Bagian 10

1.2K 173 12
                                    

Bagian 10

(Apa kau bahagia setelah semuanya?)


Pintu yang menjulang dengan papan bertuliskan 'Ruang Mediasi' membuat langkah Changkyun terhenti. Ia menghirup oksigen dengan rakus sebelum memasuki ruangan yang mungkin bisa menjungkir balikkan dunianya dalam sekejap saja.

Jooheon sudah duduk di sana bersama dua orang pengacara dan petugas yang membantu mediasi. Tapi seperti ada yang salah dengan Jooheon. Bukan Jooheon yang angkuh dan arogan seperti biasa. Jooheon ini, terlihat begitu berantakan dan kurus. 2 minggu tidak berjumpa apa Jooheon tidak merawat dirinya?

"Maaf aku terlambat" Changkyun mengambil duduk di depan Jooheon yang terus menatapnya tajam namun layu disaat bersamaan.

"Tidak apa, silahkan"

Changkyun tidak banyak bicara kecuali hanya menunduk dan menyetujui ucapan pengacaranya. Ia memang sudah tidak berniat untuk melakukan mediasi. Tidak mempermasalahkan segala tunjangan yang dicabut. Ia hanya menuruti semua permintaan Jooheon selama ini untuk berpisah darinya.

Jooheon pun hanya diam, bedanya daripada menunduk. Jooheon hanya menghabiskan waktunya untuk memandangi Changkyun.

"Tidak usah dicabut tunjangannya" kemudian suara Jooheon terdengar. Changkyun mengangkat kepala.

"Aku akan memberi hak Changkyun seperti saat Changkyun menjadi suamiku" jelasnya.

"Jooheon-ssi... Apa itu?" Changkyun tidak terima.

Jooheon menghembuskan nafas. Kemudian tersenyum secara sialan, dan itu membuat Changkyun salah tingkah.

"Kau sudah dengar Changkyun-ah"

"Tapi aku bukan siapa-siapa mu, untuk apa memberi hak seakan aku masih suamimu? Aku bisa menghidupi diriku sendiri" Jooheon menyurutkan senyumnya.

"Changkyun...."

"Lee Jooheon-ssi tolong jangan persulit proses dengan usulanmu yang tidak masuk akal"

Changkyun bangkit untuk meninggalkan ruang mediasi. Ia sudah tidak tahan berada di sana lebih lama lagi hanya untuk melihat sebuah harapan palsu yang ditebar Jooheon. Seolah-olah pria itu masih ingin menahannya.

"Tunggu aku!" langkah Changkyun semakin cepat namun tetap kalah cepat dibanding Jooheon.

"Jangan kejar aku!" Jooheon menarik lengan Changkyun sedikit keras mengabaikan peringatan si pemuda. Hanya untuk membuat Changkyun berhenti.

"Apa maumu sebenarnya?" mereka berhenti di depan gedung pengadilan setelah lelah berlari dari ruang mediasi.

"Tidak ada, aku hanya ingin tidak ada yang berubah" Changkyun memicing.

"Jangan jadi orang brengsek Jooheon-ssi!"

Changkyun duduk di salah satu bangku permanen di bawah pohon rindang. Kakinya lemas untuk beberapa alasan. Sedangkan Jooheon masih berdiri di depannya.

Jooheon hanya tersenyum. Menyudahi perdebatan ini karena pria itu tidak ingin membuat Changkyun semakin marah.

"Changkyun-ah.... Katakan cara terbaik untuk menebus semua"

"Apa kau bercanda? Sungguh tidak lucu!" ketus Changkyun.

Mereka mempertahankan posisi itu cukup lama. Saat Changkyun hanya terduduk menikmati semilir angin, kemudian Jooheon yang berdiri dalam diamnya. Entah mengapa jika mereka bersama, selalu hanya saling diam. Meski begitu banyak makian yang ingin dilontarkan Changkyun. Tapi ia tidak pernah kuasa mengucapkan itu.

HEALING (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang