Back then

441 65 1
                                    

Suara televisi menjadi satu satunya suara yang ada di ruangan itu. Dua pasang mata itu focus pada layar tipis berwarna, menyerap semua tampilan yang tersedia sambil saling menjadikan tubuh satu sama lain sebagai tumpuan. Dada Sehun sudah menjadi sandaran utamanya, dan bagi Sehun puncak kepala Seulgi adalah tempat ternyamannya, terutama karena ia bisa mencium wangi shampoo yang Seulgi pakai.

Pada awalnya tak ada rencana bagi Sehun untuk berkunjung ke apartemennya seperti ini, namun saat tahu jika Wonwoo akan pulang sangat larut karena masih memiliki beberapa hal yang harus di urus di kampus, Sehun memutuskan untuk menemani Seulgi hingga kembarannya pulang.

Tanpa terasa, isi cangkir yang ada di tangannya habis. Ia mendongak kearah wajah tampan Sehun. “Aku ambil minuman dulu ya” ucapnya lalu keluar dari pelukan nyaman Sehun menuju dapur. Di dalam kulkas tersedia cukup bermacam makanan dan minuman, karena semua yang orang tua mereka bawakan saat terakhir kali datang ke Seoul masih tersisa banyak. Mau Wonwoo ataupun Seulgi, sama sama bukan orang rumahan, jadi makanan ataupun minuman di rumah akan awet.

Setelah mengisi kembali isi gelasnya dengan jus apel, Seulgi kembali ke ruang tengah untuk menemui Sehun yang sudah tertidur pulas di sofa. Membuat seulgi tersenyum melihat betapa imutnya Sehun saat tertidur.

Pastinya dia sangat kelelahan setelah mengurus mahasiswa baru, tidak sepertinya yang seharian ini hampir tidak melakukan apa-apa selain mengambil mata kuliah saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pastinya dia sangat kelelahan setelah mengurus mahasiswa baru, tidak sepertinya yang seharian ini hampir tidak melakukan apa-apa selain mengambil mata kuliah saja. Kalau saja tadi Seulgi tak mengeluh masalah Wonwoo yang akan pulang malam, Sehun pasti sudah ada di rumahnya, dan beristirahat sejak tadi.

Seulgi menghela napasnya, duduk di samping Sehun sambil terus memperhatikan wajah pria itu. Menaikkan posisi jaket Sehun agar lebih menutupi tubuhnya. Apa yang telah ia lakukan dalam kehidupannya yang dulu hingga mendapatkan Sehun sebagai kekasihnya seperti ini?

Flashback on :

Tawa Mingyu berhasil membuat rasa resah dan kesalnya semakin menjadi. Dengan matanya yang tajam ia mendelik kearah pria tampan berkulit manis itu. “Bisa kau jangan berisik di rumah orang?” serunya kehilangan kesabaran.

Pria yang sedang asyik menonton acara komedi di televisi itu langsung membungkam mulut. Lalu mendekati Seulgi sambil membersihkan bajunya yang ditaburi remahan snack yang sedang ia makan tadi. “Ogu ogu.. yang sedang galau tak bisa di ganggu ya?”

“Ish kau ingin mati?” peringat Seulgi masih dengan pandangan paling tajamnya. Tapi ya memang percuma saja, dari semua orang yang pernah ia beri tatapan seperti ini, hanya Mingyulah yang tidak mempan, dia sudah terlalu sering melihatnya.

Mingyu menjatuhkan tubuhnya di samping Seulgi, lalu menatap ponsel yang ada di tangan gadis itu. Sambil menghela napas, dirangkulnya Seulgi, “belum ada kabar lagi?” tanyanya.

“Ck jangan ingatkan” sebal Seulgi.

“Ya! Kalau dia sungguh sungguh padamu, dia tak akan membiarkanmu menunggu seperti ini. Tinggalkan saja dia!” perintah Mingyu.

Clique ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang