20. nembak / lamar

579 84 25
                                    

Bang Sat udah gak sabar buat bawa Yudi bersamanya, bang Sat miris lihat kosan reot yang ditinggali Yudi. Dan kini bang Sat menggedor pintu kamar kosan Yudi. Kali ini dengan sabar, takut tiba tiba roboh. Yudi masih ada didalam soalnya.

Denger aja,

Tok

Tok

"Orangnya gak ada pergi aja" Usir Yudi, tuch kan ada orangnya. Dia hanya males nerima tamu. Dia ingin istirahat, toh selama ini dia gak pernah punya tamu. Yudi pikir itu orang yang minta sumbangan. Yudi gak mau nyumbang karna dirinyalah yang perlu di sumbang. Orangtuanya dan adek adeknya butuh makan setiap hari belum juga kebutuhan sekolah.

Tok

Tok

Tok

Bang Sat gak nyerah gitu aja. Ini demi cintanya, cinta pandangan pertama lebih tepatnya. Mentoknya lagi pasti ada cupit datang malam itu. Karena bang Sat tahu Yudi sejak lama, bang Sat juga sering pergi ke alpha tapi kali ini perasaan itu muncul. Jlep langsung masuk ke hati bang Sat. Bang Sat sampe gak bisa dikendakikan. Biarlah dianggap om om binal. Yang penting dapetin Yudi dengan cara yang keren.

Ingin membantu Yudi dan membuat Yudi bahagia. Tidak hanya kehaluan Yudi di sosmed tapi bang Sat benar benar ingin membuat Yudi bahagia dan pamer di sosmed.

"Kamu lagi !!! kenapa kesini, minta tagihan rumahsakit. Maaf aku gak ada" Yudi hendak menutup pintu lagi tapi bang Sat keburu masuk.

"Eh, gak sopan ya. Keluar!!" Usir Yudi, hari ini dia pusing banget. Dia harus cari biaya buat rumahsakit adeknya. Adeknya kena DB dan harus dirawat. Yudi masih mencari biaya untuk itu, dia lagi nyari pinjaman keteman temannya. Tapi biasa, kalo lagi susah teman berasa musuh.

"Kalo ada tamu itu disuruh masuk kek, dibikinin minum gitu?" Bang Sat asal duduk di kasur Yudi. Yudi kini tengah menghela nafas. Masalahnya tambah runyam kalo gini.

"Dirumah gak ada apa apa, air putih mau?" Tanya Yudi, dia pasrah menerima tamu yang maksa. Dan kini Yudi ngasihin botol minum air putih untuk bang Sat.

"Terimakasih" Bang Sat menerimanya dengan senang hati plus senyuman itu.

Kring.....

Kring.........

Tiba tiba hape Yudi bunyi itu telpon dari orangtuanya.

"Maaf yah, sama Yudi masih diusahain. Sabar ya..." Yudi bicara dengan nada paling rendah, Yudi gak mau bang Sat denger kesusahan.

Sosialita gak boleh terlihat lemah. Harus tabah dan kuat menghadapi masalah.

"Oh, soal itu gk usah dipikirin tadi ada orang dermawan bantu biaya rumahsakit serta bawa bahan makanan. Soal biaya sekolah adek adek gak usah khawatir. Dermawan itu kasih biaya untuk sekolah. Ayah tadi belum sempat mengucapkan rasa terimakasih yang pantas. Dermawan itu kenal denganmu jadi ayah mohon bersikap baiklah dengannya" Ayah Yudi memberi kabar baik.

Lantas Yudi nunjukin itu hapenya kearah bang Sat sebelum menutup telponnya. Seolah memberi kode untuk minta jawaban.

Tak lama kemudian orangtua Yudi menutup telpon dan Yudi ingin tahu jawaban pasti.

"Mau hape baru?" Tanya bang Sat, tadi Yudi nunjukin hape jadulnya dikira minta hape baru.

"Gk perlu, gak usah basa basi kamu!" Tunjuk Yudi marah, dia kesal tiba tiba ada orang yang ngerecokin hidupnya.

"Maaf, adekmu butuh segera di opname kalau tidak dia akan mengahadapi masalah" Bang Sat akhirnya ngaku. Dia minta maaf karena kepoin keluarganya.

"Trus?" Yudi minta penjelasan lagi. Dia melipat tangannya garang. Tapi bang Sat ngelihatnya Yudi tambah manis. Cinta itu memang manis kalo sepet tinggal kasih minyak terus bakar.

