2.13

3K 178 3
                                    

Renata POV

rian mengantar gue kembali ke pelatnas

selama satu bulan ini gue bakal tinggal di pelatnas

gue enggak marah, gue lebih ke arah shock dan kesal dengan dinda

gue terdiam karena gue mikirin berapa banyak kenangan yang terlewat karna dinda ngerusakin hubungan gue sama rian

gak nyangka dia tega!

salah apa gue sama dia?!

gue biarkan kegelapan menyelimuti pikiran gue

*****

besoknya gue gantiin kak ella di ruang kesehatan, kak ella hari ini izin gak masuk karna anaknya sakit

seperti biasa gue ngerjain berkas

tok tok tok

"kak ella?" tanya suara yang terdengar seperti suara rian

"masuk" gue bilang

dan yap itu rian

"eh ren, kak ella mana?" tanyanya

"kak ella gak masuk, anaknya sakit" gue bilang

"kamu mau ngapain?" gue tanya

"hidung aku meler nat" kata rian

"yaudah masuk duduk gih" gue bilang

gue ambil obat dan gue masukkin ke dalam plastik kecil

"ini, kamu minum pagi sebelum latihan sama sebelum tidur" gue bilang

"makasih nat" kata rian

rian menarik tangan ku menyuruh aku duduk

"napa yan?" gue tanya

"nat, kamu masih mikirin dinda?" tanya rian

gue mengagguk

"udah deh, yang lalu biar aja berlalu, aku juga kesel sama dinda tapi gimama lagi?" kata rian sambil menjabat tanganku

"sebenernya hal yang harusnya kamu pikir itu adalah hubungan kita"

"gimana kelanjutan hubungan kita nat?"

gak tahu kenapa tiba-tiba mata gue memanas

gue nunduk buat nyembunyiin mata gue dari rian

rasanya air mata mulai mengalir

"kamu masih sayang sama aku kan?" tanya rian

gue mengangguk

"kita masih sama-sama sayang, kita masih sama-sama peduli, gimana kelanjutan hubungan kita nat?" tanya rian sambil mengelus tangan gue yang dia genggam

mata gue basah!

gue nangis!

"hey, lihat aku dong" kata rian sambil menaikkan dagu aku

"loh kok nangis?" tanya rian sambil ketawa

"gak usah nangis dong" kata rian sambil mengusap air mata di pipiku

"nangis enggak akan pernah nyelesain pemasalahan kamu nat" kata rian

kita hanya diam sambil rian mengelus punggung gue

nyaman

itu yang gue pikir

"y-yan" gue panggil agak terisak-isak

"ya?"

"kami zona nyaman aku" gue bilang

riam hanya tersenyum sambil memeluk gue

Euphoria - Rian ArdiantoWhere stories live. Discover now