5. Falling in Love?

8.7K 300 8
                                    

"Sayang, kamu kenapa?" Wisnu membelai lembut rambut Arista yang terurai. Semenjak pulang dari rumah sakit, Arista lebih terlihat murung daripada sebelumnya. Wisnu merasakan ada keanehan pada diri calon istrinya itu, apakah ini ada hubungannya dengan Rama? Sang mantan kekasihnya itu?

"Hmm, aku gapapa"

"Berjanjilah! Jangan pernah menunjukkan wajah seperti ini lagi di depan saya, karena saya tidak suka kamu sedih" Wisnu menarik tubuh mungil Arista ke dalam pelukannya. Sedangkan Arista merasakan ada kehangatan tersendiri saat berada di posisi seperti ini dengan Wisnu.

"Ya tuhan, apa arti dari semua ini? Apa mungkin aku mulai menyukai Wisnu dan menerimanya sebagai calon suamiku? Jika dia memang jodohku, aku pasrah" batin Arista.

"Saya tau, kamu belum siap untuk menerima saya sebagai calon suami kamu. Dan saya mengerti itu. Saya akan tetap menunggu kamu sampai kamu siap" Wisnu mengusap bagian belakang kepala Arista. Entah kenapa, kalimat itu berhasil membuat Arista terharu sekaligus kagum pada pria yang sedang memeluknya saat ini. Wisnu selalu saja bisa membuat dirinya kembali tenang.

"Bisakah kamu berjanji pada saya?" Wisnu melepaskan pelukannya dan beralih menatap Arista dengan tatapan penuh harap. Wisnu memegang kedua bahu Arista dan mengisyaratkan Arista untuk menatap ke arahnya.

"Maafin aku om. Aku masih belum bisa suka sama om" ucap Arista dengan sedikit terisak. Dia tidak tahu, sejak kapan air mata mulai jatuh membasahi pipi mulusnya. Padahal, dia sudah berusaha untuk tidak menangis di depan Wisnu. Tapi saat melihat wajah Wisnu, dirinya seolah merasakan sesak yang teramat dalam.

Wisnu tersentak. Tapi di detik selanjutnya, dia langsung dapat mengerti apa yang sedang Arista rasakan. Dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya agar Arista membalas cintanya yang sudah terpendam sejak bertahun-tahun yang lalu.

"Tak apa, saya mengerti" Wisnu tersenyum.

Arista merasa sangat bersalah, dia tak ingin membuat Wisnu sakit hati. Dia langsung menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Wisnu. Kedua tangannya pun dia lingkarkan di punggung lebar Wisnu. Mendapat perlakuan seperti itu, Wisnu terkejut dan langsung membalas pelukan Arista.

"Maafin aku" ucap Arista dengan sesenggukan. "Bantu aku agar bisa cinta sama om, aku mohon!"

Wisnu terkejut. Kalimat itu menandakan bahwa Arista mulai menerimanya. Hanya saja, Arista masih butuh waktu untuk bisa mencintai Wisnu dengan tulus.

"Aku mau nanya sama om. Sejak kapan om cinta sama aku?" Arista melepas pelukannya dan mendongak untuk menatap wajah Wisnu yang lebih tinggi darinya.

"Sudah lama"

"Lamanya itu sudah berapa tahun?"

"Saya akan cerita ke kamu, setelah kamu resmi menjadi istri saya"

"Iih kok gitu sih om?! Kan aku keponya sekarang!" Arista memanyunkan bibirnya, hal itu membuat Wisnu gemas untuk segera mencium bibir manis milik Arista.

Wisnu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Arista. Sedangkan Arista tetap diam, tak bergerak sedikitpun. Entah apa yang sedang ada dipikiran Arista saat ini, sepertinya dia juga menginginkan bibir Wisnu. Dengan gerakan cepat, Arista langsung mencium bibir Wisnu yang semakin dekat dengan wajahnya. Hal itu membuat Wisnu tersentak kaget. Padahal baru saja dia ingin mencium bibir Arista, tapi gadis itu malah sudah melumat bibirnya terlebih dahulu.

"Aku tau, om pasti mau nyium aku kan? Om lama sih, jadi aku duluin aja"

Wisnu tak menjawab, melainkan dia malah menarik tubuh Arista agar semakin dekat dengannya. Bibirnya pun kembali menyatu dengan bibir merah Arista. Sedikit lumatan, namun memabukkan. Arista menjauhkan bibirnya yang membuat Wisnu mendengus kesal.

Married With Om OmWhere stories live. Discover now