02. Berani Lerai, Kalian Gue Bantai

37 7 3
                                    

Assalamualaikum
Annyeong!
Happy reading!

Enam cowok berseragam putih abu-abu baru saja memasuki gerbang SMA  Galaksi, keenamnya sudah mencuri perhatian banyak siswa-siswi, terutama para siswinya. Meskipun mereka kagum dengan sekumpulan cowok itu, namun kebanyakan diantara pengagum itu sebenarnya takut. Jelas saja, geng mereka terkenal dengan kesangarannya, tak bisa dicegah jika sudah berbuat nekat, ahlinya mendeskriminasi, jagonya berkelahi, langganan absensi, penuh emosi, juga arogansi.

"Kita taruhan, Andre bakalan dateng pas pelajaran pertama, atau istirahat pertama?" Ucap Aji di sela-sela candaan mereka lalu terkekeh mengingat Andre yang selalu dan selalu terlambat, hingga membuat toilet sekolah semakin bersih tiap harinya.

"Istirahat pertama," jawab Daniel, Erlang dan Fandi kompak sedangkan Rizki memilih sebaliknya.

"Lo nggak mau ikut taruhan nih Bas?" Tanya Aji.

"Nggak penting," jawabnya dingin.

"Anjir." Aji tergelak menerima respon Ibas.

Mereka tiba di depan kelas XI ISOS 2, kelas Rizki tepatnya. Ya, mereka memang tidak sekelas, para guru sengaja memisahkan mereka supaya tidak membuat onar saat jam pelajaran berlangsung. Mereka duduk-duduk di undakan tangga, yang memang berada tepat di sebelah kelas XI ISOS 2.

Saat sedang bergurau, tiba-tiba saja Anggi dan Anita lewat tepat di depan mereka. Keduanya merupakan pacar Daniel yang baru saja ia tembak dua hari lalu.

"Hai," sapa Daniel untuk keduanya. Anggi dan Anita tidak saling tau kalau mereka berdua berhasil dipacari oleh satu orang yang sama. Daniel. Daniel sengaja bilang kepada mereka untuk merahasiakan hubungan dari orang-orang, kecuali pada teman satu gengnya. 7 am.

Anggi dan Anita membalas sapaan Daniel hanya dengan senyuman malu. Tak lama setelah kepergian Anggi dan Anita. Fandi, Erlang, Aji, dan Rizki heboh mengumpat setelah melihat kelakuan playboy cap kuda lumping satu ini.

"Anjir, itu cewe lo semua, 'kan?" Tanya Erlang.

Daniel tersenyum menarik turun kan alisnya membenarkan pertanyaan Erlang.

"Wah bangsat ni bocah!" Seru Aji.

"Eh, ini lo kapan jadinya mau ngehajar si Aldo?" Tanya Fandi.

"Ntar deh pas istirahat." Aji menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. "Ntar beliin gue es batu ya di kantin," pinta Aji pada Rizki.

"Sekalian Marimasnya, nggak?"

"Iya, buat gue tabur di mata lo!" Ketusnya. "Beli es batu aja, nggak usah pake tetek-bengek segala."

Teeeetttt teeeett teeeeeettt

"Ah, Handoko bangsat! Buru-buru banget sih, mencet belnya," umpat Daniel.

"Bukan pak Handoko. Belnya kagak sengaja kesenggol toketnya Bu Marina." Erlang tergelak lalu diikuti gelak tawa temannya kemudian, dasar mesum. Langsung saja kepala Erlang di hadiahi jitakan oleh teman-temannya. Mulutnya tidak bisa dijaga. Ini kan sekolah, tempat umum, juga banyak siswa yang berlalu lalang, tidak seharusnya kan dia bisa bicara seenaknya seperti itu. Kalau saja ada guru yang lewat, dan tidak sengaja mendengar ucapan Erlang, sudah dipastikan kalau dia akan diseret ke ruang BK detik ini juga.

...

"Nih, gue udah bawa es batunya." Rizki menghampiri teman-temannya yang sudah bersiap akan menaklukan Aldo segera. "Capek Ndre?" Tanya Rizki melihat wajah lelah Andre.

Ya, Andre baru tiba di sekolah setengah jam sebelum istirahat pertama tiba. Lalu ia diberi hukuman seperti biasa, membersihkan toilet sekolah. Wajahnya benar-benar terlihat lelah, pasalnya, hanya dia seorang yang terlambat hari ini, padahal, biasanya ada yang terlambat juga. Dan biasanya ia akan menyuruh seorang yang sama terlambatnya dengan Andre untuk menyelesaikan bersih-bersih toilet sendiri. Sedangkan Andre akan melanjutkan main gamenya. Sadis memang.

7 amWhere stories live. Discover now