FIFTH

8.1K 979 396
                                    

🌹 KookV Zone 🌹

. . .

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Pagi ini Yugyeom memasuki kelas seperti biasa dan dihadiahi pemandangan yang tak biasa. Ia meletakkan tas di bangkunya tanpa sekali pun mengalihkan pandangan dari bangku Jeon Jungkook. Pasalnya, ia melihat kawannya di sana melongo dengan wajah kosong—hampir-hampir terlihat seperti tak bernyawa.

Saking herannya, Yugyeom sampai perlu berjalan mendekat dan melambaikan tangannya di depan wajah Jungkook, sekadar memastikan bahwa anak laki-laki tersebut bukan tengah kerasukan roh penghuni kelas. Dia melihat di atas meja ada sebuah buku cetak yang terbuka lebar dan diabaikan pemiliknya.

“Jeon Jungkook,” Yugyeom mencoba memanggil, dan akhirnya anak laki-laki itu melirik padanya.

Segera saja Yugyeom menjatuhkan diri duduk di bangku terdekat dan mengelus dada. Ia mengangguk dan mengembuskan napas lega. Paling tidak Jeon Jungkook masih mengenalinya. Diperhatikannya buku di depan Jungkook yang menampilkan pelajaran bab reproduksi.

“Kau belajar pagi-pagi?” tanya Yugyeom, tak lupa menepuk pundak Jungkook keras-keras supaya mendapat jaminan pertanyaannya tidak akan diabaikan.

Sayangnya, Yugyeom masih tak digubris. Jungkook tidak menjawab dan malah menunduk melihat bukunya, menatap pada satu gambar di halaman buku dengan keterangan kecil di bawahnya yang bertuliskan "sel sperma". Ia tatap selama gambar tersebut beberapa detik sebelum kemudian menggumam.

“Kenapa kau mesti lolos?”

Yugyeom yang tak mendengar dengan jelas ucapan Jungkook lantas mengernyit. “Hah?”

Namun Jungkook mengubah topik percakapan.

“Kim Yugyeom,” Jungkook berkata tanpa memandang, “kalau hidupmu akan berakhir hari ini, kira-kira apa yang akan kau lakukan?”

Kedua alis Yugyeom mengerut dan bertaut mendengar pertanyaan ganjil Jungkook. “Kenapa menanyakan hal-hal aneh?” ia balik bertanya, tapi kemudian tetap menjawab, “Kalau aku, aku akan bersenang-senang dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kusayang.”

Jungkook mengangguk-angguk saja atas jawaban Yugyeom.

Lalu, sekejap kemudian Yugyeom tiba-tiba melebarkan matanya. Seakan baru menyadari sesuatu, ia memasang tampang horor seraya menatap Jungkook. “Tunggu dulu,” ujarnya cepat-cepat. “Kau bukannya mau bunuh diri gara-gara dimintai pertanggungjawaban keluarga pacarmu, kan? Jangan gila, Jungkook!”

Pertanyaan Yugyeom serta-merta membuat Jungkook ikut-ikutan melotot. Dengan ekspresi tak kalah horor ia membalas tatapan pemuda tersebut dan membalikkan dakwaan, “Kau gila? Gila, ya? Aku baru saja menemukan cinta sejatiku—pasangan sehidup sematiku—siapa yang kau bilang mau mati? Kupatahkan lehermu kalau kau bicara sembarangan lagi!”

Melihat bagaimana Jungkook bereaksi, Yugyeom akhirnya benar-benar bernapas lega. Pikirnya, memang beginilah Jeon Jungkook seharusnya. Ini dia Jeon Jungkook yang normal.

Jadi, sembari menyandarkan diri kembali dan mencoba rileks, Yugyeom bertanya, “Lalu apa masalahmu?”

Jungkook tak menjawab dan hanya memandang sejenak, setelah itu kembali pada kegiatan awalnya, melongo. Tampang bodoh Jungkook membuat Yugyeom tak tahan untuk tidak melemparinya dengan buku.

ME+YOU | BTS KookV [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang