Be My Mistake - The 1975

430 47 2
                                    

Aku meraup oksigen sebanyak yang kubutuh. Kemudian menggigit bibir kuat-kuat agar senyumku tidak semakin lebar. Sepi mengukung kami berdua bersama gelapnya malam. Sesekali terdengar gemerisik daun yang terkena angin atau lengkingan suara anjing milik tetangga.

"Aku pulang." Yoongi bersuara pada akhirnya. Baru saja ia akan melangkahkan kakinya meninggalkan teras rumahku, tanganku menahan pergelangannya.

"Aku boleh bertanya?"

Yoongi hanya menatapku tanpa bersuara. Wah... dengan pakaian serba gelap khasnya itu, dia benar-benar terlihat seperti bintang yang terang di langit sana. Kulitnya yang seputih susu itu membuatnya tampak bersinar.

Aku melanjutkan ucapanku ketika tidak ada tanggapan suara darinya, "Kita ini... apa?"

Jawaban apapun yang akan diberikan oleh Yoongi, aku akan siap. Bahkan, sebenarnya juga, tanpa bertanya pun aku juga tau jawabannya.

Namun Yoongi hanya terdiam lalu menatapku tepat di manik mata. Aku tidak bisa membaca raut wajahnya, apalagi memahami perasaannya. "Kamu..." ujarnya yang menggantung. "Begini—aku..." kemudian ia menghela napas panjang dan melempar pandangan ke arah lain, seolah helaan napasnya itu dapat membuatku memahami apa-apa saja yang ingin disampaikan padaku.

"Min Yoongi." Suaraku dibuat tegas, padahal aku sedang berusaha agar tetap tegar. "Am I... not enough to you?"

"Kamu sudah cukup. Bagi aku. Cukup." Yoongi langsung menjawabnya.

Aku terkekeh pelan, berusaha untuk tidak menangis. "Ah... cukup?" ulangku sambil melipat kedua tangan di depan perut. "Cukup untuk apa? Seperti bagaimana, cukup yang kamu maksud?"

Yoongi mengerutkan dahinya, mungkin berusaha untuk memahami apa yang kumaksud.

"Apa aku sudah cukup? Untuk menggantikan dia?" Aku membasahi bibirku yang kering dengan lidah. Mendadak, cuaca terasa sangat panas sekali malam ini. "Ataukah cukup untuk menjadi pelarianmu ketika kamu merasa kesepian? Atau cukup untuk menjadi—"

"Hey." Yoongi memotong ucapanku dan membuat aku menatap wajahnya. "I'm sorry."

Aku mendecih pelan, "I don't need your fucking sorry."

"I'm sorry... You do make me hard, but she makes me weak. And she always be." Yoongi bersuara lagi, walau berangsur memelan. Aku menelan ludahku sendiri, seakan dapat menelan air mata yang akan keluar sebentar lagi. "Aku pulang. Aku akan menelponmu."

Dan ia berlalu menuju mobilnya dan melaju meninggalkan aku yang mulai terduduk di teras rumah. Lagi, kamu akan membiarkan aku untuk menunggu. Padahal kita akan bisa bertemu hanya ketika kamu menelpon aku. Lagi dan lagi, aku harus bisa memahami kamu, memahami situasi ini.

he's just using me,
he does guilty,
yet he couldn't let go of me.

and i forgive him,
because i don't wanna lose him.

k o n s t e l a s iМесто, где живут истории. Откройте их для себя