Bagian 14

1K 138 7
                                    

Bagian 14

"Kita pindah" perintah Changkyun pada Eunjung, begitu kakinya menginjak lobby. Tadi pagi sekali, Eunjung sudah menghubunginya karena bingung harus menempati ruangan mana. Seharian kemarin wanita itu menumpang di meja resepsionis karena Changkyun yang tiba-tiba menghilang.

"Ke lantai 5?"

"Bukan, ke mars" ketus Changkyun.

"Bos jahat sekali" Eunjung hampir berlari untuk mensejajarkan langkah lebar sang atasan menuju lift.

"Pd-nim seharian kemarin kemana saja? Aku menumpang di meja resepsionis jadi tidak bisa bekerja" Changkyun melirik asistennya yang terlihat menunduk melalui pantulan dinding lift.

"Maaf" ucap Changkyun.

Mungkin nanti Changkyun harus menyempatkan obrolan tentang perpindahan ruang kerjanya ke Minhyuk saat jam makan siang. Pertimbangan yang sebenarnya cukup banyak. Changkyun tidak enak hati dengan para produser lain. Pasalnya, seluruh ruangan produksi berada di lantai 3. Terlihat aneh dan begitu mencolok jika hanya dia sendiri yang dikhususkan di lantai 5.

Ruangan itu sama persis seperti ruangan lama. Bedanya hanya ruangan itu bersisian persis dengan ruang COO. Ketika masuk pertama kali, ada meja Eunjung dan seluruh peralatan kerjanya. Kemudian ada pintu lagi yang sudah pasti menghubungkan dengan ruangan Changkyun.

Setiap produser memang memiliki asisten untuk membantu pekerjaan yang sangat banyak itu. Apalagi Changkyun sekarang bukan hanya membuat lagu. Tapi juga ikut aktif dalam proses debut grup baru, jadi Eunjung akan sama sibuknya.

"Tidak buruk juga. COO Joo seperti sudah menyiapkan sejak lama. Bos, kursi ku lebih empuk. Wow, komputerku... Aku suka" melihat asistennya terus menerus kagum. Changkyun jadi sedikit luluh dengan usaha Jooheon.

Mengabaikan Eunjung, Changkyun berjalan untuk masuk ke ruangan pribadinya. Dingin menyapa seperti pendingin ruangan sudah dinyalakan sejak semalaman dan lupa dimatikan. Seluruh komponen penting dalam ruangannya ada disana. Hanya desain yang sedikit berubah tapi itu seperti terlihat Jooheon yang berusaha sangat keras.

"Eh?" Changkyun terlonjak. Sejak pertama masuk ruangan dan mencoba fokus dengan pekerjaannya. Changkyun tidak tahu jika ada satu pintu lagi yang menghubungkan dengan ruangan Jooheon langsung.

"Aku kira kau tidak datang lagi. Semalam aku lupa mematikan AC. Aku menunggumu disini sampai larut" alis Changkyun terangkat satu.

"Untuk apa menungguku? Lalu konspirasi macam apa ini? Kenapa ada pintu yang menghubungkan ruanganku dan ruanganmu?" Jooheon berjalan, mengambil posisi duduk di sofa berwarna pastel samping meja Changkyun.

"Aku ingin minta maaf karena lancang sudah memindah sepihak barang-barangmu. Untuk pintu, aku sengaja membuatnya untuk akses yang lebih mudah. Kau tidak perlu keluar dan melewati ruangan Eunjung untuk sampai ke ruanganku" Ini yang tidak pernah Changkyun inginkan, ia selalu kalah dengan wajah bersalah Jooheon. Niat awal untuk marah pun seketika batal.

"Aku memang marah. Tapi mau bagaimana lagi"

"Bisakah kau marah saja?" pertanyaan yang sama persis, dengan ekspresi yang juga sama seperti malam itu. Malam ketika Changkyun mendapati Jooheon tidur dengan Jinhee, kemudian mengobati luka di kakinya.

"Aku tidak bisa marah, dan tidak berhak marah. Kau COO nya kan?"

"Sore ini kita akan melakukan demo untuk lagu. Setelah itu, makan malam lah denganku" Changkyun menatap Jooheon tajam, tidak mau setuju ataupun menolak. "Setidaknya makan malam lah sebagai calon kakak ipar ku" ralat Jooheon.

HEALING (JooKyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang