2

3.6K 178 3
                                    

Hari ini tepat usiaku menginjak 10 tahun, setelah 2 tahun mengenal sosok ummi dengan berbagai cerita dari bunda dan abi, aku semakin menyayangi ummi, rinduku sungguh tak tertahan.

Sudah dua hari ini aku bermimpi bertemu dengan ummi, wajahnya sungguh cantik bagai bidadari surga. Ummi datang dengan senyum yang menenangkan, dan juga wajah yang bercahaya.

Sedikit banyak rasa rinduku mulai terobati,
Ya Allah ijinkanlah hamba berkumpul dengan ummi suatu saat nanti,

Ku akhiri doa-doaku dengan doa untuk kedua orang tua dan juga doa sapu jagad agar Allah meridhoi setiap langkah yang ku pilih.

"Abang, sudah selesai belum? Ayo kita pulang," suara Al memecah kehengingan di dalam masjid.

"Iya Al, ayo pulang,"

Jarak rumah dengan masjid tidaklah terlalu jauh, hanya sekitar lima menit jika berjalan kaki. Aku, Al dan abi terbiasa sholat fardu di masjid, kata abi laki-laki itu lebih baik sholat berjamaah di masjid karna akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari pada sholat di rumah.

"Assalamu'alaikum," ucapku dan Al berbarengan ketika memasuki rumah.

"Ko sepi bang? Bunda kemana ya?" tanya Al kepada ku,

"Ga tau deh, coba cari di belakang Al."
Aku dan Al mencari keberadaan bunda, ga seperti biasanya bunda pergi tanpa memberi tahu kami,

"Mungkin sedang ke warung kali ya bang?" tanya Al.

"Mungkin, ya sudah abang mau mandi dulu ya udah sore,"

"Al dulu abang," aku dan Al saling berlari menuju kamar mandi, tapi aku harus mengalah ketika Al duluan yang sampai di dalam kamar mandi.

"Jangan lama ya Al," teriak ku dari luar

"Siap," jawab Al.

Ku langkahkan kaki menuju teras rumah, menunggu kepulangan bunda dan abi,

Lima belas menit kemudian ku lihat mobil abi memasuki pagar, abi segera turun kemudian berlari kesisi penumpang untuk membukakan pintu.

Aku terus memperhatikan siapa yang ada di dalam kursi penumpang itu.

"Astagfirullah bunda," aku berlari menghampiri mereka, ku lihat wajah bunda sangat pucat

"Bunda kenapa bi?" tanyaku pada abi.

"Ga kenapa-kenapa bang, tolong tutup pintu mobil ya," ucap abi sembari menggendong bunda.

Ku tutup pintu mobil, kemudia berlari menyusul abi yang sudah masuk kedalam rumah.

Abi merebahkan bunda di atas tempat tidur, ku perhatikan dua wajah orang yang kusayang bergantian. Aku terus bertanya-tanya dalam hati,

kenapa dengan bunda?

Abi terlihat sangat kacau, kemeja yang biasa rapihpun sekarang sudah berantakkan.

Abi duduk di lantai sembari terus memegangi tangan bunda, ku lihat dari samping ada setetes air mata yang keluar dari mata abi.

"Abi," ucapku sembari memegang pundak abi.

Abi menoleh menghadapku dan memelukku dengan erat, ku dengar suara isak tangis abi yang sedikit tertahan, air mataku ikut meleleh melewati pipi dan membasahi bahu abi.

Aku tak tau apa yang terjadi tapi mengapa rasanya sungguh menyesakkan?

"Abi, abang kenapa berpelukkan?" tanya Al yang sudah selesai mandi.

"Sini sayang," ucap abi sembari membuka tangannya.

Al menghampiri kami dan sedetik kemudian abi kembali memelukku dan juga Al, Al menatapku bingung dan hanya ku balas dengan gelengan kepala yang lemah.

"Bi," aku coba memanggil abi agar abi dapat menjelaskan semuanya.

Abi menatap kami bergantian, air matanya terus menggenang dari pelupuk mata abi.

"Abang," ucap abi serak sembari melihat ke arahku "Al," lanjut abi.

"Ya bi," ucap kami bersamaan.

"Doakan bunda ya, doakan bunda dan dede bayi ya," ucap abi

Aku dan Al kembali berpandangan saling bertanya dalam hati tentang ucapan abi.

"Alhamdulillah bunda sedang mengandung adik kalian, kalian doain ya,"

"Alhamdulillah jadi Al mau punya adik bi?"

Abi hanya mengangguk lemah pertanyaan Al.

Kenapa abi sedih?
Bukannya harusnya bahagia?

"Kalian mau kan bantuin abi?"

Aku dan Al mengangguk bersamaan,

"Bantu apa bi?" tanyaku
"Jika abi sedang tidak ada dirumah tolong kalian jagain bunda ya, hubungi abi kalau ada apa-apa dengan bunda,"

Ku anggukkan kepala dengan penuh semangat

"Insyaa Allah besok pagi akan ada yang bantu-bantu dirumah, bunda ga boleh terlalu lelah dan stres jadi abi minta tolong sama abang dan juga Al untuk bisa mandiri, mulai dari menyiapkan segala kebutuhan sekolah seperti sepatu, buku, tas dan alat tulis, dan jangan bikin bunda marah ya nak, abi takut bunda drop kalau bunda terlalu capek dan juga stres,"

"Iya bi Al janji jadi anak sholeh dan Al juga janji akan jagain bunda," jawab Al.

"Abang juga bi," sambungku

"Terima kasih ya sayang, kalau gitu kita keluar ya, biarkan bunda istirahat dulu,"

Aku, abi dan Al keluar meninggalkan bunda yang masih terbaring lemah.

***

Sepi rasanya hari ini, ayah sedari tadi selepas magrib sudah masuk ke dalam kamar untuk menemani bunda.
"Bang, sepi ya," ucap Al sembari merakit lego miliknya.

"Iya Al, biasanya jam segini kita lagi bercanda," balasku
"Iya bang, bang, bunda kapan ya bangunnya? Al sedih lihat bunda tidur terus,"

"Sama Al, kita doain aja biar bunda bisa sembuh kaya biasanya,"

"Aamiin,"

"Al rapihkan mainan kamu, sudah malam abang mau gelar kasur nih," ucapku sembari berjalan menuju belakang buffet untuk mengambil kasur yang biasa kami pakai.

"Iya bang tunggu," Al segera merapihkan mainan yang berserakan di lantai hingga bersih, ku gelar kasur di atas karpet bulu ruang keluarga kami.

Rasa kantuk mulai menyerang, tak lupa aku berdoa untuk ummi agar Allah melapangkan kuburnya dan juga untuk bunda, agar bunda dapat sehat seperti biasanya.


Tbc...

Haii guys. Gimana nih kabarnya?
Maaf ya baru bisa update lagi.

Karena emang ga tau kenapa lagi mentok aja imajinasinya

Ini aja ga tau nyambung atau engga
Hehehe

Mohon maaf lahir batin ya

Jangan lupa tetep vote dan commen
Karena apresiasi kalian itu sangat berharga bagi author

See you next part...

Surga KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang