Neunzehn : Im YoonA

607 93 9
                                    

Me
Oh Sehun? Kau sudah sampai rumah?

"Kenapa dia belum mengabariku?", gumamku.

Aku khawatir pada Sehun, karena dia belum mengabariku. Aku tak tahu dia benar-benar naik bis atau tidak. Sudah kucoba hubungi beberapa kali, tapi hasilnya nihil. Sehun tidak menjawab telefon dariku.

Sepertinya dia sedang di perpustakaan.

Aku pun langsung mengambil jaketku dan pergi menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, tak ada tanda-tanda dari Sehun. Dia tidak di perpustakaan. Aku mencoba menghubungi dia lagi, tetap saja tak ada jawaban darinya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke coffee shop, siapa tahu saja Sehun ada di sana.

_ _ _

Saat aku sedang menulusuri jalan menuju coffee shop, aku melihat punggung seseorang yang tidak asing bagiku.

Itu seperti punggung Sehun, tapi siapa wanita itu?


"Oh Sehun!", aku mencoba memanggilnya untuk memastikan apakah benar punggung itu milik Oh Sehun. Orang yang kupanggil tidak berbalik, aku pun mendekatinya.

Astaga, kenapa di sini tegang seperti ini.

"Oh Sehun?", aku mencoba memanggilnya dengan hati-hati.

Situasi di antara Sehun dan wanita di depannya seperti agak tegang. Aku pun menyapa wanita itu.

"Annyeonghaseyo~", sapaku.

Ada apa ini? Siapa wanita ini? Dan Sehun kenapa?

"I miss you so much, son", ucap wanita itu, akhirnya.

Rindu pada Sehun? Siap- Son?! Dia eommanya Sehun?!

Aku benar-benar terus mencerna situasi yang sedang kulihat di depan mataku ini.

"Kau? Benar-benar eomma?", ucap Sehun dengan mata berkaca-kaca.

Aku merasa tidak tepat berada di antara mereka saat ini. Lagi pula sepertinya Sehun tidak menyadari keberadaanku. Sebelum dia menyadarinya, aku melangkah mundur perlahan demi perlahan. Saat aku membalikkan tubuhku, sebuah tangan menahan tanganku.

Tangan Oh Sehun tentu saja. Dia ternyata menyadari keberadaanku.

"Akhirnya aku bertemu denganmu", wanita itu memeluk Sehun, dan Sehun pun membalasnya tanpa melepaskan tanganku. Dia memeluk eommanya dengan tangan kirinya. Aku tak habis pikir, apa yang sedang dia lakukan.

Sehun benar-benar memeluk eommanya dengan erat dan membuat air matanya pecah.

"Eomma, bagaimana kalau kita ke coffee shop sebentar?", ucap Sehun.

"Dengan senang hati"

Mereka jalan bergandengan. Eommanya menggandeng lengan Sehun dengan sangat erat. Aku? Tenang saja, tanganku sudah lepas darinya. Aku mengikuti mereka dari belakang.

Sampailah kami di coffee shop. Aku bingung harus duduk bersama mereka atau aku memilih tempatku sendiri. Akhirnya aku memilih tempatku sendiri.

New Things [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang