sechs

94 7 0
                                    

"Prinsipnya, masalah itu sampah. Pilihannya, mau kamu olah sendiri atau mau diberikan orang lain untuk diolah."

-- Jingga Lestari

_____

Suasana di kelas XI IPA 2 sangat hening, hanya ada suara-suara dari tipe-x yang di kocok oleh beberapa murid, lalu menumpahkan cairannya pada buku tulis mereka. Hal itu sudah biasa, apalagi saat mata pelajaran Biologi tengah berlangsung. Mereka tidak ada yang berani satu pun untuk membuka suara. Bahkan, anak laki-laki yang biasa suka membuat keributan, pun, tak berani membuka mulut sama sekali. Mereka terlalu takut--ah ralat, terlalu segan untuk membuat keributan pada saat jam Biologi berlangsung.

Bu Hanum--selaku guru Biologi memang banyak disegani oleh para murid di SMA Mosa, bahkan tak jarang mereka talut oleh guru tersebut. Bukan takut karena beliau termasuk salah satu guru killer. Hanya saja, mereka selalu was-was jika mendapatkan guru Biologinya adalah Bu Hanum.

Di SMA Mosa terdapat beberapa guru Biologi yang salah satunya adalah Bu Hanum. Ia termasuk salah satu guru ter-favorit menurut kepala sekolah. Tapi tidak bagi para siswa. Caranya mengajar yang membuat murid gigit jari, serta selalu membuat jantung deg-degan itulah alasannya.

Ia dikenal sebagai guru yang tegas, tidak mentoleransi murid yang suka mencontek pada saat ulangan harian.

Contohnya saja pada saat ini, Bu Hanum tiba-tiba saja berdiri dan menghampiri salah satu murid yang tengah bermain ponsel yang ia letakkan di pahanya.

"Ssstt, Raka!" Ardha memanggil temannya sedikit berbisik.

Yang dipanggil mengangkat kepalanya, lalu menatap orang yang tadi memanggilnya. Ia mengangkat sebelah alisnya.

Ardha menggerakkan jari telunjuknya ke depan, Raka yang paham akan maksud dari Ardha, langsung menatap ke arah depan. Ia sontak memasukkan ponselnya ke dalam laci, dan menumpukkan kedua tangannya ke atas meja lagi.

"Mampus, ketauan!" gumamnya pelan.

Bu Hanum yang sudah tiba tepat di sebelah Raka, langsung mengambil kertas ulangan cowok tersebut dan merobeknya tanpa ba-bi-bu.

Suasana kelas yang tadinya tegang, kini berubah menjadi horor. Raka benar-benar cari mati!

Guru itu menatap Raka tajam seraya berkata, "Sudah saya bilang, kan, jangan pernah mencontek saat ulangan sama saya! Inilah akibatnya, nilai kamu untuk ulangan hari ini, nol!"

Semua murid di kelas benar-benar tercengang, saat melihat Raka keluar dari kelas begitu saja tanpa rasa takut sedikit pun.

Tari yang sedari tadi melihat kejadian tersebut, hanya menggelengkan kepalanya, kemudian melanjutkan kembali mengisi lembar jawaban yang belum selesai ia kerjakan.

"Fokus kembali pada lembar jawaban kalian masing-masing!" imbuh guru tersebut, dan melanjutkan, "Masih ada yang berani untuk melakukan hal memalukan seperti Raka tadi?!"

Para murid serempak menggelengkan kepalanya.

Beberapa menit kemudian, waktu yang para murid tunggu-tunggu telah tiba. Istirahat. Satu kata itu telah membuat separuh beban yang ada di kelas XI IPA 2 berkurang. Mereka semua langsung bergegas mengumpulkan lembar jawaban pada Bu Hanum yang masih duduk manis di bangkunya.

"Akan saya umumkan hasil nilai ulangan kalian semua minggu depan. Sekian dari saya, Assalamualaikum!" pamit guru tersebut, dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas XI IPA 2.

Tari yang tadinya ingin beranjak pergi ke kelas Angga harus mengurungkan niatnya sejenak, lantaran suasana di koridor masih sangat penuh oleh murid yang berlalu lalang untuk pergi ke kantin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DiferenteWhere stories live. Discover now