minhee sama yujin sekarang lagi jalan ke sekolah mereka yang jaraknya memang nggak jauh dari kafe. bukannya tanpa alasan, yujin bakal dijemput sama kakaknya di sekolah jadi minhee dengan baik menemani.
beneran baik apa semata-mata karena sifat alamiah seorang bucin? hadeh, entahlah hanya minhee dan tuhan yang tau.
yujin yang sadar sama sedikit perubahan sama sikap minhee itu membuat gadis itu dengan berani bertanya pada cowok di sampingnya.
"kak, tadi aku nyinggung kamu ya?"
minhee bingung, "nyinggung apaan?"
"ituloh yang aku bilang kakak ngarep." kata yujin.
"pfft," minhee menahan tawanya.
sekaligus menahan tangannya agar tidak mengacak rambut yujin karena gemas sama perlakuan cewek itu. minhee aja cuma nyesek sekilas, nggak taunya cewek ini malah kepikiran sampai sekarang.
"kok ketawa sih, nanya nih aku tuh, nanya!" seru yujin.
"apa sih lo."
"kak," sahut yujin lagi membuat minhee mengangkat sebelah alisnya.
"ini jangan-jangan kak minhee beneran suka sama aku ya?"
minhee kaget, harusnya dia spontan nolak. tapi sekarang lidahnya malah terasa kelu karena dirinya nggak sepenuhnya menolak tebakan yujin.
woi woi woi yakali.
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