"Soal yang lainnya, aku ikhlas dan kamu bisa pindah ditempat yang baru. Disini gak layak" Bang Sat mencoba membuat Yudi senyaman mungkin tapi Yudi salah mengartikan. Maklum hidupnya dari awal sudah sulit dan dia sering mengalami kekerasan yang bisa dikatakan mengarah pada kekerasan seksual.

"Terimakasih, lantas apa yang perlu ku berikan padamu untuk membalas kebaikanmu" Yudi langsung bicara pada intinya.

"Aku gak bermaksud apapun, aku ingin membantu dan aku bebar benar menyukaimu" Ucap bang Sat tulus. Setulus lagu Radja yang udah bubar.

"Ok baiklah" Yudi kini pasrah, dia membuka satu persatu kancing bajunya. Dia menatap mata bang Sat dengan sendu. Yudi tahu seperti inikah dia harus membalas orang yang membantu keluarganya. Dia dulu sepert itu sebelum mendapat pekerjaan. Padahal Yudi benar ingin meninggalkan kegiatan itu, Yudi ingin hidup normal dan mendapatkan uang buat adik adiknya. Tapi kenyataan tak berpihak padanya uang tetaplah menjadi dewa. Dan kini Yudi sudah berhasil telanjang didepan bang Sat.

Bangsat tiba tiba kesal dengan apa yang dilakukan Yudi. Cinta itu bukan sekedar sex dan bang Sat membantu bukan untuk ini.

Lantas bang Sat menghampiri Yudi, Yudi mundur dan terlihat dia ketakutan. Mungkin trauma itu tak akan mudah hilang. Dia mencoba menutupinya dengan bahagia di sosmed.

Yudi gemetaran dan bang Sat mulai merasa bersalah, bang Sat kini menyelimuti Yudi dan memeluknya.

"Tak perlu seperti ini eoh" Dengan hangat bang Sat memeluk Yudi. Tangisan Yudi pun pecah, kenapa baru sekarang bertemu dengan orang baik.

"Tapi ini yang bisa kuberikan. Dan mereka selalu minta ini" Hal yang mengerikan selalu didapat Yudi. Dan kali ini membuat bang Sat tahu Yudi begitu membutuhkannya.

"Bukan ini yang ku mau, aku ingin kamu bahagia." Bang Sat memeluk Yudi kuat.

.......

Tak lama kemudian setelah Yudi selesai meratapi dirinya. Bang Sat duduk dipojokan dan menatap Yudi yang masih meringkuk sedih.

"Aku sudah tak percaya lagi dengan adanya orang yang benar benas tulus membantu. Semuanya hanya berakhir dengan menginginkanku" Yudi curhat. Ini kali pertama nya curhat pada orang lain kalau dia benar benar menderita.

"Dan mulai sekarang kamu harus percaya bahwa hal yang kamu inginkan sejak dulu itu ada. Ada orang yang tulus datang untukmu" Bang Sat kini menghampiri Yudi dan mengulurkan tangannya.

"Ngomong ngomong kenapa kamu bertingkah seolah baik baik saja di sosmed?" Tanya bang Sat.

"Sosmed?" Yudi cengo, perasaan dia gak pernah tahu kalo ada temannya yang babenya Asep.

"Aku Satria Baja Hitam" Bangsat memperkenalkan diri, nyatanya yang suka ngelike dan koment, bahkan bikin Yudi bahagia di sosmed itu babenya Asep. Kenapa gk ngomong dari kemarin?

Yudi senyam senyum.

"Karena kesedihan tak perlu dibagi di sosmed. Cukup aku yang harus merasakannya dan menyelesaikan nya" Mantul ....

"Dan mulai sekarang bagilah itu bersamaku." Bang Sat menikmati moment ini.

"Eoh baiknya babenya Asep, ngomong ngomong siapa namamu?' Tanya Yudi yang bikin bang Sat clingukan. Berarti dari kemarin yudi gak tahu namanya. Howalah Yudi Yudi.

"Panggil aja Satria Baja Hitam" Bang Sat memperkenalkan diri dan kini keduanya tertawa.

Pahlawan Yudi ya bang Satrio yakni Satria Baja Hitam. Aye aye....

Tbc
Abaikan typo.

sweet taetee (bxb)Where stories live. Discover now