Baby Lion

375 61 10
                                    

[Chapter 2]

Timeless
Markren's Fanfiction


Disclaimer by Themself

_________

"Lho dek? Mau kemana?"

Orang itu berusaha mencegat langkah Renjun, sayangnya ia gagal karena tubuhnya kaku secara tiba-tiba. Matanya membulat saat melihat sosok-sosok lainnya yang menatapnya, juga sentuhan di tengkuknya.

Satpam itu menelan ludah, merasakan getaran di tubuhnya.

"Kamu yakin mau masuk ke sana?"

Suara wanita itu membuatnya terkulai lemas di tanah. Senyuman manis Renatha menjadi hiasan terakhir malam itu, dari balik kegelapan dan juga tatapan tajam monster ghaib disana Renata menatap punggung Renjun.

"Selamat berjuang kembaran."

Renjun sendiri tak memperdulikan bunyi kuat yang memekik ataupun tangan-tangan yang hendak mencekiknya, seolah semua itu hanyalah kabut, tak satupun dari mereka mampu menyentuh Renjun sekarang. Nafasnya tersengkal, ia tak tau harus berlari ke lorong mana setelah kehilangan jejak sejak di UGD. Lorong yang dilaluinya sepi dan remang seperti kebanyakan lorong. Ia tersadar setelah jeritan kesakitan wanita terdengar.

Renjun mengikuti intuisinya untuk mengejar suara itu, didepan ruangan yang tertutup, Renjun hanya mampu menatap seorang wanita yang mati-matian mengeluarkan bayinya, sebuah perjuangan yang sangat kuat dari seorang ibu. Sejam berlalu dengan Renjun yang masih saja terpaku di depan pintu.

Keadaan ruangan sudah kacau, para petugas yang ada terpaksa mencari solusi, kelihatanya ada masalah pada proses persalinan itu hingga tak ada yang terlihat tenang.

"Mark..." panggil Renjun saat mencuri dengar tentang kondisi bayi itu.

Bayi itu lemah, ibunya pun tak mampu untuk mengeluarkan bayinya, keadaan genting itu membuat Renjun terenyuh.

"Lahirlah dengan selamat..." bisik Renjun menyatukan kedua telapak tanganya. Ini pertama kalinya dia meneteskan air mata sejak berada di masa lalu.

Hanya satu yang Renjun inginkan saat ini, yaitu Mark yang lahir dengan selamat. Seorang petugas tersentak saat melihat Renjun berdiri didepan ruangan, tatapan aneh itu membuat Renjun menoleh pula kearah seorang berpakaian perawat.

"Ngapain kamu disini?"

Renjun menunduk sambil mengarahkan telunjuknya kearah ruang persalinan. "Mendoakan bayi itu."

Tatapan teduh Renjun membuat perawat itu mengangguk. "Berdoa lah, wanita itu mulai kehabisan banyak darah."

.
.
.
.

Apa yang Renjun lakukan setelahnya, ia hanya meringkuk menunggu kelahiran Mark. Jantungnya berdegup kencang. Tetesan air mata itu tak kunjung henti disela-sela doanya. Hingga akhirnya ketika jam berdenting 12 kali, suara teriakan bayi menggema.

Renjun merasa lega, namun tak tau harus apa saat melihat terengutnya sebuah nyawa dari kelahiran itu.

"Bayi laki-laki, tanpa ayah..."

Timeless || Markren [Pending]Where stories live. Discover now