Chap. 22 | Fail?

2.5K 353 19
                                    

Tetes demi tetes cairan merah berbau amis jatuh dari tangan seorang Kim Taehyung, tapi tak ia hiraukan. Dadanya terasa sesak akibat berlari. Ia mencari sosok perempuan dengan rambut terurai di tengah keramaian rumah sakit.

Taehyung semakin menambah kecepatannya kala dirinya menemukan apa yang tengah ia cari. Perempuan yang ia kejar terus melangkah cepat ke sebuah koridor yang sepi. Taehyung tidak memanggil nama perempuan itu, ia berpikir bila ia melakukannya maka akan semakin jauh untuk dijangkau.

Tangan lelaki bermarga Kim itu terulur berusaha meraih tangan orang di depannya.

"Kumohon, Rose." Dengan sigap Taehyung berhasil menggenggam lengan ramping perempuan itu.

Karena tarikan dari seorang yang menggenggamnya dari belakang, Rose terhenti dan dirinya terhempas menubruk tubuh lelaki di belakangnya. Kini posisi tubuhnya membelakangi lelaki itu.

Taehyung melepaskan genggamannya, kedua tangannya bergerak di lengan Rose dari bawah hingga ke pundak secara perlahan. Lelaki dengan suara berat itu mendekatkan wajahnya membisikkan sesuatu.

"Dengarkan aku sebentar saja."

Rose menghela nafasnya panjang mencoba menenangkan suasana hatinya. Taehyung berjalan ke samping dan berdiri di depan Rose yang tengah tertunduk.

"Rose, aku minta maaf."

Rose menolehkan kepalanya ke arah samping menghindari tatapan Taehyung sang suami. Isakan kecil sesekali keluar dari mulutnya.

"Aku akan jelaskan apa yang terjadi." Taehyung dengan wajah pucatnya masih mencoba membujuk Rose untuk mau mendengarkannya.

"Aku bertemu Jennie," Rose mulai membuka suara, ia memalingkan wajahnya ke arah sang lawan bicara.

"Dia memberitahuku tentang perempuan yang tadi ber—" bayangan kejadian di ruangan tadi membuat Rose malas melanjutkan kata itu.

"Dia Kim Jisoo, majjayo?" Kedua manik perempuan bermarga Park itu memasang tatapan intens. Semburat merah masih terlukis di wajah mulusnya.

"Iya,"

"Dia seorang penggoda, Taehyung-ssi. Aku tidak bermaksud berkata lancang tapi dari apa yang aku dengar dia akan mengejar lelaki yang sudah menjadi incarannya."

Rose menggigit bibir bawahnya, "ia tak akan pandang status, yang sudah menikahpun tak luput menjadi targetnya."

"Itu sudah menjadi sifatnya sejak ia ditinggal oleh calon suaminya tepat di hari pernikahan."

Taehyung membelalak sedikit terkejut dengan apa yang diutarakan oleh Rose.

"Rose, aku hanya—"

"Tapi aku tak menyangka," Rose memotong ucapan Taehyung. Kepalanya mengadah menatap dengan serius kedua iris coklat milik Kim Taehyung.

"Kamu menjadi salah satu orang yang tidak dapat menjaga batasanmu sendiri."

Rose akan melangkahkan kakinya namun Taehyung lebih dulu menghalanginya.

"Aku tahu, aku tahu aku salah. Aku..." Taehyung mengacak rambutnya frustasi.

Bulir air jatuh dari pelupuk mata Rose, ia tak mengerti lagi dengan sikap suaminya. Ia bertanya-tanya dalam dirinya, apakah ia telah berbuat salah kepada suaminya? Apakah ia bertindak tidak adil terhadap suaminya? Apakah... ia telah gagal menjadi seorang istri?

Bagaimanapun, hati Rose kini terasa tergores akibat perbuatan yang telah Taehyung lakukan.

"Apa kamu tahu apa yang aku rasakan sekarang?" Rose mulai meninggikan suaranya.

"Apa kamu tahu apa perasaan yang sekarang aku rasakan LEBIH DARI RASA SEDIH DAN KECEWA?"

"CEMBURU! Aku cemburu melihat kamu berbuat seperti itu pada orang lain."

Taehyung meneguk salivanya kasar, baru kali ini ia mendengar ucapan Rose yang membuat perasaannya diakui sekaligus hatinya terasa patah.

