bundanya siapkan.

"Trus kenapa pagi-pagi udah rapih gini?" Tanya bundanya, sebelum Yoga sempat menjawab bundanya sudah berbicara kambali, "Ohh atau mau jemput Nara ya." Seketika Yoga tersedak mendengar perkataan bundanya.

"Enggak lah, ngapain juga jemput dia."

"Ya kali aja, tapi gak papa. kalian berangkat bareng aja soalnya kasian Nara dia suka naik angkot kalau sekolah. Ibunya harus berangkat pagi jadi gak sempat anter juga."

"Ya biarin aja lah, bagus tuh Nara mandiri padahal orang tuanya punya mobil masing masing tapi lebih milih berangkat pake mobil umum." Tawa Yoga seketika mambayangkan Nara yang ketinggalan angkotnya saat berangkat.

"Kamu kok gitu sih, ajak aja sekalian bareng kamu."

"Bunda, Yoga sangat menghormati bunda dan Yoga sayang sama bunda tapi maaf buat pagi ini Yoga gak bisa Menuhin keinginan bunda itu. Lagian kan Yoga berangkat pake sepeda, kalo dia berat nanti kan Yoga juga yang repot jadi dari pada nanti kaki Yoga sakit mending Yoga cari aman aja." Jelasnya panjang lebar sambil tersenyum dan mengambil roti untuk ia makan di jalan.

"Udah ah, Yoga mau berangkat takut telat. Bay bunda Assalamu'alaikum." Yoga mencium tangangan kemudian pipi bundanya.

Lia menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak tunggalnya itu, saat Yoga tumbuh dewasa ia semakin mirip dengan almarhum suaminya. Sikapnya yang ceria dan tengil sangat mirip dengan ayahnya saat mereka masih duduk di bangku sekolah, cara Yoga memperlakukan dirinya juga sama seperti suaminya selalu manis dan tenang.

450 Day [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang