7.get to know you deeply

994 65 24
                                    

"Kamu—kamu kenapa ada disini?" Jae Hwa memandangnya dengan dahi berkerut. Jujur dia tidak menyangka akan bertemu pria ini disini. Pria itu masih mengembangkan senyumnya. Tangan yang dipakai untuk menopang kepalanya sekarang berada di sandaran bangku taman yang tepat berada dibelakang punggung Jae Hwa. Mengubah arah pandangnya kedepan. Bibirnya masih mengembangkan senyuman. Menarik napas yang lumayan panjang dan kemudian menghembuskannya perlahan. Menengadahkan kepalanya keatas.

"Jae Hwa—aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Aku baru saja akan menghubungimu nanti. Untuk mengajakmu bertemu." ucapnya yang kemudian kembali menatap Jae Hwa.

Untuk apa? Maksudku untuk apa dia mengajakku bertemu?

Jae Hwa melemparkan pandangannya kearah lain. Cukup membuatnya tidak nyaman bertatapan dengan pria disampingnya ini. Apalagi dapat ia rasakan kalau pria ini masih memperhatikannya. Jae Hwa merapihkan rambutnya kebelakang telinga. Alih² menenangkan otaknya justru sekarang malah menambah beban otaknya.

Jae Hwa juga tidak ada niatan untuk melihat atau bahkan melirik pria disebelahnya ini. Karena ia tahu bahwa pria itu tengah menatap kearahnya. Sungguh risih. Tapi tidak lama kemudian pria itu berdeham untuk memecahkan keheningan diantara mereka. Ia sudah tidak menatap Jae Hwa. Melainkan menatap lurus kedepan, ralat—melihat kearah mata Jae Hwa sekarang. Disebrang mereka, ada bangku taman juga yang diisi oleh sepasang kekasih yang sedang bercanda. Dimana sang pria sedang membuat ekspresi konyol diwajahnya yang mampu membuat si wanita sampai tertawa terbahak-bahak.

Tidak lama kemudia Jae Hwa menatap kearah pria yang berada disebelahnya ini. Begitupun dengan pria itu. Mereka saling berkontak mata sehabis melihat pemandangan yang cukup membuat orang-orang yang masih menyandang status sendiri menjadi cemburu. Entahlah, apa yang ada didalam pikiran mereka masing-masing. Tetapi setelahnya Jae Hwa menunduk. Kembali melihat pasangan kekasih itu, terutama yang pria(?) melihatnya kembali berhasil membuat Jae Hwa teringat dengan Taehyung. Pria itu sering sekali tidak dapat mengontrol ekspresi wajahnya didepan Jae Hwa, yang mampu membuat Jae Hwa tertawa seperti perempuan itu. Bahkan lebih.

Aish, padahal semalam aku baru bertemu dengannya. Tapi kenapa—

"Jae Hwa-ya, kemarilah." jika saja pria yang berada disebelah Jae Hwa tadi tidak memanggilnya mungkin Jae Hwa bisa melamunkan Taehyung sampai petang nanti.

Jae Hwa sendiri terkejut karena teriakan pria itu. Karena Jae Hwa sendiri tidak tahu sejak kapan pria itu sudah berada di ayunan taman. Seingat Jae Hwa tadi pria itu masih disebelahnya.
Jae Hwa mengambil tasnya kemudian beranjak dari duduknya untuk menghampiri pria tersebut. Dapat dilihat ditangan sebelah kanan pria tersebut terdapat dua es krim dengan rasa yang sama. Vanila.

"Ada apa Jimin-Ssi? " eh, tunggu dulu. Aku tidak salah memanggilnya kan? Namanya benar Jimin, kan?

Jae Hwa sendiri tidak yakin namanya Jimin. Sempat dberi tahu oleh Namjoon waktu itu. Tetapi Jae Hwa tidak terlalu mengingatnya lagi. Dasar pelupa.

Jimin berdiri dari duduknya kemudian menuntun tubuh Jae Hwa untuk duduk di ayunan yang sempat ia duduki tadi. Jae Hwa sempat terkejut, tetapi ia tetap duduk di ayunan tersebut.

"Ini, untukmu." ucap Jimin sambil memberikan satu buah es krim yang ia pegang dari tadi. Jae Hwa menerimanya dengan senyuman dan berkata terimakasih. Kemudian Jimin berjalan kebelakang ayunan untuk mengerakkan ayunan yang diduduki oleh Jae Hwa. Jae Hwa tidak berkomentar apapun. Dia senang. Sudah lama sekali ia tidak naik ayunan seperti sekarang. Jika di ingat ingat terakhir kali ia naik ayunan sekitar umur empat atau lima tahun. Jadi, jika seperti ini ia berasa kembali ke masa kecilnya. Apalagi di temani dengan satu buah es krim rasa vanila. Vanila memang rasa favoritnya. Ditambah dengan angin yang membuat helaian rambutnya terbang kebelakang.

My Little Wife | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang