1 - Burung Merak

1K 90 489
                                    

"Pemirsa. Tercatat sepekan terakhir di Kota Jakarta, rentetan kasus kriminalitas yang didominasi pencurian cukup meningkat. Mulai dari pencurian di sebuah mini market dan beberapa percobaan pembobolan toko sembako. Dengan rentetan kejadian ini. Kombespol Adam selaku Satreskrim Polri meminta warga Kota Jakarta untuk tetap waspada."

IDN News, 2010

¤¤¤

9:23 AM

SESEORANG berjaket hitam menyusup masuk ke dalam kelas yang kosong, setelah menutup pintu kembali. Langkahnya surut perlahan, menuju ke kursi nomor empat di dekat dinding, sebelah kiri. Pemilik kursi itu, ialah Arvin Pratama, sang ketua OSIS SMU Pelangi yang terkenal pintar dan juga tampan.

Orang itu mengambil tas ransel milik Arvin sebelum mendaratkan bokongnya di atas kursi. Lalu, meletakkan tas tersebut di atas meja, dan mulai membuka ritsleting utama untuk mencari sesuatu yang berharga. Tak butuh waktu lama, netranya langsung menemukan sebuah amplop berwarna cokelat dari dalam sana. Tanpa perlu membukanya pun, ia tahu jika di dalamnya terdapat sejumlah uang yang cukup banyak. Mengingat amplop tersebut begitu berat dan juga tebal. Ia ambil amplop tersebut, dan segera memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Setelah itu, kembali meletakkan tas tersebut ke tempat semula.

Orang dengan wajah yang tertutup masker, pun iris mata berwarna merah itu beranjak dari duduknya. Lalu, membalikkan tubuh, melangkahkan kedua kakinya ke seberang kursi. Bersamaan dengan itu, terlihat jelas pada punggung jaketnya sebuah gambar seekor serigala yang tengah melolong, dan sebuah tulisan 'Wolf' di bawahnya.

Dan, orang itu menyebut dirinya, ialah ... Wolf.

Wolf mengambil tas ransel bermerk berwarna pink di atas kursi, sebelum mendaratkan bokongnya di sana. Sang pemilik tas tersebut merupakan seorang cewek. Ia pun meletakkan benda itu di atas meja, dan membuka ristleting utama. Sayangnya, tak ada apapun di sana. Ia berdecak. Lalu, memilih membuka satu persatu ritsleting, untuk menemukan sesuatu yang berharga dari dalam sana. Cukup lama ia melakukannya, hingga tak jua menemukan apa yang dicarinya.

Wolf gelisah. Was-was. Ia menilik sekilas ke arah arloji di pergelangan tangan kanannya. Sial! Ia telah melewati batas waktu yang sudah ditargetkannya. Kini, samar-samar, ia mendengar suara derap langkah kaki seseorang yang berjalan mendekat ke arah koridor kelas. Mendadak, detak jantungnya berdebar tak keruan. Ya, Tuhan, ia harus cepat menemukan barang itu sekarang!

Wolf segera membuka kembali satu persatu ritsleting pada tas milik cewek itu. Kini, ia merogoh bagian dalamnya dengan tangan kanan. Tak lama, netranya berbinar senang ketika menemukan sebuah dompet berwarna pink di bagian tengah tas. Sudut bibirnya terangkat ke atas. Ia ambil dompet itu, dan langsung membukanya. Ia tersenyum, saat mendapatkan beberapa lembar uang kertas ratusan ribu rupiah dan juga kartu di sana.

Suara derap langkah kaki itu kian mendekat. Wolf celingukan. Panik. Ia segera mengambil semua uang di dalam dompet, tanpa mengikut sertakan kartu-kartu tersebut. Kemudian, menyematkan secarik kertas ke dalam dompet. Setelah itu, menutup, dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Kemudian, meletakkan tas tersebut ke tempat semula.

Wolf bangkit. Tanpa buang waktu,  langsung berlari ke arah pojok belakang kelas, di dekat dinding jendela. Tak lama kemudian, Kang Maman yang hanya menampakkan kepala saja di jendela, berjalan seraya bersiul di depan koridor kelas.

WOLF (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant