Chapter 2

420 47 1
                                    


"  Lagi pula Perth sudah setuju, Saint."

Saint kaget mendengarnya. Perth sudah setuju? Kenapa tidak pernah bilang apa-apa padanya? Apa ini sebabnya Perth terlihat tenang sejak tadi ? Saint menatap Perth marah. Perth menatap Saint tersenyum. Tapi tidak dengan Saint.

Perth POV

Aku berusaha tersenyum di depannya. Padahal dadaku terasa sesak. Hatiku sakit. Meski Mae pernah membicarakan ini denganku, tapi untuk mendengarnya kembali aku masih belum siap.

Kupandangi bunnyku yang manis. Ia tidak mau membalas senyumku. Kulihat matanya yang sembab mulai berkaca-kaca lagi. Tatapannya sayu meminta penjelasanku. Aku ingin mencium matanya seperti yang selalu kulakukan saat ia menangis. Aku ingin mendekapnya erat-erat dan tidak melepaskannya lagi. Tapi aku tidak bisa.... Aku sudah berjanji pada Mae.


Flashback ...


" Halo Perth... Bisa jemput Mae di XXXXX ? Belanjaan Mae banyak sekali. Saint tidak bisa karena masih latihan. ", suara Mae Nuk di telephonku.

" Bisa , mae...Kebetulan sekarang Perth sedang istirahat." Jawabku.

Segera saja aku berpamitan dan langsung meluncur menjemput Mae Nuk. Hal ini sudah biasa aku lakukan sejak Saint dan aku hidup bersama. Kadang aku mengantar Mae Nuk ke RS untuk sekedar general check-up. Kadang aku menjemputnya dari pasar atau mall. Namun setahun ini aku lebih sering antar-jemput Mae Nuk ke Suppa Grand Mall. Bisnis peninggalan Kakek Saint.

********

"Perth...kemari sebentar, Nak. Jangan pulang dulu. Mae ingin bicara denganmu ," kata Mae mencegahku pergi.

Aku duduk di sofa sebelah Mae. Mae menatapku lekat sebelum bicara. Entah kenapa, ini membuatku sedikit cemas.

" Perth.... Kau tau kan? Setelah kakek Saint tidak ada, Mae yang melanjutkan bisnisnya ?,"

Aku mengangguk.

" Perth... Mae merasa ini saat yang tepat untuk mengatakan hal ini. Mae sudah menyimpan rencana ini sejak tahun lalu." Lanjut Mae.

Ia terdiam sejenak. Aku menunggu. Perutku mulai mulas merasakan ada hal tidak menyenangkan akan dikatakan Mae.

" Kakek Saint pernah berpesan pada Mae. Bisnis ini harus dilanjutkan, jangan sampai terhenti. Dan penerusnya harus keturunan Suppapong. Dengan kata lain seseorang yang didalamnya mengalir darah Suppapong. Bukan tanpa alasan kenapa harus demikian. Bisnis ini dimulai dari nol oleh kakek buyut Saint dengan penuh susah payah. Dimana saat itu persaingan sangat kejam. Tapi kakek buyut Saint bisa berhasil walau hanya dengan modal kejujuran " cerita Mae sambil menatapku .

Aku betul-betul mulas sekarang. Sepertinya aku bisa menerka ke mana arah pembicaraan ini. Darah Suppapong ..... kata itu terekam kuat dalam memoryku.

" Perth ... maafkan Mae. Tolong relakan Saint menikah. Mae sudah memberi kalian kesempatan bersama selama dua tahun ini. Kali ini, tolong penuhi harapan Mae, Nak..."

'Akhirnya... kalimat itu terucap'

Aku masih diam. Bukan berarti aku menolak permintaan Mae. Aku tidak berhak. Sama sekali tidak. Saint adalah anak Mae satu-satunya. Cahaya hidup Mae sejak Pho meninggal. Saint yang membuat Mae bertahan hingga sekarang. Sedangkan aku? Aku hanya menikmati kebahagiaanku sendiri sejak bersama Saint... bagaimanapun, tanpa Mae...Saint tidak pernah ada...

Kukuatkan hatiku untuk bertanya, " siapa dia Mae ?" aku yakin sekali suaraku bergetar.

" Veer ," jawab Mae singkat.

' Ahh... dia'. Desisku.

Adik angkat Saint. Yang selama ini selalu bersama Saint dan aku juga. Kami biasa bermain bersama jika tidak ada jadwal syuting. Dan juga sudah kuanggap sebagai adikku sendiri.

Perth POV end.

Perth mengangguk-anggukkan kepalanya berkali-kali tanpa sadar. Jari–jari tangannya saling bertautan namun terlihat gemetar. Mae Nuk menggenggam tangan Perth, mencoba menguatkannya. Tapi malah membuat Perth runtuh...

Dia menangis....

" Dia gadis yang baik... Gadis yang baik...." Desis Perth berulang-ulang. Mae Nuk meraih Perth, memeluknya, menepuk-nepuk pundaknya, dan.... menumpahkan tangisnya di sana.

" Maafkan Mae, Nak... Maafkan Mae.... ," ucap mae lirih.

" Aku berjanji Saint pasti mau menikah, Mae..."


Flashback End


Saint masih menatap Perth tajam. Tapi Perth tidak menjelaskan apa-apa. Sebaliknya dia bertanya pada Mae Nuk.

" Mae... Bolehkan aku bicara dengan Saint empat mata ?" tanya Perth.

" Tentu saja , Nak," jawab Mae.

" Tapi tidak sekarang... Tidak di sini...," tanya Perth lagi.

Mae memahami maksud Perth. Dan ia mengijinkan Perth mengajak Saint ke apartemen mereka.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



TBC ..................



maaf kalo ada typo.....

The family of mine (END)Where stories live. Discover now