I doubt it!

8.5K 566 5
                                    

"Nah, Niall. Kamu istirahat ya. Nanti mama akan telfon sekolahmu minta izin sekolah. Muah" kata mama, seraya mencium kening Niall.

"Dan kalian, jangan menganggunya ya love. Kalian boleh bermain dengannya sampai ia sembuh. Yuk, kita biarkan kakakmu istirahat" tambahnya. Aku dan Mack berjalan keluar kamar Niall.

Aku bermain piano dengan Mack. Ku ajari banyak tentang piano padanya. "Nah lagu ini, biasa aku dan Niall suka nyanyikan" ucapku, seraya memainkan lagu 'when I was your man'. "I love this one" kata Mack.

Mack sudah bisa bermain lagu itu, walaupun masih terputus putus. "Wah, kamu pintar ya" pujiku. Ia tersenyum lebar.

**

Malam pun tiba. Semua sudah tidur mungkin. Aku memikirkan Niall. Apa dia sudah sembuh? Aku memeriksanya.

Krek....

Aku naik ke tempat tidurnya dan memperhatikan wajahnya beberapa menit. Kasian ya Niall. Aku nggak tega melihatnya. Seperti bukan hanya dia yang sakit, tapi aku juga sakit. "Niall.. Aku sayang sama kamu" ucapku, seraya memeluknya dalam tidurku.

"Gemma, babe kamu ngapain disini?" tanya Niall terbangun dari tidurnya. "Niall... Maaf ya aku membangunkanmu" gumamku.

"Iya, nggak apa apa. Sekarang kamu tidur ya"

Niall memelukku dan mengelus kepalaku.

**

"Gemma, bangun! Kamu harus sekolah" teriak Niall seraya menggoyang goyangkan badanku. "Ah, aku ngantuk Niall. Lain kali aja" bantaku. "Ayo bangun baby" Niall menggendongku dan mengarahkanku ke kamar mandi. "Turunkan aku" aku memberontak.

"Hei, kamu hari ini ada ulangan kan, hayo nanti kalau kamu nggak ikut ulangan dan ngga dapet nilai, gimana?" nasihatnya.

Aku mencoba membuka mataku yang sangat berat itu. "Ah iya ya, aku nggak boleh telat" kataku terpengaruh ucapan Niall. Pastinya aku mandi sendiri, loh. Niall hanya mengantarku saja.

Seusai mandi, aku sarapan seperti biasanya kami berkumpul. Sandwich sudah tertata rapih di meja. "Nah, Gemma, papa akan mengantarmu pagi ini. Kamu kan tau, Niall hari ini nggak masuk jd nggak bisa mengantarmu. Jam 1 seperti biasa, nanti Pak Billy akan menjemputmu sayang. Jangan nakal ya, kerjakan soal ulangan dengan teliti. Mama sayang sama Gemma" kata mama panjang lebar, lalu mencium keningku.

"Bye my baby! See ya soon!"

"Bye ka Gemma! Love you"

Aku melambaikan tangan ke mama, Niall dan Mack. Papa menginjak pedal gas, dan kami meninggalkan rumah.

**

"Morning child! I have a goodnews for you!" Mrs. Laurent membuka percakapan.

"Sekolah kita akan mengadakan lomba bermain piano. Saya akan mengambil perwakilan satu siswa dari kelas ini. Menurut kalian, siapa temanmu yang pandai bermain piano?"

"Gemma Mrs!"

"Gemmetria Barbie!"

"Her!"

Semua menunjukku. "Hah?" tanyaku tersontak kaget. "Iya, kamu kan jago sekali bermain piano! Ayolah Gem. Ini kesempatan emas untuk menunjukan bakatmu ke semua orang!" bujuk salah satu temanku, Lila. Aku terdiam sejenak, berpikir.

"Bagaimana Gemetria? Kamu mau jadi perwakilan kelas 1A?" tanya Mrs. Laurent.

"Hmm..." gumamku masih berpikir. Kalau kata Niall, kita harus jadi orang yang percaya diri. Dan lihatlah, Niall jadi bintang di sekolahnya karena kepercayaan dirinya itu.

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang