Di sebuah kastil tua dua sosok makhluk tengah berdiri sembari menatap keluar jendela, dari sana mereka bisa melihat seluruh negeri. Mereka tengah bersiap-siap menyusun rencana untuk menguasai dunia dengan mempertaruhkan takdir dari ke-7 pria yang telah di ramalkan oleh 7 planet klasik eternity. Salah satu dari makhluk tersebut tampak menyeringai dengan memandangi sebuah buku tua. Sementara yang satunya lagi tengah menunduk memberikan rasa hormat sembari berceloteh.
"Hari itu akan tiba yang mulia ketujuh pemuda yang telah di ramalkan telah mendekati takdir mereka masing-masing."
"(Mengeluarkan senyum smirk)aku sudah tak sabar menantikan kehadiran mereka."
"Bersabarlah aku sendiri yang akan menjemput mereka untuk anda."
"Hahahahaha......kalau begitu aku mengandalkanmu jangan sampai kesempatan ini terlewatkan."
"Tenang saja mereka telah sampai di gerbang kematian mereka."
"Apa yang mereka lakukan di sana."
"Mereka hanya berlatih kemampuan yang mereka miliki dan tanpa mereka sadari aku memanfaatkan kemampuan mereka itu untuk menghidupkan batu kegelapan."
"Hahahahahahahahaha....tidak sia-sia aku mengandalkanmu."
"Yang mulia tunggu dan nikmati saja permainan ini."
"Apakah anak yang kupersiapkan untuk kekutan mahadasyat itu baik-baik saja disana?"
"Dia sangat baik yang mulia semua teman-temannya menyukai kehadirannya."
"Apakah batu itu juga tumbuh dengan baik?"
"Jangan khawatir batu itu tumbuh sama baiknya dengan anak itu. Mereka telah menyatu dalam aliran darah anak itu. Kita tinggal menunggu kebangkitannya dan anak itu sendirilah yang akan menghabisi seluruh rekan-rekannya dan mempersembahkan kekuatan mahadasyat itu kepada anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD SWEAT AND TEARS
Fantasicerita ini merupakan cerita fantasy yang ku tulis dengan mengambil alur cerita dari album BTS WINGS dan juga beberapa teori yang ku baca mengenai cerita abraxas dan salah satunya buku yang berjudul DEMIAN karya HERMANN HESS .Aku mengubah beberapa pa...