"Aku tidak akan mengulanginya."

"Berbulan-bulan yang lalu kamu pernah berkata seperti itu,"

"Aku memang sudah kelewatan. Aku melakukan itu karena Ketua Kim itu adalah Ketua dari agensi Jennie. Lalu ia sengaja mengancam..."

Disaat Taehyung sedang menjelaskan secara panjang lebar, Rose merasa indra pendengarannya tidak dapat menangkap gelombang suara apapun. Selain itu pandangannya terasa kabur, ia memijat pelipisnya namun rasa pusing yang tiba-tiba datang membuat tubuhnya roboh.

Taehyung dibuat panik karena melihat Rose yang pisan. Ia segera mengangkat tubuh Rose sembari memanggil tenaga medis yang ada di rumah sakit itu.

°***°

"Ayah izinkan saya—"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pintu sebuah mobil milik Tuan Park ditutup rapat. Di dalam mobil terlihat seorang gadis yang sedang tak sadarkan diri terduduk di samping pria paruh baya yang notabene adalah mertuanya Kim Taehyung. Sedangkan itu Taehyung menengok dari arah kaca sembari mengulang perkataan meminta untuk dibukakan pintu itu.

Sama sekali tak ada respon, padahal Taehyung bersuara hingga serak. Sampai mobil itu menyalakan mesinnya dan meninggalkan Kim Taehyung yang berdiri di halaman rumah sakit. Melihat kepergian mobil berwarna hitam itu mampu membuat air mata Taehyung yang sedari tadi ia tahan tak lagi dapat dibendung.

"Rose," dari kedua mata Taehyung mengalir air yang meninggalkan jejak. Ia berlari masuk ke rumah sakit dan melangkahkan kakinya menuju ruang tempat ia dirawat. Seorang perawat yang melihatnya mengerutkan keningnya, ia nampak mengikuti Taehyung dengan langkah pelan.

Setelah masuk ke ruangan tempat ia dirawat, ntah apa yang tengah lelaki bersuara bariton itu rencanakan. Taehyung mulai mengemasi barang-barangnya dan pakaian pasien yang ia kenakan diganti kaus hitam polos.

Indra penglihatannya tak sengaja melirik ke arah sebuah gambar lukisan tumbuhan dedaunan hijau yang menempel rapi di dinding. Ia berdiri dan menatapnya sejenak. Tangannya terulur untuk mengambil lukisan itu, namun ia merasakan kram pada salah satu lengannya.

"Akhh."

Taehyung memegang tangan kirinya yang dirasa sakit. Terlihat ada bagian kulitnya yang robek. Ia terus memijatnya sembari berjalan ke arah sebuah laci di samping ranjang.

Dengan tujuan mencari kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Taehyung membuka satu persatu laci dengan satu tangan. Akhirnya sebuah kotak dominan putih dengan dua garis berpotongan berwarna merah di bagian tengah berhasil ia temukan. Segera ia membuka kotak itu dan mengambil kasa steril.

Melihat kulitnya yang memiliki luka memanjang, ntah mengapa Taehyung dibuat heran karena ia baru merasakan sakit itu sekarang. Dengan menahan rasa perih, ia langsung saja mulai membalut luka itu sembari menyandarkan tubuhnya yang terduduk di lantai ke meja laci di belakangnya.

Beberapa lapis kasa steril ia gulungkan ke tangannya. Agar tidak mudah terbuka, ia membuat simpul dan mengencangkan benda berwarna putih itu dengan tangan kanan dan ia gigit sisi lainnya.

Taehyung menghela nafas panjang, ia merasa energinya terkuras banyak. Pandangan matanya terarah pada satu-satunya lukisan di ruang itu.

Satu orang, satu perempuan, satu nama yang sedang melintasi pikirannya.

"Roseanne Park," ucap Taehyung bermonolog.

Lelaki bermarga Kim itu menggigit bibir bawahnya. Air mata turun dari sudut pelupuknya dan semakin deras. Wajahnya bersemu merah dengan suara tangisan yang tertahan di tenggorokannya.

"I love you but I'm sorry..."

"Aku tidak bisa membuatmu nyaman denganku, aku tidak bisa membahagiakanmu, aku tidak bisa menjadi pelindungmu. Aku... telah gagal menjadi suamimu."

to be continue...

||Semangat menjalani hari demi hari!✨

✓ Linger || Kim Taehyung ' Roseanne ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang