Elf : Im YoonA

683 95 11
                                    

Tepat hari ini hubunganku dan DongHae oppa sudah berjalan selama tiga bulan. Aku tak percaya aku bisa bersama oppa selama ini. Menurutku tiga bulan waktu yang cukup lama untukku yang belum pernah berkencan dengan siapapun. Selama ini oppa baik padaku. Aku sayang padanya. Dia benar- benar menjagaku.

"Oppa, malam ini kau ada waktu?"

"Maafkan aku. Aku banyak tugas"

Mungkin oppa lupa kalau hari ini adalah tanggal di mana aku dan dia berkencan. Oppa biasanya tidak seperti ini, dia biasanya selalu mengingat tanggal kencan kami. Aku bisa mengerti kenapa oppa lupa, mungkin karena dia terlalu fokus pada tugas-tugasnya.

"It's ok. Love you"

"Sorry...me too"

Semenjak aku berkencan dengan oppa, aku jarang main atau sekedar jalan-jalan dengan teman-temanku. Aku pun mengirim pesan pada mereka di grup obrolan kami untuk mengajak mereka jalan-jalan karena aku tak jadi keluar dengan oppa. Mereka semua merespons kecuali Sehun. Aku sudah lama tidak mengobrol dengannya kecuali saat di kelas, itu pun kalau memang diperlukan utuk berkomunikasi.

Aku tak tahu apa yang membuat Sehun berbeda. Aku merasa Sehun benar-benar diam tak seperti biasanya. Dia tak pernah bergabung dengan kami lagi dan kalau pun aku mencarinya di perpustakaan, dia tak terlihat di sana.

Me
Oh Sehun, apa kau akan bergabung?

Oh Sehun
Sorry.

Kali ini dia menghindar lagi.

_ _ _

"

Wah sudah lama sekali kita tak keluar di malam hari seperti ini", ucap Yuri.

"Maafkan aku", ucapku.

Sebenarnya aku tak enak pada teman-temanku karena sering meninggalkan mereka.

"No, kau tak salah. Semuanya akan seperti ini saat bertemu orang yang dia sayang", ucap Krystal menenangkan.

Kami pun bercanda gurau. Oppa pun aku lupakan.

"Kalian tahu, kenapa Sehun akhir-akhir ini tak bergabung dengan kita?", tanya Minho.

"YoonA-ssi?", tambah Krystal.

"I really don't know. Aku tak berani bertanya padanya", jawabku.

Ternyata mereka pun merasakan hal yang sama kalau Sehun berbeda dari biasanya. Dia memang tak banyak berbicara, namun Sehun yang aku kenal tak seperti ini.

"Apa kita melakukan kesalahan?", tanyaku.

"Aku tak tahu", jawab Krystal.

***

"Im YoonA, aku ingin berbicara berdua denganmu", ucap Sehun.

Aku dan Sehun pun pergi menuju gedung sekolah bagian belakang. Aku terkejut saat Sehun berbicara seperti itu. Aku takut kalau dia akan jujur bahwa aku melakukan kesalahan.

"Apa yang akan kau bicarakan? Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya. Apa yang salah denganmu akhir-akhir ini?", aku langsung to the point padanya.

"Kau tak perlu tahu, that is not your business"

Aku merasakan ada yang terluka di dalam diriku saat Sehun berkata seperti itu. Aku merasa dia belum menganggapku teman.

"Ok. So, what's the problem?", tanyaku.

"Aku ingin kau jauhi laki-laki brengsekmu itu", ucapnya.

Aku benar-benar terkejut. Speechless. Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku tak mengerti kenapa dia bilang seperti itu.

"A-apa maksudmu? Kenapa kau menyebut oppa brengsek?", aku kesal padanya. Aku meninggikan sedikit nada bicaraku.

"Dia benar-benar bukan laki-laki baik"

Hatiku semakin remuk saat dia berkata seperti itu. Laki-laki yang aku sayang dia sebut bukan laki-laki yang baik.

"Apa hakmu menyebut oppa bukan laki-laki baik? Kalau kau ada masalah denganku, selesaikan sekarang juga. Kau tidak usah mencampuri hubunganku dengan oppa", aku marah.

"Whatever. I've never been like this. I've never cared about the people around me", kalimat penutup dari Sehun sebelum dia meninggalkanku.

"Oh Sehun! Kalau kau punya masalah denganku selesaikan sekarang!", teriakku padanya yang sudah meninggalkanku.

Air mataku pun pecah. Aku tak tahu kenapa merasa sakit sekali harus bertengkar seperti ini dengannya. Aku merasa sedih dia jauh dariku, mungkin karena biasanya beberapa kali aku dan Sehun pergi ke coffee shop, perpustakaan, atau pun My Face berdua.

Aku masih di tempat di mana Sehun meninggalkanku. Air mataku masih mengalir dari mataku. Sakit, hanya itu yang aku rasakan sekarang. Sebelumnya aku tak pernah seperti ini.

Kakiku membawaku ke kamar mandi sebelum aku masuk kelas. Aku mencuci wajahku agar tak terlihat habis menangis. Saat aku keluar kamar mandi, oppa lewat di depanku.

"YoonA~", sapanya.

"Kalian duluan saja", ucap oppa pada teman-temannya.

"Dari mana oppa?", tanyaku.

"Lapangan. Kau baik-baik saja? Kenapa suaramu serak begitu?"

Harusnya aku minum yang banyak.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit tak enak tenggorokan", bohongku.

"Mau ke taman?", tawar oppa.

"Boleh"

Aku dan oppa pun pergi menuju taman. Saat melihat wajah oppa, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apa yang dimaksud Sehun tadi.

"Kenapa?", tanyanya menyadari aku memandangi wajahnya terus.

"A-ah tidak apa-apa. Aku rindu pada oppa", ucapku.

"Astaga~", balasnya langsung memelukku.

Untung saja di taman sedang tak banyak orang.

"Pulang sekolah kau ingin kemana? Untung saja tugas cerita pendekmu sudah selesai, jadi kita bisa jalan kembali", ucap oppa.

"Aku ingin ice cream", jawabku.

Oppa pun menyetujui jawabanku. Aku dan oppa kembali ke kelas masing-masing setelah bel sekolah berbunyi.

"Kau dari mana saja?", tanya Yuri begitu aku duduk di kursiku.

Kursi Sehum masih kosong itu berarti dia masih berada di luar kelas, sedangkan Ssaem sudah masuk kelas.

"Mianhabnida~", ucap Sehun.

"Silakan", balas Ssaem.

Aku tak berani melihat wajahnya. Aku takut mataku akan meneteskan air lagi.






Vote vote vote, gratis kok:)

New Things [COMPLETED]Where stories live. Discover now