Brave Boy

416 55 21
                                    

[Timeless]
.
.
.
.
.

_________

"Mark!"

Teriak Renjun sebari berlari di gelapnya gang, tanpa sadar tubuhnya sudah menjauh dari Winwin dan kumpulan orang yang barusan mengerjar Mark. Nafasnya menderu hebat ketika melihat sosok itu menghilang di gang kecil. Nyatanya langkah Renjun sama sekali tidak mampu menginbangi Mark meskipun umur mereka sekarang berbeda jauh.

Pemuda itu menelusur segala sudut pasar dengan matanya, tak menemukan satu orang pun sosok yang mirip dengan Mark disana. Renjun kehilangan jejak, namun dia tak menyerah. Karena sekarang dia harus menemukan Mark.

Lagipula, mengapa dia dikejar-kejar orang tadi?

Ia berhenti disebuah gang bagian pasar yang sepi, pandanganya samar-samar melihat kumpulan orang disana.

"Cih, kamu mencuri lagi Mark?"

Gelak tawa terdengar dari obrolan itu.

"Katanya orang kaya, tapi mencuri, eh tapi gak apa-apa yang penting kita dapet uang kan!"

Dua orang pria berjalan sebari menyambar bungkusan ditangan pemuda bersurai hitam, wajahnya terlihat ketakutan karena mereka mulai tersenyum sangar lagi.

"Huh, apa ini?" pemuda bertubuh kekar mengeluarkan isi bungkusan yang ternyata adalah sebuah syal. "Barang murahan apa ini?"

Syal itu dibanting ke tanah, membuat Mark mengigit bibir bawahnya. Tanganya sudah mengepal ingin menonjok wajah orang-orang itu.

"Lain kali mencurilah barang yang bagus, pecundang!" ucap si kekar menarik kerah pakaian Mark, membuat pemuda itu sedikit berjinjit. "Kau kira aku doyan pakai syal? Mau adikmu ku hajar besok hah?"

Mark menggeleng, "Aku hanya punya itu, aku tidak mungkin meminta uang pada ayah!"

Satu hantaman disasarkan pada wajah Mark. Membuat pemuda itu tersungkur ditanah sebari mengerang kesakitan.

"Aku tidak mau tau, besok bawakan kami Emas kalau tidak Jeno akan kuhajar!"

"Hei!" sentak Renjun membuat semua orang didalam gang menoleh padanya. "Ngapain kalian disana? Mau kulaporin ke petugas keamanan?"

Si kekar mengernyitkan matanya, "Siapa kamu?"

"Aku akan benar-benar melaporkan kalian kalau tidak melepaskan bocah itu!" ancam Renjun.

Keduanya ketakutan, mereka pun berlari sambil mengancam balik Mark. Sedangkan Renjun kini bernafas lega karena pemuda itu tidak apa-apa.

Ia mengulurkan tanganya, "Kamu tidak apa-apa?"

"Aku.." ekspresi Mark terlihat hampir menangis, ia menggeleng dan meraih tangan Renjun. "Terimakasih, kakak mau menyelamatkanku."

Renjun mengulas senyuman, hatinya sedikit nyeri melihat bekas kemerahan di pipi Mark.

"Namamu siapa?" tanya Mark.

"Renjun, Huang Renjun!" jawab Renjun sedikit terkejut.

"Aku Mark Lee, salam kenal." ia tersenyum manis sekali, membuat degupan jantung Renjun tak terkendali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 03, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Timeless || Markren [Pending]Where stories live. Discover now