12. masuk rumahsakit

923 113 41
                                    

Apakah aku harus nunggu 1000 vote dulu? Baru aku up sampai tamat. Sepi beut ini vote, jadi males. Kebanyakan sider. Ayolah, vote mu gak bikin jarimu patah, gak bikin kamu mati juga. Tapi karena kamu sider, ilang semangatku dah.

Anggap saja aku pengemis vote. Dan minta dikasihani.

Ttd : Musmus_ love

Happy reading....

.....

Aku berlari masuk dalam kamar, airmataku jatuh tak terbendung. Aku sekarang baringan dikasur sembari meremas perutku.

"Kemapa sesakit ini sich?" Aku merintih dan menggeliat diatas kasurku. Ini kasur jadi gak nyaman, aku berasa debus. Tidur diatas paku dengan bara api yang menyala. Begitulah adanya penggambaran rasanya sekarang.

Cekrek...
Aku mendengar suara pintu kamarku dibuka bukan suara orang lagi selpi. Ini moment gak past banget buat acara begituan. Tae berjalan kearah ku dan aku langsung melengos membelakangi Tae. Masih sama, aku menahan rasa sakit itu.

"Tee, maafkan aku"Tae mendekat kearahku, ku rasakan kasurku bergetar. Dan kini akupun merasakan pelukan dari belakang yang diberikan Tae.

Hangat....

Tapi ini sakit kunyuk, perutku sakit pokonya. Tapi aku gengsi buat teriak teriak minta tolong.

"Buat apa minta maaf?"Aku nanya balik, maaf buat apaan coba. Aku membalas Tae dengan nada ketus dan sembari menggigit bibir bawahku. Ini perut terasa makin melilit. Perasaan mualku semakin menjadi. Tapi aku harus menahannya, entah karena apa?

Mungkinkah aku tak ingin terlihat lemah didepan Tae?

Atau rasa sakit ini sudah ketutup gengsi karena aku merasa dijadiin selingkuhan buat Tae?

Ngidam apa sich mamih kemarin, gini amat cerita cinta ini?

Cinta cinta, deritanya emang tiada akhir. Tapi ceritanya tetap mau aja jatuh cinta.

"Bukan maksud aku gak jujur, aku..." Belum sempat jelasin panjang kali lebar aku menyelanya. Walau menyela pembicaraan orang itu gak baik tapi ini darurat. Biar cepat kelar urusanku, aku sudah gak tahan dengan rasa sakit ini.

"Kamu mau putusin pacarmu gegara aku, jahat kamu Tae. Coba kalo itu aku, kamu ninggalin aku demi orang lain lagi. Aku gak bisa menerimanya, lebih baik kita gak perlu bersama."Aku mencoba melepas pelukan Tae. Tapi Tae tetap memelukku dan menciumi punggunggku.

"Liburan nanti aku ajak kerumahnya, biar aku bisa jelasin" Tae ngotot dengan apa yang nau dijelaskan padaku. Tapi harus kerumahnya si cewe dulu. Hallo pemirsah, masak aku harus ketawa girang didepan mantannya dan bilang aku rebut pacarnya. Aih, aku bukan orang jahat pokoknya.

"Jelasin apa? Jelasin kalau kamu belok gegara aku dan kamu meninggalkannya demi aku." Aku nangis gays, ini udah jadi drama paling menyedihkan didunia pokonya. Bukan aku jadi bangga karena batangan didepan dan dada besar dibelakang. Kalau aku diposisi cewe itu pasti sakit beut. Mana kata kataku sok melankolis banget. Andai ada Roma pasti ini kata katanya dijadikan lagu ma dia.

"Tee, dengerin aku...aku...." Tae masih berusaha yakinin aku kalau dia gak pernah ada niat buat aku diposisi itu tapi aku udah gak respon. Aku udah jalan jalan ke Samudra Hindia. Aku udah gak dengar Tae ngomong apa, yang aku rasa ada seseorang yang menggendongku saja.

"Tee...."Tae menggoyangkan tubuhku, menepuk pelan pipiku memeriksa suhu tubuhku dan aku masih tak sadarkan diri.

Mukaku udah pucat banget, dan suhu tubuhku udah dingin. Tae mulai panik dan segera menggendongku kearah lantai bawah.

sweet taetee (bxb)Where stories live. Discover now