Timeless

992 128 9
                                    

[Prolog]

A Markren Fanfiction

— Timeless —
Believe that time is always Forever


“Tuhan memberikan hidup, manusia mengejajari hidup, arwah berputus asa akan hidup.” — H. RJ



____

Hancur lebur.

Mungkin itulah yang ada di benak Huang Renjun, pemuda berusia 20 tahun yang tengah menatap ngeri hasil Cek kondisi seorang pasien. Nafasnya tak karuan, menatap bahwa orang yang baru saja pingsan beberapa jam lalu, yang ia selamatkan, memiliki riwayat penyakit seperti ini.

Tak ada gantinya, jantungnya.

"Mark, tidak mungkin punya penyakit seperti ini kan?"

Dokter itu menggeleng, "Kelainan jantung, kami sangat membutuhkan donor organ. Mencarikan organ Jantung sangat sulit di zaman ini,"

Renjun berkutat dalam pikiranya, menahan rasa ingin teriaknya. Batinnya sudah menjerit, menyumpah serapahi diri sendiri tentang kebodohanya yang bahkan tak menyadari kondisi pacarnya.

"Tuan Huang?" tanya Dokter itu.

Renjun mengangguk, "Saya yang akan mendonorkan Jantung untuknya,"

Dokter itu terkejut.

.
.
.
.

Kenapa dia memilih jalan seperti ini? Bukan karena Jaminan bahwa adiknya akan mendapat uang sokongan kehidupan ya kan? Atau bukan karena dirinya yang menganggap bahwa dengan begini dia bisa menghilangkan rasa sakitnya. Nyatanya, detak jantung ini akan hilang.

Mark, bagi Renjun adalah seorang kekasih, sahabat sekaligus dirinya sendiri.

Tidak ada yang kurang dari pemuda itu, tentang bagaimana dia menerima Renjun yang hanyalah anak yatim, ia menerima segala kekurangan Renjun saat menerima fakta bahwa pemuda itu bukanlah anak baik-baik. Mark, bagi Renjun adalah penyelamat.

Jadi apa salahnya bukan bila mengorbankan diri untuknya? Hanya nyawa, sedangkan beribu nyawa orang ada di tangan Renjun.

Sedikit kisah dari Renjun dan Mark, mereka dipertemukan disebuah universitas negeri, baru saja ospek, Mark adalah kakak tingkat Renjun yang langsung tertarik dengan binar sorot mata Renjun. Renjun tak pernah tertarik sedikitpun pada seorang Mark Lee sebelum pemuda itu menyelamatkanya dari pencabutan beasiswa—yang sekarang mungkin tak ada artinya—kemudian dia membawa Renjun dan Adiknya untuk menemui kedua orangtuanya.

Hubungan serius ini didapan melalui perjuangan, dan berkat Mark, Renjun serta Chenle, adik renjun, mampu untuk hidup layak.

Pria itu terbaring lemas diatas ranjang VIP ruangan rumah sakit, rambut hitam legamnya terlihat berkilau dibawah cahaya lampu ruang, bulu matanya lentik, dagu yang tegas alat pembantu pernafasan itu. Paduan yang indah, Renjun bahkan tak pernah sekalipun melihat Mark yang tengah tertidur lelap seperti ini.

Memang lemah, tapi dia terlihat jauh lebih tampan daripada biasanya.

"Mark-hyung, kenapa tidak pernah memberitahu Renjun tentang ini?" tanya pemuda keturunan China itu, mengentuh tangan Mark yang ditempeli infus.

Renjun menangis, deraian air mata tak mampu untuk terbendung lagi.

"Padahal Renjun..." isakanya terhenti, menarik nafasnya perlahan, "Aku mencintaimu, kenapa orang baik sepertimu harus diberi cobaan seperti ini?"

Timeless || Markren [Pending]Where stories live. Discover now